Lawan Kemenhub, Ahok ngotot integrasikan Transjakarta dan Go-jek

Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, akan mengintegrasikan layanan Go-jek dengan bus Transjakarta. Walaupun Kementerian Perhubungan melalui Undang-undang nomor 22/2009 menyebut jika sepeda motor tak termasuk dalam definisi angkutan umum, namun Ahok, sapaan Basuki, tetap akan merealisasikannya dalam aplikasi bernama Go Busway.

Dirinya beranggapan, pada kenyataannya mengojek sepeda motor merupakan fenomena nyata yang tak bisa dihilangkan, sebagai bagian dari mata pencaharian masyarakat. Apalagi bagi mereka yang baru saja di PHK dari tempat kerjanya.

"Ya memang, Go-jek memang bukan angkutan umum. Sama seperti prostitusi, tidak boleh ada di negeri ini tapi tetap ada di mana-mana kan. Integrasi tetap jalan pokoknya," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (24/6).

"Bagi saya ojek itu salah satu cara menolong orang kalau di-PHK. Saya punya beberapa teman tukang ojek yang memang sebelumnya kena PHK," katanya menambahkan.

Ahok mengakui, sistem Go-jek berhasil membuat warga Jakarta tak perlu lagi khawatir mengenai tarif, karena telah ditentukan berdasarkan jarak, sehingga tak ada lagi sistem 'tarif tembak'.

Namun Ahok menegaskan, jika nantinya jadi diintegrasi dengan layanan Transjakarta, maka para tukang ojek yang mau bergabung dengan Gojek dan Go Busway juga harus melalui psikotes terlebih dahulu. Sehingga, mereka bisa bekerja professional lagi menguntungkan, dan tak perlu lama-lama menunggu penumpang.

"Kita kan juga bisa kontrol, tukang ojeknya lagi di mana. Jadi penumpang aman dan mereka bisa menolong kita. Tukang ojeknya juga untung, mereka nggak perlu nunggu lama-lama membabi buta," pungkasnya.