Kotak Amal Masjid Sunda Kelapa Juga Ditempeli Qris Palsu, Pelaku Diduga Orang Sama
Merdeka.com - Pengurus Masjid Agung Sunda Kelapa, Arief Rosyid menceritakan modus pemalsuan Qris di kotak amal dilakukan orang tidak bertanggung jawab. Pemalsuan Qris baru diketahui para pengurus pada minggu lalu.
Metode scan barcode atau Qris di kotak amal sebelumnya telah digunakan Masjid Agung Sunda Kelapa sebelum muncul penipuan bermodus Qris palsu tersebut.
Penipuan serupa ditemukan di masjid yang berlokasi di Menteng Jakarta Pusat itu terbongkar setelah pengurus masjid hendak bersedekah menemukan keterangan Qris berbeda dengan dimiliki Masjid Sunda Kelapa.
-
Dimana modus penipuan ini terjadi? Melansir dari Info Security Magazine, kasus ini baru saja terjadi dalam penerbangan domestik dan bandara di Australia yakni Perth, Melbourne, dan Adelaide.
-
Dimana penipuan itu terjadi? Aksi seorang Warga Negara Asing (WNA) melakukan pungutan liar (Pungli) berkedok sumbangan agama menyasar warga Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat.
-
Dimana penipuan terjadi? Pasangan ini memiliki sebuah pusat terapi di Kanpur, Uttar Pradesh, di mana mereka diduga meyakinkan orang-orang bahwa proses penuaan mereka dipercepat oleh polusi udara yang parah.
-
Siapa pelaku penipuan? Kelima tersangka tersebut telah dilakukan penahanan sejak tanggal 26 April 2024 dan terhadap satu WN Nigeria sudah diserahkan kepada pihak imigrasi untuk diproses lebih lanjut,' tuturnya.
-
Siapa yang terlibat dalam penipuan ini? Ia dituduh sebagai kaki tangan Barbara, namun tampaknya sangat bersedia untuk bersaksi melawan istrinya itu dengan imbalan hukuman yang lebih ringan.
-
Apa modus penipuan baru yang marak belakangan ini? Salah satunya yang marak belakangan ini adalah social engineering bermodus penipuan melalui permintaan untuk mengklik sebuah file undangan pernikahan berformat APK di WhatsApp (WA).
"Jadi minggu lalu itu, sebelum yang belakangan viral, bendahara pengurus Masjid Sunda Kelapa sudah menyadari ketika ingin sedekah di masjid, loh kok logonya itu yang kita lihat namanya Restorasi Masjid. Kita bingung kok restorasi masjid, kita punyanya Masjid Agung Sunda Kelapa," kata Arief kepada merdeka.com, Selasa (11/4).
Dicek Pengurus Masjid
Mengetahui Qris masjid diganti, cerita Arief, para pengurus mengecek tempat mereka menyimpan Qris dan CCTV.
"Setelah itu kita akhirnya cek ke beberapa titik lain tempat kita menaruh Qris dan memang sudah terganti semua. Kita juga melakukan koordinasi di pengurus, setelah itu kita ngecek di karyawan, cek keamanan. Bahkan, kita cek rekaman CCTV dan ternyata valid tuh video yang menggambarkan orang nempel-nempel tanpa izin ini sama dengan di masjid lain," ujar Arief.
Arief mengatakan, penggantian Qris merupakan modus kejahatan baru yang dilakukan oleh kelompok orang yang tidak bertanggung jawab. Bahkan pengurus masjid lainnya tidak mengenali pelaku yang menempel Qris palsu tersebut.
"Enggak kenal. Ada jemaah Masjid Agung Sunda Kelapa yang rumahnya di sekitar situ, ada juga orang yang berkantor di situ, ada juga orang yang singgah karena Masjid Agung Sunda Kelapa posisinya strategis. Kalau yang tiap waktu salat ada di masjid, orang itu biasanya enggak ada," kata Arief.
Pelaku Diduga Orang yang Sama
Kemudian pengurus masjid juga mengimbau kepada pihak keamanan dan jemaah masjid agar lebih waspada terkait penipuan bermodus Qris tersebut.
"Setelah kejadian itu, pengurus mengingatkan ke keamanan agar lebih waspada karena orang sering memanfaatkan kemudahan teknologi dengan kejahatan. Nah untuk ke jemaah, kita mengimbau agar hati-hati. Bisa dilihat lagi kalau ingin mengirimkan wakaf, infak, zakat ke pihak-pihak secara resmi, berizin, dan kredibilitas," ujar Arief.
Arief mengecam aksi pelaku. Dia meminta aparat menindak tegas pelaku.
"Pelakunya harus dicari, ditindak tegas karena setelah kita cek ternyata di masjid-masjid besar seperti Masjid Istiqlal puluhan Qris ditempeli sama orang ini," ujar Arief.
Menurut Arief, perkembangan teknologi seharusnya bisa dimanfaatkan hal-hal baik, bukan sebaliknya.
"Ternyata perkembangan teknologi yang harusnya bisa dimanfaatkan hal-hal baik juga bisa dimanfaatkan oleh orang-orang untuk melakukan tindakan kejahatan seperti orang ini. Jadi ya hikmahnya memang kita sebagai umat beragama harus benar-benar bisa memanfaatkan teknologi," tutupnya.
Reporter Magang: Alya Fathinah
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tersangka dan barang bukti kasus QRIS palsu di masjid diserahkan Selasa kemarin.
Baca SelengkapnyaSaat ini, polisi masih mendalami peredaran uang palsu tersebut apakah bakal disebar ke Jakarta atau di luar daerah.
Baca SelengkapnyaHingga kini, empat orang telah ditetapkan sebagai tersangka dan ada beberapa orang yang masuk ke dalam daftar pencarian orang (DPO).
Baca SelengkapnyaSaat ini, pihaknya masih mendalami peredaran uang palsu tersebut apakah bakal disebarkan ke Jakarta atau di luar daerah.
Baca SelengkapnyaBahkan, ada juga makam yang dibuat seolah sangat tua dan kramat, dengan menambahkan bangunan serta kain kafan di batu nisan.
Baca SelengkapnyaPungli itu diungkapkan salah satu pengunjung di viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaMendapati area masjid yang tengah kosong, pria ini tampak nekat mencuri sebuah kotak amal di masjid.
Baca SelengkapnyaAdapun kasus jukir liar ini sebelumnya telah sempat diungkap oleh Polres Metro Jakarta Pusat.
Baca SelengkapnyaViral jukir liar mematok tarif Rp150 ribu kepada pengendara di kawasan Masjid Istiqlal.
Baca SelengkapnyaPetugas menyita uang hasil transaksi narkoba sebesar Rp500 ribu, telepon seluler dan timbangan digital.
Baca SelengkapnyaPolisi mengungkap penyebab produksi uang palsu yang dilakukan tersangka AI dan M di Perpustakaan UIN Alauddin Makassar tidak diketahui oleh rektorat.
Baca SelengkapnyaPelaku mencuri kotak amal masjid saat jemaah sedang salat magrib.
Baca Selengkapnya