Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Masker Langka dan Mahal di Depok Serta Jaksel

Masker Langka dan Mahal di Depok Serta Jaksel Warga memakai masker di Stasiun Palmerah. ©2020 Liputan6.com/Johan Tallo

Merdeka.com - Satu hari Pasca 2 warga Depok dinyatakan positif virus Corona COVID-19, warga berbondong-bondong mencari masker sebagai langkah antisipasi. Namun, sejumlah toko yang biasa menjual masker mengaku kehabisan stok barang tersebut.

merdeka.com menelusuri sejumlah toko yang biasa menjual masker di Depok dan Jakarta Selatan. Hasilnya benar saja, semua toko kehabisan masker.

Salah satu karyawan di sebuah toko swalayan atau perbelanjaan di kawasan Depok mengaku, masker sedang tak tersedia sejak adanya informasi soal corona. Jika pun menyediakan, masker tersebut langsung segera habis terjual dalam waktu kurang dari satu jam.

"Sebenarnya sih sudah yang dari itu (corona) abis sampai sekarang. Sudah hampir sebulan, datang habis, datang habis. Enggak sampai berhari-hari langsung abis, cuma 12 pics (emang lagi susah)," kata salah seorang karyawan, Selasa (3/3).

Hal senada juga dikatakan oleh penjaga salah satu Apotek yang berada di Beji, Hadi menyebut, selama satu bulan ini hanya satu kali barang atau masker dikirim ke tempatnya berjualan.

Kini, masker tersebut sudah tak lagi dijual oleh pihaknya karena langsung diserbu oleh masyarakat saat masker tersebut datang.

"Sebulan terakhir ini cuma datang sekali, itu pun yang sasetan. Tapi itupun enggak sampai sejam, langsung habis. Dalam satu kotak itu ada 10 saset, yang satu bungkus itu isi 10, satu kotak itu isinya 10 bandet. Sekitar 200-an (saset), enggak sampai sejam habis," ujarnya.

"Masker di situ (rak) masih banyak, di dalam juga banyak. Pas besok orang cari masker saya anterin ke situ (rak) kosong, di dalam habis. Padahal kemarin masih banyak," sambungnya.

Untuk harga jualnya sendiri, pihaknya tak menjual seperti biasanya. Karena, yang biasanya ia jual hanya Rp7.000 dan kini menjadi Rp13.000.

"(Harga normal) Sudah naik sih, yang Rp7.000 jadi Rp10.000, tapi mungkin dari atas dari distributornya akhirnya naik Rp13.000. (semenjak Corona) iya," sebutnya.

Lalu, ketika merdeka.com coba mendatangi satu apotek lainnya yang masih berada di kawasan Depok. Salah seorang penjaga mengaku sedang tidak menjual masker, jika pun ada yang ingin membeli, mesti memesan terlebih dahulu.

"(Masker) Kosong, lagi kosong semuanya. Baru semalam habis, kalau mau nanti kita pesenin. 1 Boks Rp350.000, isinya 50," ucapnya.

Tak hanya apotek dan toko swalayan saja yang kehabisan masker, salah satu toko alat kesehatan yang berada di Depok juga habis atau tidak menyediakan masker. "(Masker ada) Enggak punya masker, sebulan ini sudah kosong (udah susah juga) ya," ujar salah seorang penjaga toko.

Tak hanya di kawasan Depok saja, sulitnya mencari masker. Saat merdeka.com mendatangi salah satu toko swalayan atau perbelanjaan di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Mereka sudah tak lagi menyediakan, meskipun menyediakan masih dengan harga yang normal.

"(Masker) Sudah habis. Belum tahu (kapan datang lagi), ini barang datang belum tahu ada apa enggak, belum dicek. (Harga ) Masih normal," tuturnya.

Lalu, salah satu apotek yang berada di kawasan Jagakarsa pun juga sama sudah tak lagi atau sudah lama tak menyediakan masker. Terlebih, saat adanya informasi soal virus corona. "(Masker) Kosong sudah lama," ucapnya.

Salah satu orang yang kesulitan dalam mencari masker ini juga dirasakan oleh Rahmat yang merupakan warga Beji, Depok, Jawa Barat. Sulitnya untuk mendapatkan masker itu karena faktor harga jual yang cukup mahal.

"Harga, harganya tuh tinggi banget. Jadinya enggak lazim, harusnya mereka bisa beli dengan harga normal, hanya gara-gara virus corona ini jadi terhambat buat beli kebutuhan praktiknya dia," keluh Rahmat.

"Ya itu masker, yang pada dasarnya itu sepele dulu enggak terlalu ribet. Hanya gara-gara itu (corona), kadang-kadang jadi kesulitan, kalau bagi yang punya duit enggak jadi masalah, tahu sendiri saya parkir anak sekolah di sana," sambungnya.

Pria berusia 48 tahun yang berprofesi sebagai juru parkir di salah satu toko swalayan ini mengaku, sangat sulit untuk mencarikan masker untuk praktik anaknya yakni Azzura yang sedang sekolah di sekolah kimia di kawasan Bogor, Jawa Barat.

"Anak bilang mahal (masker susah dicari). Biasanya cuma beli dengan harga normal, tiba-tiba harga melambung tinggi. Saya kurang paham (biasanya berapa), cuma dia bilang harga jual sudah mahal," tutupnya.

Ada 50 Juta Masker

Sementara itu, Presiden Jokowi telah menjamin ketersediaan masker di dalam negeri. Dia mengungkapkan, terdapat 50 juta masker masih tersedia.

"Informasi yang saya terima stok di dalam negeri ada kurang lebih 50 juta masker," kata Jokowi di Veranda Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Selasa (3/3).

Dia pun yakin masker tersedia untuk masyarakat. Walaupun kata dia, terdapat masker-masker tertentu yang langka di Indonesia.

"Memang pada masker-masker tertentu memang barangnya langka," ungkap Jokowi.

Dia juga sudah memerintahkan Kapolri untuk menindak tegas pihak-pihak yang menimbun masker. Serta menjual kembali dengan harga yang tinggi.

"Hati-hati perusahaan yang saya ingatkan," ungkap Jokowi.

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Curhat Juru Parkir Alfamart Tutup 400 Gerai, Khawatir Tak Ada Penghasilan
Curhat Juru Parkir Alfamart Tutup 400 Gerai, Khawatir Tak Ada Penghasilan

Pendapatan sebagai juru parkir tidak hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan.

Baca Selengkapnya
Sejarah Munculnya Tukang Parkir Liar yang Sering Bikin Kesal Masyarakat
Sejarah Munculnya Tukang Parkir Liar yang Sering Bikin Kesal Masyarakat

Dahulu, para juru parkir lebih dikenal dengan sebutan “Jaga Oto”.

Baca Selengkapnya
Golkar Minta Pemprov DKI Buat Aturan soal Juru Parkir di Minimarket
Golkar Minta Pemprov DKI Buat Aturan soal Juru Parkir di Minimarket

Golkar bilang keberadaan juru parkir tetap dibutuhkan.

Baca Selengkapnya
Viral Pria Paruh Baya Jualan Pulpen di Depan Sekolah, Keliling dari Bandung sampai Cirebon
Viral Pria Paruh Baya Jualan Pulpen di Depan Sekolah, Keliling dari Bandung sampai Cirebon

Meski sepi pembeli dan harus panas-panasan saat menjual pulpen tersebut, Ahmad mengaku tak ingin menyerah.

Baca Selengkapnya
Kisah Haru Pak Alam, Penjual Tisu Keliling yang Jualan Sambil Gendong Anaknya
Kisah Haru Pak Alam, Penjual Tisu Keliling yang Jualan Sambil Gendong Anaknya

Pak Alam berjualan tisu keliling dari Cikarang ke Jakarta. Ia naik kereta bersama putranya Sultan.

Baca Selengkapnya