Komunitas Betawi protes Pemprov DKI ubah nama Jalan Mampang-Warung Buncit
Merdeka.com - Rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengubah nama jalan di Jakarta Selatan, tepatnya jalan terusan dari jalan HR Rasuna Said (Kuningan), perbatasan Jalan Gatot Subroto, Jalan Mampang Raya, Jalan Warung Buncit Raya, hinga perbatasan Jalan TB Simatupang Prapatan, menjadi Jalan Jenderal Besar AH Nasution menuai protes.
Hal ini dinilai tidak melalui proses sebagaimana mestinya. Apalagi kawasan Mampang dan Warung Buncit terkenal sebagai salah satu kampung Betawi yang masih eksis di ibukota negara ini.
Beberapa komunitas masyarakat Betawi menyampaikan protesnya pada Rabu (31/1). Mereka antara lain Betawi Kita, Baca Betawi, Forum Jurnalis Betawi, Pustaka Betawi, dan sebagainya. Bahkan mereka mengajukan petisi penolakan pergantian nama di salah satu kampung Betawi ini.
-
Apa usulan Bamus Betawi tentang gubernur Jakarta? 'Kita sudah berembuk di dalam internal majelis adat, ada empat usulan itu. Yang pertama tentang susunan pemerintahan. Kita mengusulkan agar gubernur dan wakil gubernur ditunjuk oleh presiden,' kata Oding saat dihubungi merdeka.com, Kamis (7/12).
-
Bagaimana Batik Betawi berkembang di Jakarta? Mengutip situs Indonesia Kaya, melihat antusiasme pasar batik di Jakarta yang menjanjikan, pengusaha batik Tionghoa mendatangkan perajin dari kota batik Pekalongan dan Solo untuk membangun industri batik di Jakarta.
-
Bagaimana perubahan nama DKI Jakarta berpengaruh ke ekonomi? Perubahan ini tidak hanya sekedar perubahan nama, tetapi juga mengandung dampak besar dalam hal kebijakan ekonomi dan pemerintahan.
-
Dimana letak permukiman terbengkalai di Jakarta? Baru-baru ini sebuah kawasan di wilayah Jakarta Timur yang terbengkalai terungkap, dengan deretan rumah yang ditinggalkan oleh penghuninya.
-
Mengapa Desa Bejijong disebut Kampung Majapahit? Desa Bejijong di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur diduga kuat merupakan lokasi ibu kota Kerajaan Majapahit pada masa silam. Kini, desa ini merupakan kawasan konservasi warisan Majapahit dan pariwisata strategis.
-
Apa nama wilayah Jakarta di masa awal? Siapa sangka jika Ibu Kota Jakarta dulunya hanya sebuah wilayah pelabuhan kecil dengan luas wilayah sekitar 125 KM persegi.
JJ Rizal, seorang pendukung petisi yang juga Sejarawan dan Penerima Anugerah Budaya Gubernur DKI Jakarta 2009, berpendapat dalam 25 tahun terakhir, banyak nama-nama kampung dan jalan-jalan yang mengacu pada memori kolektif masyarakat Betawi lenyap. Seperti Kampung Dua Ratus di Pondok Gede, Jakarta Timur, yang hilang dan kini masuk Kelurahan Halim. Kemudian Kampung Pecandran dan Kampung Petunduan, yang bukan hanya namanya, tapi kampungnya secara fisik pun hilang.
Padahal toponimi di belahan dunia mana pun selalu berkait dengan asal-usul dan sejarah tempat tersebut. Ada alasan dan latar belakang tertentu, kenapa suatu nama dijadikan nama kampung atau lokasi tertentu. Maka itu, nama-nama kampung yang berbau lokal ini sangat penting sebagai bagian dari sejarah penduduk Jakarta.
"Pembangunan bukan saja membuat orang Betawi tergusur dari kampung kelahirannya, tapi lebih mengenaskan lagi, memori sejarah mereka yang hidup di dalam nama-nama jalan dan kampungnya pun dihilangkan. Mengingat salah satu janji politik Gubernur Anies Baswedan adalah merayakan kebudayaan Betawi dan mengangkat harkat martabat orang Betawi, maka kami menilai salah satu langkah penting dari hal itu adalah menyelamatkan sejarah orang Betawi yang hidup di dalam nama-nama kampung. Bukan malah menggantinya atau membiarkan diganti," ujar JJ Rizal pada Merdeka.com.
Hemat Bang Rizal, sebaiknya pemerintah kota mencarikan tempat lain yang tidak menyimpan memori kolektif warga Betawi, demi menghormati jasa pahlawan nasional Jenderal AH Nasution.
Yahya Andi Saputra, seniman Betawi dan Ketua Asosiasi Tradisi Lisan Jakarta, juga berpendapat senada. Kata dia, kami sangat menyesalkan kebijakan aparat Pemprov DKI Jakarta, yang seharusnya ikut mendukung kebudayaan Betawi. Upaya penggantian nama jalan yang merupakan identifikasi dari nama kampung seperti yang terlihat saat ini padaJalan Mampang dan Warung Buncit Raya, sangat kami sesalkan.
"Kami memohon agar gubernur menyetop upaya penggantian nama Jalan Mampang dan Buncit Raya itu, karena merupakan manifestasi dari nama-nama kampung Betawi," pungkas dia.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tak hanya tersingkir dari perkotaan, kata Mahfud, warga Betawi juga terpaksa menjual tanah untuk keperluan industri hingga investasi.
Baca SelengkapnyaKetua Forum Betawi Rempug (FBR) Rawa Bunga Abah Latief menjelaskan peristiwa tersebut hanya masalah kesalahpahaman dan miskomunikasi.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, jika nantinya usulan tersebut dilaksanakan akan berpotensi untuk mencederai cita cita reformasi dan bertentangan dengan sistem demokrasi.
Baca SelengkapnyaDialek Betawi Jawa ini memang belum banyak yang mengatahui, dan menjadi budaya unik serta khas.
Baca SelengkapnyaHal itu disampaikan saat bersilaturahmi Ketua Forum Betawi Rempug (FBR) K. H. Lutfi Hakim di Cakung, Jakarta Timur pada Kamis (3/10).
Baca SelengkapnyaHerman Khaeron ingin adanya kekhususan untuk menahan laju biaya hidup di Jakarta
Baca Selengkapnya"Lembaga adat dan kebudayaan Betawi perlu dapat nomenklatur serta tugas dan wewenang jelas dalam UU ini." kata Sylviana
Baca SelengkapnyaHal itu diungkapkan Pramono saat bertemu dengan dengan komunitas Plus Jakarta di kediamannya.
Baca SelengkapnyaPrasetio berharap berharap eksekutif dan legislatif duduk bersama mencari jalan keluar mengenai Kampung Susun Bayam.
Baca SelengkapnyaJakarta sudah beberapa kali mengalami perubahan nama.
Baca SelengkapnyaRano Karno atau biasa disapa Bang Doel melakukan blusukan ke wilayah Eretan 2, Condet, Jakarta Timur, Jumat (11/10).
Baca SelengkapnyaCalon Gubernur Jakarta Ridwan Kamil atau Bang Emil berkunjung ke Kantor Badan Musyawarah (Bamus) Betawi di Jatinegara, Jakarta Timur pada Jumat (6/9) malam.
Baca Selengkapnya