Lurah Harapan Mulya sebut bahasa Ahok jadi sumber masalah bagi RT/RW
Merdeka.com - Pro kontra soal penerapan kebijakan penggunaan aplikasi Qlue masih terus berlanjut. Sejumlah RT dan RW masih melakukan penolakan, walaupun telah diatur dalam Surat Keputusan Gubernur Nomor 903 Tahun 2016 tentang penyelenggaraan tugas dan fungsi RT dan RW di DKI.
Seperti yang terjadi di Kelurahan Harapan Mulya, Jakarta Pusat. Lurah Harapan Mulya, Darmadi mengatakan, masih ada sekitar 20 persen RT/RW yang menolak aturan yang dikeluarkan pada April 2016.
Selain karena dirasa sulit, rupanya sejumlah pihak yang menolak penggunaan aplikasi Qlue untuk laporan lantaran tersinggung. Mereka merasa terhina akibat adanya sistem bayaran pada aturan itu.
-
Siapa yang melaksanakan ruwatan? Masyarakat Jawa masih rutin melaksanakan tradisi tersebut sebagai bentuk penyucian diri.
-
Apa yang dilakukan Pemprov DKI untuk menambah RTH? Pemprov DKI kini tengah mencanangkan program “Penataan Kawasan Unggulan“ untuk menambah opsi peningkatan jumlah dan luas RTH di Jakarta.
-
Bagaimana RTH di Jakarta bisa membenahi lingkungan? Program yang ditujukan di setiap kelurahan ini bisa menjadi batu loncatan untuk membenahi dan memperbaiki kualitas lingkungan hidup di kawasan permukiman padat.
-
Kenapa RTH penting di kota? Keberadaan ruang terbuka hijau dalam suatu kota sangatlah penting karena fungsinya yang beragam, mulai dari memberikan kenyamanan visual, menjadi tempat rekreasi, hingga sebagai penyerap polutan dan penghasil oksigen.
-
Apa usulan Bamus Betawi tentang gubernur Jakarta? 'Kita sudah berembuk di dalam internal majelis adat, ada empat usulan itu. Yang pertama tentang susunan pemerintahan. Kita mengusulkan agar gubernur dan wakil gubernur ditunjuk oleh presiden,' kata Oding saat dihubungi merdeka.com, Kamis (7/12).
-
Bagaimana Jokowi meminta kepala daerah mengelola anggaran? 'Fokus. Jangan sampai anggaran diecer-ecer ke dinas-dinas semuanya diberi skala prioritas enggak jelas. Ada kenaikan 10% semua diberi 10 persen. Enggak jelas prioritasnya yang mana,' kata Jokowi.
"Ya itu ribet katanya, tapi sebenarnya alasannya bukan itu, tapi karena setiap klik dihargai Rp 10 ribu. Sedangkan RW itu kan ada yang kaya, ada juga yang enggak. Jadi yang nolak itu gini, saya ini bukan menolak soal qlue tapi uang Rp 10 ribu itu kok yah, seolah-olah kita ini jadi warga yang dianggap hina, orang yang enggak dianggap tidak berpenghasilan," ungkap Darmadi saat ditemui di RPTRA Harapan Mulya, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (1/6).
Kepada merdeka.com, Lurah Harapan Mulya ini menuturkan, keinginan RT/RW pelaporan lewat aplikasi Qlue merupakan sebuah tugas tambahan. Mereka tidak akan mempermasalahkan soal uang yang diberikan tersebut. Biarkan uang intensif operasional itu tetap ada dengan catatan tanpa perlu menghargai sejumlah uang untuk setiap pelaporan.
"Maunya RT/RW ini sebagai tambahan tugas saja, enggak dihitung duit enggak apa-apa. Jadi uang intensif operasional itu tetap ada tanpa harus menjadi syarat untuk mendapatkan uang itu," terang Darmadi.
"Jadi yang buat enggak setuju ya itu, bahasanya itu yang enggak. Saat enggak lapor terus jadi enggak dapat uang itu yang membuat mereka tersinggung," lanjutnya.
Dia mengungkapkan, RT/RW yang enggan membuat laporan atau tidak mencapai target, maka dana intensif operasional itu akan dikurangi. Pasalnya, kini dana intensif tersebut dipergunakan juga untuk kepentingan warga bukan kepentingan pribadi.
"Ya kalau enggak lapor dikurangin intensifnya itu. Nah yang membuat mereka marah itu karena mereka dianggap seperti pengangguran," kata Darmadi.
Darmadi mengklaim, jauh sebelum ada aturan tersebut, para RT dan RW ini justru kerap mengeluarkan uang pribadi untuk kepentingan warga.
"Kami itu dulu justru terus terang, enggak ada dana seperti ini semua tetap jalan kok enggak ada yang sia-sia. Bahkan kalau ada apa-apa sering kok mereka sendiri yang mengeluarkan uang," ungkapnya.
"Jadi sebetulnya uang itu bukan untuk dia pribadi tapi untuk kegiatan masyarakat. Kaya misalnya ngumpulin warga, beli kopi apa makanan ya pakai uang itu. Buat beli pot, beli inventaris umbul-umbul ya pakai uang itu kurangnya baru tambah pakai uang warga atau uang sendiri," Darmadi mengakhiri. (mdk/sho)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ahok ingin agar RT/RW ke depannya bisa mengikuti konsepnya sewaktu dirinya menjabat Gubernur DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil mengusulkan anggaran di setiap RW diberikan Rp100-Rp200 juta
Baca SelengkapnyaAhok pernah menjabat sebagai Gubernur Jakarta pada 2014 silam
Baca SelengkapnyaBendahara umum (Bendum) Partai NasDem, Ahmad Sahroni menilai usulan Ridwan Kamil masuk akal.
Baca SelengkapnyaAhok Kritik Pemprov DKI Ingin Hapus NIK Penduduk di Luar Domisili: Fokus Aja Buat Perut Warga Kenyang!
Baca SelengkapnyaMereka juga sempat memblokir jalan Raya Cakung hingga membuat kemacetan arah Cakung.
Baca SelengkapnyaKapolda Riau Irjen Pol Mohammad Iqbal bangun tidur jam 03.00 WIB lalu mencari masjid ke Jalan Batu Ampar, Kecamatan Pangkalan Kerinci, Pelalawan, Jumat (5/1).
Baca SelengkapnyaPramono juga ingin memasang CCTV di seluruh sudut Jakarta.
Baca SelengkapnyaRK menceritakan, saat dulu memimpin Provinsi Jawa Barat superapp tersebut bernama Sapa Warga.
Baca SelengkapnyaKetua RW 006 di Pluit diduga telah melakukan pelecehan secara verbal kepada anggota Lembaga Musyawarah Kelurahan
Baca SelengkapnyaPolisi menyebut Lurah RU segera dipanggil untuk diperiksa.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan Pasal 71 Peraturan KPU Nomor 15 Tahun 2023 tentang Kampanye Pemilihan Umum, terdapat beberapa lokasi yang dilarang untuk memasang APK.
Baca Selengkapnya