Kuasa hukum sebut siswi SMK korban cabul 3 PNS DKI jadi irit bicara
Merdeka.com - Kuasa hukum siswi SMK berinisial PAR (17), Herbert Aritonang mengatakan, hingga kini belum ada tersangka terkait laporan kasus pencabulan dilakukan kliennya dengan terlapor tiga PNS DKI. Menurut Herbert, sejak kasus itu terungkap ke publik kondisi psikologis kliennya menjadi terguncang.
"Kalau komunikasi dengan korban harus benar-benar lembut, kalah ditekan dengan suara agak keras, dia akan langsung bengong. Psikologinya masih down, status yang diduga tersangka saat ini masih saksi, belum ada penetapan," ucap Herbert kepada awak media saat mendampingi kliennya menjalani BAP tembahan di Polres Metro Jakarta Pusat, Selasa (9/8).
Herbert mengatakan, untuk saat ini pihaknya pun belum melihat hasil visum yang telah dilakukan kepolisian pada hari Rabu (3/8) lalu. Hasil visum tersebut akan dibandingkan dengan hasil dari RSCM serta Puslabfor.
-
Kapan pelaku merasakan stres? Ini jelas, karena yang berselingkuh akan menghadapi dua hubungan rumit dengan dua orang yang berbeda.
-
Apa masalah kesehatan mental di Indonesia? Masalah kesehatan mental merupakan salah satu momok yang bisa sangat menakutkan.
-
Kenapa pelaku melakukan pelecehan terhadap korban? Lebih lanjut, dia mengungkapkan AR sendiri tinggal sementara di rumah korban dan pelaku mengaku melakukan kekerasan seksual untuk kepuasan pribadi.
-
Siapa yang menjadi korban perundungan? Apalagi saat berkomunikasi melalui panggilan video, R mengaku pada Kak Seto bahwa ia sering menjadi korban perundungan dari teman-temannya maupun guru.
-
Siapa yang mengalami stres traumatis? Stres traumatis bisa muncul akibat peristiwa traumatis seperti bencana alam, serangan, atau kehilangan orang tercinta.
-
Siapa yang mengalaminya di Indonesia? Riskesdas 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami gangguan mental emosional.
"Visum dilakukan hari Rabu (3/8), Sabtu (6/8) kita belum dapat informasi. Kami tidak dikasih tahu hasil visumnya. Kita juga tidak dikasih tahu hasil CCTV Wali Kota," pungkasnya.
Seperti diketahui, hingga saat ini polisi terus mendalami kasus dugaan pencabulan siswi magang di kantor Pemerintahan Wali kota Jakarta Pusat.
Wali Kota Jakarta Pusat, Mangara Pardede, mengatakan, sangat mendukung kasus ini diusut sampai tuntas. "Jadi begini, Itu masih ditangani oleh polres. Nah posisi kami membantu polres supaya bisa mengungkap tuntas masalah itu," katanya saat dihubungi di Jakarta, Senin (8/4).
Namun pihak kepolisian menyatakan hasil visum terhadap siswi yang diduga menjadi korban pelecehan seksual oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS) Suku Dinas (Sudin) Pariwisata Wali Kota Jakarta Pusat diketahui negatif. Dengan demikian, tak ada peristiwa pemerkosaan seperti yang diungkap sebelumnya.
"Hasil visum negatif, tak ada peristiwa pemerkosaan. Memang di situ di bagian kemaluan ada yang robek, tapi itu sudah lama," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono kepada wartawan, Senin (8/8).
Selain hasil visum negatif, pihaknya juga tak menemukan bekas sperma di rok yang bersangkutan. Untuk itu, kata Awi, tidak ditemukan tindak pidana terhadap tiga orang PNS yang diduga sebagai pelaku tersebut.
"Jadi ada tiga orang diduga pelaku, tapi tiga orang itu mengaku tidak melakukannya. A tidak ada di situ. Tidak ada sperma dan belum ditemukan tindak pidana. Tapi ya itu urusan terlapor kalau mau melapor (balik)," tambahnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus dugaan pelecehan seksual atau pencabulan yang diduga dilakukan oleh ayah tiri korban yang berprofesi sebagai polisi di Surabaya dibongkar nenek korban.
Baca SelengkapnyaKonfrontir tersebut dilakukan karena terdapat perbedaan keterangan dari para saksi.
Baca SelengkapnyaSebelum meninggal dunia, anaknya sempat merasa bahagia setelah kelulusan.
Baca SelengkapnyaKorban pelecehan seksual Rektor Universitas Pancasila (UP) nonaktif Profesor Edie Toet Hendratno, RZ (42) saat ini mengalami trauma.
Baca SelengkapnyaKorban malah dijadikan tersangka oleh kubu pelapor karena dianggap suka mengunggah kasusnya dan membuat terlapor terpojok.
Baca SelengkapnyaDalam rekaman video yang beredar, terlihat dua siswi berinisial K dan N dihajar oleh pelajar dari sekolah lain.
Baca SelengkapnyaPerbuatan cabul dilakukan oknum polisi hingga berulang-ulang. Dari korban masih duduk di bangku sekolah dasar hingga ia menginjak kelas 9 SMP
Baca SelengkapnyaBEM berharap kampus memfasilitasi aduan korban sehingga tuntutan korban dapat terakomodir dengan baik.
Baca SelengkapnyaSiswi SMK korban pemerkosaan yang diduga dilakukan anggota TNI di Surabaya selalu panik melihat orang dengan postur tentara.
Baca Selengkapnyaada saat ia digiring menuju hotel oleh pelaku, saat itu sudah timbul perasaan was-was atau curiga.
Baca SelengkapnyaNP baru menceritakan apa yang dialaminya belakangan ini saat ia duduk di bangku kelas 4.
Baca SelengkapnyaRE mengaku masih menjadi anak baru di sekolah tersebut sehingga belum mengenal siswa lain
Baca Selengkapnya