Korban Saipul Jamil serahkan barang bukti baru kasus pencabulan

Merdeka.com - Korban lain Saipul Jamil, MD (21), kembali menyambangi Polres Jakarta Utara. Bersama tim kuasa hukumnya, dia menyerahkan bukti baru dalam kasus dugaan pelecehan seksual dilakukan Saipul Jamil.

Tim kuasa hukum MD, Agus Rudjianto menuturkan bahwa kedatangannya juga berkoordinasi dengan pihak kepolisian tentang sejauh mana perkembangan kasus klienya.

"Hari ini kita mau koordinasi dengan kepolisian sudah sejauh mana perkembangan kasus yang kami laporkan. Sekaligus kami juga mau menyerahkan beberapa bukti tambahan," tutur Agus Rudjianto di halaman Polres Jakarta Utara, Jumat (11/3)

MD datang memakai masker berwarna hijau, menyerahkan barang bukti tambahan untuk dimasukkan dalam pemberkasan. Agus menuturkan banyak barang bukti baru diserahkan kepada polisi. Salah satunya pakaian ketika di rumah pedangdut Saipul Jamil.

"Ada pakaian ketika itu dipakai di tempatnya (rumah SJ) sama CD yang mau di orbitkan, sama skrip pembicaraan lewat telepon genggam, kebetulan klien kami kan pengarang lagu," kata Agus.

Agus pun menjelaskan bahwa pakaian yang digunakan MD pada saat peristiwa pelecehan terjadi, terdapat saksi yang melihat saat pelapor menggunakan pakaian tersebut. "Untuk mengenali lebih jauh petunjuk, waktu itu saksi-saksi lain mengenal korban dengan pakaian itu," jelasnya.

Untuk diketahui, Senin (29/2) seorang pemuda berinisial MD (20) mendatangi Polres Metro Jakarta Utara bersama kuasa hukumnya bernama Priyo Jatmiko. Ia menyebut bahwa kliennya itu adalah salah satu korban pelecehan yang diduga dilakukan oleh Saipul Jamil.

Sebelumnya, seorang pemuda berinisial DS (17), warga di Jalan Pepaya Raya, RT 16/16, Semper, Cilincing, Jakarta Utara, mengaku menjadi korban pencabulan yang dilakukan oleh pedangdut Saipul Jamil tersebut.

Saipul Jamil dibekuk Tim Resmob Polsek Kelapa Gading di kediamannya, yang terletak di Jalan Gading Indah Utara VI blok NH 10 No 5, RT 25/12, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Kamis (18/2) pekan lalu. Ia terjerat pasal 76 E ketentuan pidana pasal 82 ayat 1, dengan ancaman hukuman 5 sampai 15 tahun penjara dan denda sebesar Rp 5 milliar.