Mantan Komisioner Komnas Perempuan: Ahok terbukti memihak perempuan
Merdeka.com - Kaum perempuan memiliki peran penting dalam menentukan arah pembangunan sebuah bangsa, termasuk kota Jakarta sebagai ibukota negara. Siapa yang nantinya akan dipercaya memegang amanat untuk menduduki tampuk pimpinan DKI Jakarta juga tak lepas dari partisipasi perempuan dalam menggunakan hak pilihnya.
Dari total 7.108.589 orang pemilih dalam pilkada DKI Jakarta 2017, 3.546.889 di antaranya adalah pemilih perempuan. Sementara pemilih laki-laki sebanyak 3.561.690 orang, sebagaimana dilansir situs resmi KPU, Kamis 15 (15/03).
Pegiat hak perempuan yang juga mantan Komisioner Komnas Perempuan, Neng Darah Affifah, mengungkapkan kekhawatirannya akan banyak pemenuhan hak-hak dan pemberdayaan peran perempuan di kota Jakarta yang bakal terbengkalai jika Jakarta tak lagi dipimpin pasangan Ahok-Djarot.
-
Bagaimana cara Pilkada DKI 2017? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Apa hasil Quick Count Pilkada DKI 2017? Hasil quick count Pilkada DKI 2017 putaran kedua menunjukkan bahwa pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno memperoleh dukungan sebesar 58,5%, sedangkan pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, mendapatkan dukungan sebesar 41,5%.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Pada putaran pertama, ada tiga pasangan calon: Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) - Djarot Saiful Hidayat; Anies Baswedan - Sandiaga Uno; dan Agus Harimurti Yudhoyono - Sylviana Murni.
-
Bagaimana Pilkada DKI 2017 dijalankan? Pilkada DKI Jakarta 2017 merupakan salah satu pemilihan kepala daerah yang paling menonjol dalam sejarah Indonesia karena berbagai dinamika politik dan sosial yang terjadi.
-
Mengapa Pilkada DKI 2017 menarik perhatian? Pilkada DKI 2017 menjadi salah satu pemilihan kepala daerah yang menarik perhatian. Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Siapa yang menang Pilkada DKI 2017? Hasil resmi dari Pilkada DKI Jakarta 2017 menunjukkan bahwa pasangan Anies Baswedan - Sandiaga Uno memenangkan pemilihan dengan perolehan suara 57,96%, mengalahkan pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) - Djarot Saiful Hidayat yang memperoleh 42,04%.
Pasalnya, ia menilai tak banyak orang yang paham betul berbagai masalah menyangkut kepentingan perempuan sebagaimana petahana dalam masa pemerintahannya.
Neng Darah mencontohkan, program petahana yang dinilainya sebagai sebuah inovasi besar dalam melindungi perempuan adalah dengan dibukanya layanan sistem gawat darurat terpadu oleh Pemprov DKI.
Selama ini pengaduan terhadap kekerasan rumah tangga seperti terjadi pemukulan atau kekerasan seksual terhadap ibu dan anak, masih harus melapor ke unit pelayanan KDRT di puskesmas. Nanti pihak puskesmas yang meneruskan ke kepolisian.
"Saya kira di Indonesia baru ada di Jakarta. Kalau orang mengalami praktek kekerasan dalam rumah tangga itu tinggal on call. Jadi pelayan konselingnya tinggal jemput orang itu yang mengalami praktek kekerasan. Itu saya kira terobosan yang luar biasa dan harus disosialisasikan. Baru hanya ada di Jakarta,” ujarnya.
Ahok juga dinilai melakukan sistem jemput bola juga diterapkan pada bidang pelayanan kesehatan ibu hamil dan pasca-melahirkan. Kini ibu-ibu tak perlu lagi repot-repot pergi ke fasilitas kesehatan di lingkungannya, tapi bidanlah yang akan langsung mendatangi kediaman ibu-ibu tersebut untuk memberikan layanan home care.
Pembangunan RPTRA (Ruang Publik Terbuka Ramah Anak) juga disebut Neng Darah sebagai bentuk keberpihakan pada perempuan, anak dan keluarga.
Selain menyediakan ruang sebagai arena bermain untuk kepentingan tumbuh kembang anak dan ruang bersosialisasi warga guna menumbuhkan kohesi sosial, keberadaan RPTRA juga bisa membuat ibu-ibu menghemat pengeluaran rumah tangga.
"Selama ini kan, masyarakat bermain orientasinya mal atau arena permainan anak di taman hiburan. Sebenarnya itu sangat konsumtif dan belum tentu membangun atau membentuk imajinasi anak. Nah, dengan RPTRA di berbagai tempat itu, sebenarnya bisa mengurangi (biaya) rumah tangga dengan menekan pengeluaran biaya untuk anak-anak main di luar," katanya.
"Jadi orang itu salah kaprah kalau selama ini Ahok-Djarot hanya mementingkan pembangunan fisik. Pembangunan fisik itu untuk siapa sih? Fisik itu khan untuk manusia, bangunan yang disebut fisik itu untuk manusia. Tujuan utamanya adalah untuk kemanusiaan warga Jakarta," lanjutnya.
Neng meyakini, para pemilih perempuan di Jakarta tidak akan terpengaruh pada isu-isu sara yang belakangan semakin gencar menyerang salah satu pasangan calon. Menurutnya, kaum perempuan Jakarta memiliki kecerdasan tersendiri dan tak akan mempan disetir oleh isu-isu primordial.
“Kalau saya sih melihat, engak lah, engak berpengaruh. Saya berprasangka baik bahwa masyarakat itu cerdas. Punya kecerdasan tersendiri. Tak bisa disetir karena perempuan yang mengelola rumah tangganya sehari-hari, mengelola kebutuhannya dan ini sudah dipenuhi sama masa pemerintahannya Ahok," pungkasnya.
sumber: www.jakartaasoy.com (mdk/ibs)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kedua bakal calob gubernur tersebut memiliki basis dukungan masing-masing.
Baca SelengkapnyaPilkada DKI tahun 2017 berlangsung sangat menarik dan penuh dinamika. Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama dan etnis.
Baca SelengkapnyaLebih dari 50 persen anak muda di bawah usia 25 tahun memilih Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
Baca SelengkapnyaAhok di mata Said Abdullah adalah sosok pemimpin yang bekerja dengan sangat baik selama memimpin Jakarta.
Baca SelengkapnyaSebanyak 8.214.007 warga Jakarta tercatat ke dalam daftar pemilih tetap (DPT) Pilkada Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaHasil suara sah ini diketahui setelah adanya rapat pleno terbuka rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara.
Baca Selengkapnya