Kisah tim pemburu buaya di Pondok Dayung, terpaksa tinggalkan keluarga saat Lebaran
Merdeka.com - Kemunculan buaya di perairan dermaga Pondok Dayung, Tanjung Priok, bikin heboh. Apalagi, sejak naik ke permukaan air pada Kamis (14/6) sore lalu, hingga kini belum bisa tertangkap.
Sejumlah pihak terkait dikerahkan untuk memburu buaya muara yang panjangnya diperkirakan mencapai 3 meter. Mulai dari TNI AL, Basarnas, Kepolisian, SAR dan masih banyak lagi.
Kasie Ops Sudin Damkar dan Penanggulangan Bencana Jakarta Utara, Abdul Wahid, mengakui sejumlah personelnya sampai tidak sempat ber-Lebaran karena mencari buaya.
-
Bagaimana tim SAR menemukan korban? Seorang pendaki belum ditemukan. pencariannya akan dilanjutkan hari ini dengan menurunkan 50 tim gabungan untuk menyisir lokasi yang belum ditelusuri kemarin.
-
Di mana penyelam menemukan bangkai kapal? Di lepas pantai Pejabat setempat menyisir pesisir pantai dan memilih sejumlah lokasi yang memiliki struktur bangunan bawah laut yang tidak lazim untuk dijelajahi penyelam.
-
Siapa yang menemukan bangkai kapal? Para penyelam angkatan laut tak sengaja temukan kapal karam berusia 2.200 tahun yang berada di sepanjang pantai Kroasia.
-
Bagaimana tim pencari harta karun mendeteksi bangkai kapal? Perusahaan ini dilengkapi dengan kapal bawah air tak berawak yang mampu menyelam hingga 6.000 meter di bawah permukaan laut, bersama dengan teknologi sonar yang baru.
-
Siapa yang terlibat dalam evakuasi korban? Mereka menggenapi ratusan personel tim SAR gabungan yang sudah lebih dulu berada di lokasi, terdiri dari Kantor SAR Gorontalo, Korem, Kepolisian Daerah, Palang Merah Indonesia, Kelompok Pencinta Alam, serta grup relawan dan lainnya.
-
Siapa yang terlibat dalam misi ini? 'Apabila kita menemukan kehidupan sejauh ini dari Matahari, itu akan menunjukkan bahwa kehidupan dapat berasal dari tempat lain selain Bumi,' ujar Mark Fox-Powell, seorang mikrobiolog planet dari Open University.
"Ya, kita sampai ada yang enggak pulang juga, karena kebetulan personelnya," ungkap Wahid saat ditemui di lokasi, Senin (18/6/2018).
Wahid menjelaskan, personelnya memang langsung bergerak menyisir sejumlah lokasi untuk mencari keberadaan buaya tersebut setelah mendapatkan laporan.
"Iya kita setelah dapat informasi, kita langsung tugaskan anggota untuk mencari," katanya.
Kepala pleton dari Tim Damkar, A. Mursid juga mengamini. Dia dan anak buahnya terpaksa tetap bekerja di hari Lebaran karena fokus pada misi pencarian buaya muara.
"Betul sekali. Sudah di-aplus. Tapi saya alhamdulillah hari ini pulang," ucapnya.
Tim Damkar merupakan salah satu dari tim gabungan pencarian buaya. Tim gabungan pencarian buaya diinisiatori oleh Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kepulauan Seribu. Hari ini merupakan hari kedua tim gabungan melakukan pencarian.
Mereka menyisir dengan 11 kapal di 4 titik wilayah pencarian. Tim Damkar menyisir sepanjang daerah Ancol, selanjutnya ada tim Basarnas yang menyisir ke arah Kali Adem.
Kemudian ada juga tim TNI AL yang menyisir ke dekat lokasi awal penemuan buaya, Pondok Dayung dan tim terakhir yaitu gabungan dari sejumlah tim Kepolisian, seperti Polres, Satpol PP dan Polair yang menyisir ke sepanjang wilayah laut.
Total ada 109 personel gabungan yang mencari buaya muara. Adapun rinciannya sebagai berikut:
1. TNI AL : 15
2. Koramil : 4
3. Polres : 25
4. Dit Polair : 18
5. Damkar : 25
6. Pol PP : 6
7. Kan SAR : 7
8. JAA : 5
9. Tim Ragunan : 4
Reporter: Yunizafira Putri
Sumber: Liputan6.com (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Belum diketahui berapa total buaya kabur, namun dipastikan sudah ada 3 ekor yang berhasil ditangkap
Baca SelengkapnyaNamun saat berada di 52 NM dari Pelabuhan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, kapal tersebut dihantam cuaca buruk.
Baca SelengkapnyaProses evakuasi nelayan dari dermaga yang berada di Kecamatan Tegalbuleud ini membutuhkan waktu yang cukup lama yakni dari pagi dan baru selesai sore.
Baca SelengkapnyaBaru buaya titipan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang berukuran 3 sampai 5 meter setelah lepas dari penangkaran ditangkap.
Baca SelengkapnyaSeorang kru yang selamat mengaku sempat melihat temannya meninggal dunia di tengah lautan
Baca SelengkapnyaSebelumnya lima ekor di antaranya sempat kabur karena tembok penangkaran yang jebol.
Baca SelengkapnyaKapal tersebut berangkat dari Pelabuhan Brondong, Lamongan, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaSebanyak 11 anak buah kapal (ABK) akhirnya ditemukan selamat setelah sempat terombang-ambing di Selat Malaka. Mereka ditemukan nelayan yang melintas.
Baca SelengkapnyaKM Lebanon tenggelam akibat dihantam ombak besar. Sebanyak 19 penumpang dilaporkan selamat setelah ditolong nelayan setempat.
Baca SelengkapnyaKeseluruhan korban meninggal dunia setelah dilakukan identifikasi di Puskesmas Mawasangka Timur.
Baca SelengkapnyaKedua jenazah ditemukan tak jauh dari bendungan PT Wampu Electric Power (WEP)di Desa Rih Tengah, Kecamatan Kutabuluh, Karo.
Baca SelengkapnyaKasi Operasi Kantor SAR Padang, Hendri mengatakan, empat orang tersebut terdiri dari Ibu dan 3 anaknya.
Baca Selengkapnya