Klaim-klaim Jakarta sukses atasi banjir 2014
Merdeka.com - Jakarta kembali dilanda banjir. Berbeda dengan tahun sebelumnya saat Jokowi baru memimpin, banjir di awal tahun 2014 kali ini dianggap tidak terlalu parah. Bahkan sejumlah langkah antisipasi yang dilakukan Pemprov DKI dinilai telah mengurangi titik banjir.
Benarkah Jokowi dan Ahok sudah sukses mengurangi banjir? Padahal, banjir yang terjadi saat ini masih merupakan awal permulaan musim hujan. BMKG sendiri telah mengeluarkan prediksi curah hujan masih akan tinggi dan akan mencapai puncaknya hingga Februari mendatang.
Berikut sejumlah klaim-klaim pemprov DKI Jakarta telah berhasil mengatasi banjir seperti yang dihimpun merdeka.com:
-
Bagaimana Jokowi atasi krisis air? Jokowi menyampaikannya, beberapa negara saat ini dilanda krisis Air. Untuk itu, Ia mengimbau agar potensi air di dalam negeri bisa dimanfaatkan melalui beragam infrastruktur, dengan begitu air tidak langsung mengalir ke laut.
-
Di mana saja Jakarta banjir? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. 'Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta,' kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).Adapun data wilayah terdampak diantaranya Jakarta Selatan.
-
Dimana banjir Jakarta tahun 2020 terjadi? Tercatat sekitar 158 kelurahan terendam banjir. Tak hanya merendam pemukiman warga, air juga menggenang di jalan-jalan.Akibatnya, sejumlah transportasi umum seperti KRL, Transjakarta, dan penerbangan di Halim Perdanakusuma dihentikan.
-
Kenapa Jakarta banjir? 'Penyebab curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung,' ujar dia.
-
Bagaimana cara mengatasi banjir? Sampai dengan sekarang, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk melakukan normalisasi jalur KA di Stasiun Semarang Tawang. Selain itu, pihaknya juga mengerahkan peralatan dan material yang diperlukan serta ratusan petugas untuk memperbaiki jalur yang terdampak banjir supaya bisa dilewati kembali oleh perjalanan kereta api.
-
Kenapa banjir Jakarta masih terjadi hingga saat ini? Hingga kini banjir masih menjadi masalah yang belum terselesaikan di Jakarta.Selain karena faktor Jakarta berada di dataran rendah dan dilalui oleh sungai-sungai yang berasal dari Bogor, faktor lain banjir masih terjadi hingga saat ini adalah limbah sampah. Masih banyak warga yang membuang sampah sembarangan yang membuat aliran sungai tersumbat.
4 Pompa di Pluit cukup buang air ke laut
Saat ketinggian air terus naik pada Senin (13/1) lalu, Jokowi sempat memantau rumah pompa air yang ada di Waduk Pluit, Jakarta Utara. Di situ ada tujuh pompa yang digunakan untuk menyedot air untuk dibuang ke laut.Jokowi mengatakan dari tujuh pompa yang ada di rumah pompa tersebut hanya diaktifkan empat pompa. Lantaran, empat pompa tersebut cukup untuk mengeluarkan semua air ke laut. "Dari tujuh pompa ada empat pompa yang dihidupkan karena sudah cukup dan mampu bawa air keluar," ujarnya.Saat Jokowi meninjau, posisi ketinggian air yang ada di rumah pompa tersebut berkisar minus 165 sentimeter dan mampu menampung 1,2 juta kubik. "Ini bisa sampai minus 200 sentimeter, tetapi minus 160 juga sudah cukup untuk atasi banjir," kata dia.
Normalisasi waduk berhasil minimalkan banjir
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengklaim banjir yang terjadi saat ini sudah lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Dan ini merupakan bentuk keberhasilan yang telah dicapai dengan melakukan normalisasi waduk dan sungai."Banjir sebenarnya kalau kita ngomong jujur banjir kali ini dibanding Januari tahun lalu ini lebih kecil," ujar Ahok usai melakukan rapat koordinasi dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan), Senin (13/1).Namun, Ahok tidak memungkiri bahwa banjir yang terjadi saat ini belum memasuki puncak dari musim penghujan. Tapi dia tidak mempermasalahkan hal tersebut. Karena menurutnya yang paling penting untuk disiapkan adalah cara menanggulangi banjir saat puncak musim penghujan. "Bukan puncaknya yang ditakuti, tapi sistemnya yang harus disiapkan. Di utara dengan saluran yang kita bersihkan itu efektif. Coba liat daerah utara hampir gak kena," ungkapnya."Selama pompa-pompa kita ini beres dan waduk kita turunkan ke bawah, semua oke," tambahnya.Ahok membandingkan apa yang terjadi pada 2012, sebelum dirinya dan Jokowi memimpin DKI Jakarta. "Inget gak dulu hujan dikit Jalan Sudirman dan Thamrin tergenang, termasuk utara Pluit semua tergenang. Kenapa Jalan Sudirman dan Thamrin beres? Karena Waduk Pluit mulai beres," tutupnya.
Koordinasi pusat dan daerah soal banjir lebih baik
Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo menilai wajar jika ada warga Jakarta yang kecewa dengan kepemimpinan Jokowi soal banjir. Namun dia menilai, upaya mengatasi banjir makin baik di masa Jokowi terutama soal koordinasi."Yang dulu menaruh harapan pada Jokowi agar bisa cepat atasi banjir, sekarang belum terbukti, wajar kecewa. Satu tahun, lima tahun belum tentu bisa mengatasi banjir, kemacetan," ujar Tjahjo di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (15/1).Namun dia membantah jika selama ini pemerintahan Jokowi tidak melakukan perubahan. Termasuk soal sejumlah program untuk mengatasi kemacetan dan banjir di ibu kota. "Setahun ini sudah ada langkah, koordinasi pemerintah pusat dan daerah, dari 10 tahun terakhir baru tahun ini (ada koordinasi)," tegas jubir PDIP ini.Dia memaparkan, salah satu program Jokowi untuk mengatasi banjir yakni komunikasi dengan pemerintah daerah lain, seperti, Bogor, Tangerang dan Cianjur. Termasuk soal membersihkan gorong-gorong dan memanfaatkan waduk."Banjir sudah dikomunikasikan ke Bogor, Tangerang, Puncak, Cianjur. Langkah pemda (DKI) juga sudah mulai, kawasan danau, gorong-gorong," kata Tjahjo.
Berhasil kurangi titik banjir
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Danang Susanto, mengklaim pihaknya sudah berhasil meminimalisir banjir tahun ini. Terbukti dari berkurangnya titik banjir dari sebelumnya."Titik banjir menurun, saat ini ada 35 titik banjir di Jakarta," ujar Danang di kantornya, Senin (13/1).Menurut Danang, menurunnya dampak banjir karena beberapa waduk dan sungai yang mulai keruk meski belum sempurna. Di era kepemimpinan Fauzi Bowo (Foke), tambahnya, banjir terjadi di 62 titik. "Berkurangnya titik banjir tersebut karena adanya Kanal Banjir Barat dan Kanal Banjir Timur yang mampu menampung debit air yang besar," tandasnya.
Antisipasi banjir Jakarta sudah lebih baik
Antisipasi banjir DKI Jakarta yang terjadi sejak Minggu (12/1) diklaim sudah lebih baik dari tahun sebelumnya. Perbaikan ditunjang beragam upaya normalisasi di sejumlah sungai yang sudah dilakukan sejak 2013."Saya kira insya Allah kondisi kita lebih baik, baik dari segi infrastrukturnya maupun dari kapasitas sungai," kata Dirjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum, Mohamad Hasan, dalam konferensi pers di kantor Kementerian Pekerjaan Umum, Senin (13/1).Hasan mengatakan upaya antisipasi banjir ini merupakan kerja sama kementeriannya dan instansi teknis Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Upaya normalisasi, sudah dilakukan sejak Desember 2013.Empat sungai, sebut Hasan, sudah dinormalisasi, yakni Sungai Angke, Ciliwung, Pesanggrahan, dan Sunter. Kementerian Pekerjaan Umum juga sudah membuat sodetan yang menghubungkan Sungai Ciliwung dan Banjir Kanal Timur (BKT).Melalui sodetan tersebut, papar Hasan, diharapkan ketika debit air di Ciliwung meningkat, air tersebut akan mengalir ke BKT. "Perbaikan beberapa muara sungai juga sudah dilakukan beberapa bulan lalu," imbuh dia.
Baca juga:Ini 5 banjir besar yang pernah melumpuhkan JakartaDi zaman Ali Sadikin, butuh USD 800 juta untuk atasi banjirBang Ali pun kalah dengan banjir5 Aksi Ical beri perhatian korban banjirIni jembatan di Jalan Tb Simatupang yang ambles (mdk/bal)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sodetan Ciliwung ini diharapkan dapat menangani banjir di Jakarta.
Baca SelengkapnyaStasiun Pompa Ancol Sentiong, diklaim Jokowi bisa mengurangi banjir DKI Jakarta hingga 62 persen
Baca SelengkapnyaHeru menyatakan, telah memantau penanganan banjir di Hek Kramat Jati. Dia mengeklaim, saat ini banjir sudah terkendali.
Baca SelengkapnyaHampir setiap tahun Jakarta dilanda banjir. Salah satu penyebabnya minim kawasan resapan air.
Baca SelengkapnyaJokowi mengingatkan, selesainya sodetan Ciliwung, baru menyelesaikan 68 persen masalah banjir Jakarta.
Baca SelengkapnyaProyek sodetan Ciliwung dikerjakan selama 11 tahun.
Baca SelengkapnyaBerkat kerja sama Pemprov DKI sekarang dan Kementerian PUPR, proyek sodetan Ciliwung kini dapat diselesaikan.
Baca SelengkapnyaGanjar mengunjungi korban banjir di Demak, Jawa Tengah
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, masih terdapat 38 persen pekerjaan rumah dalam menyelesaikan persoalan banjir di Jakarta.
Baca SelengkapnyaPj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi menegaskan proyek Sodetan Ciliwung dimulai dari 2012.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi blak-blakan biang kerok pembangunan Sodetan Ciliwung sampai memakan waktu 11 tahun.
Baca SelengkapnyaJika upaya penanganan banjir tidak diatasi dan dijalankan dengan baik, menurut Heru Jakarta akan rawan terhadap air bersih.
Baca Selengkapnya