Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

KPI DKI Jakarta: citra Betawi di media televisi masih negatif

KPI DKI Jakarta: citra Betawi di media televisi masih negatif diskusi soal literasi betawi di media. ©2018 Merdeka.com

Merdeka.com - Citra masyarakat Betawi di media tidak mengalami kemajuan alias stagnan. Saat ini Betawi masih dicitrakan media terutama televisi sebagai orang tidak berpendidikan, asal bicara, pelit, terbelakang, dan pembuat kegaduhan. Hal itu dapat dilihat dari beberapa program terutama sinetron yang menampilkan stereotif Betawi yang negatif tersebut. Demikian pernyataan Rizky Wahyuni,Wakil Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) DKI Jakarta saat berbicara dalam diskusi "Literasi Media kepada Masyarakat Betawi" di Pasar Seni, Ancol, akhir pekan lalu (29/7).

“Kenyataannya, banyak orang Betawi yang cerdas, berprinsip, dan berpikiran maju seperti tokoh pers nasional, Mahbub Djunaidi. Hanya saja, sedikit sekali diangkat menjadi ide program siaran. Jika ada, kadang dinilai oleh masyarakat Betawi tidak sesuai penggambarannya,” kata Rizky Wahyuni, yang membidangi Pengawasan Isi Siaran KPI DKI Jakarta.

Diskusi tersebut digelar untuk mengenang hari lahir tokoh pers nasional asal Betawi, Mahbub Djunaidi, yang jatuh pada 27 Juli. Hadir dalam kesempatan ini H Fadhlan Djunaidi, adik kandung Mahbub Djunaidi.

Menurut Rizky, di tengah arus informasi yang semakin terbuka dan program siaran yang banyak dianggap tidak berkualitas, diperlukan ide dan masukan kepada lembaga penyiaran agar memproduksi tayangan lebih berkualitas, mencerdaskan, dan dibutuhkan masyarakat.

“Masyarakat Batawi harus dapat menyumbang ide serta masukan kepada lembaga penyiaran atau production house, agar dapat memproduksi tayangan dan program yang mencitrakan masyarakat Betawi lebih positif,” ujarnya.

Selain itu, lanjut dia, masyarakat Batawi juga harus menjadi penonton cerdas. Penonton yang dapat memilah dan memilih tayangan berkualitas dan mencerdaskan. Sebab masyarakat merupakan bagian yang dapat menentukan kualitas produk lembaga penyiaran. Sehingga yang dapat dilakukan adalah menjadi penonton cerdas. Penonton mesti selektif memilih tayangan sehingga produk siaran tidak berkualitas akan ditinggalkan dan beralih ke program lebih berkulitas dan mencerdaskan. "Cerdas penontonnya, berkualitas siarannya."

diskusi literasi betawi di media

diskusi literasi betawi di media ©2018 Merdeka.com

Di kesempatan sama, Roni Adi, Ketua Komunitas Betawi Kita, berpendapat banyak cerita yang diproduksi lembaga penyiaran sering terjebak menceritakan masa lalu semata. Penggambaran orang Betawi pun tidak sesuai.

“Ada beberapa tayangan yang disenangi masyakarakat, tapi kadang ada beberapa sisi yang menurut kita tidak pas menggambarkan karakter kebetawiannya. Padahal banyak sekali cerita Betawi yang dapat diangkat dan digemari masyarakat seperti film Benyamin Suaeb dan sinetron Si Doel Anak Betawi,” ungkap Roni.

Fadjriah Nurdiarsih, pegiat media online dan pengurus Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB), mengingatkan sebagai sebuah industri dan entitas bisnis, media seringkali menayangkan suatu acara di media televisi dan media online lebih banyak berdasarkan kepentingan untuk mendapatkan keuntunga, ketimbang melaksanakan fungsi utama pers yakni informasi, edukasi, koreksi, rekreasi, dan mediasi.

Untuk itu, komunitas Betawi sebaiknya membuat jurnalisme warga melalui media online dan media televisi berbasis online agar bisa mengambil alih fungsi utama pers tersebut.

Para narasumber diskusi sepakat bahwa literasi masyarakat Betawi saat ini agak tersendat. Maka diperlukan literasi-literasi media secara terus-menerus kepada masyarakat Betawi Zaman berubah, maka sebaiknya komunitas Betawi dapat juga meningkatkan literasi digital agar orang Betawi mampu menaikkan harkat, derajat, dan kemanusiaannya sendiri.

“Kami berharap komunitas-komunitas Betawi dengan literasi semacam ini kelak melakukan eksplorasi gagasan atau ide lebih banyak, agar menyumbang program-program positif yang menggambarkan masyarakat Betawi dengan baik,” pungkas Roni.

(mdk/sya)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Tak Banyak yang Tahu, Ini Keunikan Bahasa Betawi Dialek Jawa
Tak Banyak yang Tahu, Ini Keunikan Bahasa Betawi Dialek Jawa

Dialek Betawi Jawa ini memang belum banyak yang mengatahui, dan menjadi budaya unik serta khas.

Baca Selengkapnya
Hadiri Deklarasi Dukungan FBR, Mahfud Singgung Warga Betawi Tersingkir dari Kota
Hadiri Deklarasi Dukungan FBR, Mahfud Singgung Warga Betawi Tersingkir dari Kota

Tak hanya tersingkir dari perkotaan, kata Mahfud, warga Betawi juga terpaksa menjual tanah untuk keperluan industri hingga investasi.

Baca Selengkapnya
VIDEO:  Unek-Unek Presiden Jokowi Kerap Diejek Bodoh, Firaun hingga Planga Plongo
VIDEO: Unek-Unek Presiden Jokowi Kerap Diejek Bodoh, Firaun hingga Planga Plongo

Presiden Jokowi menyampaiakan ia sering mendapat umpatan kata-kata kasar di media sosial. Hal itu disampaikan Jokowi dalam sidang umum di DPR, Rabu (16/8).

Baca Selengkapnya
Tolak Wacana Penunjukkan Gubernur Jakarta oleh Presiden, Bamus Betawi: Hak Politik Warga Jangan Dikebiri
Tolak Wacana Penunjukkan Gubernur Jakarta oleh Presiden, Bamus Betawi: Hak Politik Warga Jangan Dikebiri

Menurutnya, jika nantinya usulan tersebut dilaksanakan akan berpotensi untuk mencederai cita cita reformasi dan bertentangan dengan sistem demokrasi.

Baca Selengkapnya
Pramono Bakal Libatkan Tiktokers, Promosikan Budaya Betawi biar Lebih Grande
Pramono Bakal Libatkan Tiktokers, Promosikan Budaya Betawi biar Lebih Grande

Hal itu sesuai amanat Undang-undang No. 2 Tahun 2024, di mana budaya Betawi menjadi budaya utama kota Jakarta.

Baca Selengkapnya
Sepekan Jelang Pencoblosan, Kampanye Hitam Pilkada Sumsel Masih Marak di Medsos
Sepekan Jelang Pencoblosan, Kampanye Hitam Pilkada Sumsel Masih Marak di Medsos

Fenomena ini dikhawatirkan akan berdampak buruk pada kualitas proses demokrasi hingga berpotensi menimbulkan konflik antar pendukung calon kepala daerah.

Baca Selengkapnya
Disebut Plonga Plongo dan Tolol, Jokowi: Saya Sedih Budaya Santun Mulai Hilang
Disebut Plonga Plongo dan Tolol, Jokowi: Saya Sedih Budaya Santun Mulai Hilang

Menurut Jokowi, kebebasan dan demokrasi di negeri ini malah digunakan untuk melampiaskan kedengkian dan fitnah.

Baca Selengkapnya
Duduk Perkara Kunjungan Ridwan Kamil ke Bamus Betawi Jaktim Sempat Diwarnai Keributan
Duduk Perkara Kunjungan Ridwan Kamil ke Bamus Betawi Jaktim Sempat Diwarnai Keributan

Ketua Forum Betawi Rempug (FBR) Rawa Bunga Abah Latief menjelaskan peristiwa tersebut hanya masalah kesalahpahaman dan miskomunikasi.

Baca Selengkapnya
Pantun Betawi Lucu dan Bermakna, Jadi Hiburan yang Penuh Pesan
Pantun Betawi Lucu dan Bermakna, Jadi Hiburan yang Penuh Pesan

Tak cuma lucu, pantun Betawi lucu juga mengandung makna yang mendalam dan menggambarkan kearifan lokal suku Betawi.

Baca Selengkapnya
Jokowi: Ada yang Bilang Saya Plonga Plongo, Firaun, Tolol, Ya Tidak Apa-Apa
Jokowi: Ada yang Bilang Saya Plonga Plongo, Firaun, Tolol, Ya Tidak Apa-Apa

Secara pribadi, Jokowi mengaku tak masalah dihina dan diejek.

Baca Selengkapnya
Kisah Sosok Benyamin Sueb, Jadi Serba Bisa Setelah jadi “Korban” Orde Lama
Kisah Sosok Benyamin Sueb, Jadi Serba Bisa Setelah jadi “Korban” Orde Lama

Siapa sangka sosok Benyamin rupanya pernah ditawari jadi menteri penerangan namun ditolak.

Baca Selengkapnya
Cara 3 Calon Wakil Gubernur Pertahankan Budaya Betawi Sebagai Identitas Jakarta
Cara 3 Calon Wakil Gubernur Pertahankan Budaya Betawi Sebagai Identitas Jakarta

Kebudayaan Betawi menjadi sorotan karena terancam degradasi dari budaya modern.

Baca Selengkapnya