Kisah lucu pelanggan nakal Kalijodo, dibuang ke kali & ditelanjangi
Merdeka.com - Banyak cerita tersisa dari penertiban kawasan Kalijodo, Jakarta Utara yang menjadi lokalisasi kelas pinggiran sejak tahun 1960-an. Kali ini soal para pria hidung belang yang tak bermodal. Sudah kencan, mereka tak mau bayar.
Pada 29 Februari nanti, kawasan Kalijodo yang sebagian memiliki 60 kafe dan 445 pekerja seks komersial (PSK) akan rata dengan tanah. Pemprov DKI sudah menjadwalkan pembongkaran bangunan yang berada di tanah negara itu untuk dijadikan taman dan ruang terbuka hijau.
Sebanyak 80 kepala keluarga sudah direlokasi ke Rusun Marunda, Jakarta Utara pada Minggu (21/2) kemarin. Mereka diangkut dengan menggunakan 4 bus dan dua truk milik Satpol PP.
-
Apa yang dibangun di Kalijodo? Hingga pada tahun 2014, Basuki Tjahaja Purnama yang saat itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, menyulap Kalijodo menjadi RTH dan RPTRA.
-
Di mana Kalijodo berada? Mantan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menemukan lapak jualan yang padat, bangunan retak, hingga sampah yang menggunung.
-
Dimana PKL itu direlokasi? PKL itu sebelumnya berdagang di trotoar rumah sakit.
-
Dimana pemukiman padat di Jakarta Barat? Pemukiman di daerah Pesing Koneng, Kedoya Utara, Kebun Jeruk ini misalnya.
-
Kapan Kalijodo dibenahi? Kalijodo setelah 5 tahun yang lalu kita benahi menjadi RTH-RPTRA.
-
Kapan PKL dilakukan? Biasanya, PKL diberikan pada siswa setelah melewati tahun ketiga di sekolah.
Cerita soal kehidupan malam di Kalijodo banyak menyisakan kenangan. Salah satunya tentang para pria hidung belang yang tak punya uang tapi ingin menyalurkan syahwat mereka.
Salah satu cleaning service yang bekerja di salah satu kafe di Kalijodo mengatakan bahwa beberapa tahun lalu, pelanggan yang tidak membayar PSK di Kalijodo dipermalukan di muka umum dengan pulang tanpa busana.
"Dulu banget pernah ada yang ditelanjangin sama preman sini. Gara-gara enggak mau bayar," ujar salah seorang cleaning service yang enggan menyebutkan namanya kepada merdeka.com, Minggu (21/2).
Preman-preman anak buah Abdul Azis atau yang dikenal dengan Daeng Azis menggiring pelanggan tersebut keluar kafe dengan tanpa busana melewati Jalan Kepanduan II Kalijodo.
"Di sini dijaga keamanannya. Ada premannya. Yang macem-macem kalo yang enggak mau bayar dikasih pelajaran, biar enggak ada lagi yang kayak gitu. Makanya di sini aman sekarang," tambahnya.
Tak hanya ditelanjangi, di kesempatan berbeda, kejadian lebih tragis dialami pelanggan nakal lainnya. Salah satu warga Kalijodo, Jamal (bukan nama sebenarnya) mengungkapkan, ketika itu para warga menebar ancaman terhadap lelaki hidung belang yang tak mau membayar PSK dengan melempar mereka Kali Muara Angke.
Jamal mengatakan, setiap berhubungan intim lelaki hidung belang membayar sekitar Rp 100-200 ribu. "Kalau yang pada nggak bayar, diceburin ke Kali Angke," ujar Jamal kepada merdeka.com di Kawasan Kalijodo, Jakarta, Sabtu (20/2).
Menurut dia, ketika itu di pinggir Kali Muara Angke belum dibangun tembok. Tinggi tembok bercat hijau tersebut sekitar satu meter dengan panjang sekitar 2 kilometer.
"Itu dulu waktu masih belum dibentengin kalinya, mudah diceburin dulu," kata dia. Pantauan merdeka.com di lokasi, luas kamar untuk berhubungan intim berukuran 1,5 x 2,5 meter. Menuju kamar tersebut harus berjalan di lorong sempit hanya cukup untuk satu orang.
"Setiap malam selalu ramai, terutama weekend ramai sekali," tandasnya.
Meski masih ada perlawanan dari pengacara Daeng Aziz, rencana pembongkaran bangunan di Kalijodo dipastikan akan terus berjalan. Warga diberi waktu untuk membongkar sendiri dan pindah ke rusun sebelum alat berat milik Pemprov DKI akan menghancurkan seluruh bangunan yang ada.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kedua pelaku penganiayaan dibekuk di Jalan Babussalam, Makassar.
Baca SelengkapnyaPolisi telah mendatangi cafe di Kawasan Dau, Kabupaten Malang, diduga sebagai lokasi kejadian.
Baca SelengkapnyaSalah satu korban mengaku diimingi kerja di klinik kecantikan oleh perekrut sebelum dijadikan PSK.
Baca SelengkapnyaPartner In Crime, Calo dan Honorer Dispendukcapil Malang Pungli Warga Urus KTP hingga KK
Baca SelengkapnyaPuluhan bangunan kafe juga ternyata tidak memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
Baca SelengkapnyaBupati Jepara sampai meminta maaf akibat wisatawan tidak dapat ke Karimunjawa.
Baca SelengkapnyaKorban sering memarahi pelaku dengan kata-kata yang menyakiti perasaan.
Baca SelengkapnyaTerdapat satu alat berat juga ikut merobohkan bangunan tersebut.
Baca SelengkapnyaSakit hati usai diejek oleh korban, pelaku membacok leher korban
Baca SelengkapnyaPemerintah DKI Jakarta menertibkan bangunan liar di Kawasan Royal, Penjaringan, Jakarta Utara, usai menerima laporan adanya praktek prostitusi setiap harinya.
Baca SelengkapnyaPenarikan retribusi dilakukan di dua lokasi menuju Pantai Tanjung Kait.
Baca Selengkapnya