Mau digusur Ahok, anak kampung Leuser menangis surati Jokowi
Merdeka.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengunjungi Kampung Leuser, Hang Jebat, RT 08 RW 08, Kelurahan Gunung, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Rencananya, kampung tersebut bakal digusur oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Dalam kunjungannya, KPAI diwakili oleh Komisioner Bidang Sosial Maria Ulfa Anshor. Maria melakukan tanya jawab kepada anak-anak yang sedang berkumpul di lapangan.
"Kami ketakutan di sini karena adanya polisi dan tentara. Kami jadi tidak ingin bermain," kata salah satu anak, Nesya saat di lokasi, Senin (9/5).
-
Kenapa warga di Sukamulya merasa takut? Diungkap Maska, jika warga sekitar saat ini mengalami kondisi ketakutan karena topografi tanah di sana yang merupakan perbukitan. Mereka khawatir jika bukit yang ada di Kampung Tengah akan longsor.
-
Kapan anak merasa tidak aman? Anak-anak yang sering menyaksikan pertengkaran mungkin khawatir tentang perceraian atau bertanya-tanya kapan 'silent treatment' dari salah satu orangtua akan berakhir.
-
Kenapa anak itu trauma? Tak hanya luka bakar yang tak kunjung sembuh, kini korban mengalami trauma atas kejadian yang menimpanya “Aku kan biasanya buka jendela kalau pagi-pagi. Terus dia takut, 'jangan dibuka, aku takut kalau dibakar. Itu ada orangnya.' Jadi dia kayak trauma gitu“
-
Bagaimana anak korban perang mengatasi rasa takutnya? Mereka mungkin merasa takut akan kehilangan orang-orang yang tersisa, takut dengan suara keras atau ledakan, atau takut akan situasi yang mirip dengan kejadian traumatis.
-
Dimana kejadian polisi mengancam warga? Peristiwa itu terjadi di Palembang, Senin (18/12) pukul 11.30 WIB.
-
Kenapa anak perempuan itu merasa gemas? Usai berfoto, Jenderal Maruli lantas tak segan untuk mengajak tos hingga merangkul gadis cilik berbaju biru itu. Aksinya bersambut. Sang gadis cilik langsung ikut berbalas tos. Ekspresinya Gemas
Sementara itu, suasana sempat hening ketika bocah bernama Anisyah Wulandari, siswi kelas III SMPN 11 Jakarta menangis di pelukan Maria Ulfa. Lalu Anisyah menitipkan surat untuk Presiden Joko Widodo. Berikut kutipan surat tersebut:
Kepada yth bpk Presiden ir Joko Widodo
Di
Tempat
Dengan hormat,
Pertama-tama izinkan saya memperkenalkan diri saya, orang tua saya memberkan nama saya Anisyah yang berarti wanita dan mereka berharap saya akan menjadi anak yang membanggakan. Saya lahir pada tanggal 24 bulan Juni tahun 2001 dan tinggal di jl leuser RT 08 RW 08 kelurahan Gunung, kecamatan kebayoran baru jakarta selatan, sekarang saya sekolah di SMP Negeri II Jakarta dan saat ini bersiap menghadapi ujian nasional. Pak Presiden melalui surat ini saya ingin menyampaikan kepada bapak bahwa saya adalah salah satu anak Indonesia yang begitu mengagumi kesederhanaan bapak, masih ingat ketika saya merengek kepada orang tua saya kalau saya minta dibelikan batik kotak-kotak,he..he.. Maklum pak saya begitu mengagumi bapak.
Bapak presiden Jokowi, saya ingin bercerita melalui surat ini sudi kiranya bapak membaca surat saya pak, saya hanya seorang anak dari keluarga yang sangat sederhana, yang saat ini terancam akan kehilangan tempat tinggal. Saya sedih, takut karena setiap karena setiap hari harus mendengar suara sirine dari satpol pp dan polisi bahkan tentara lewat di depan rumah saya. Pak, saya marah karena saya hanya bisa menonton semua itu, dan akhirnya, air mata sayalah yang menetes.
Pak presiden Jokowi yang saya cintai dan selalu menjadi idola saya, saya selalu bertanya, kenapa rumah saya digusur??? Kenapa semua harus ribut??? Kenapa pak, kenapa???
Pak Jokowi saya mau menempuh ujian nasional sebentar lagi, untuk mencapai cita-cita saya. Saya ingin menjadi dokter kelak nanti saya sudah besar pak, mohon doa dan restunya ya pak.
Pak Jokowi saya hanya mampu menulis surat ini, berharap sebuah keajaiban dan kearifan bapak sebagai presiden untuk menghentikan penggusuran rumah saya pak, hanya bapaklah yang harapan saya, harapan dari seorang anak terhadap idolanya, harapan seorang anak yang ingin mewujudkan cita-citanya, sekali lagi pak presiden tolong hentikan penggusuran yang akan menimpa rumah saya, karena di rumah itu saya akan berusaha menggapai cita-cita saya menjadi seorang dokter sebagai wujud bakti saya kepada orang tua saya.
Pak Jokowi, mungkin itu saja yang akan saya sampaikan, semoga tuhan selalu memberikan perlindungan kepada bapak, terima kasih atas waktu bapak berkenan membaca surat ini.
Dari anak Indonesia yang mengagumi bapak.
Jakarta, 2 Mei 2016
Ttd
(Anisya)
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang siswa TK di Palembang trauma berat setelah menjadi saksi ayahnya diancam dua orang dewasa. Salah satu pelaku diduga calon anggota legislatif (caleg).
Baca SelengkapnyaSang anak yang mendengar nasehat sang ayah hanya terdiam dan tertunduk. Dia juga menangis mendengar itu.
Baca SelengkapnyaSeorang anak perempuan berinisial S (4) menjadi korban penyanderaan oleh seorang pria tua.
Baca SelengkapnyaPria itu terlihat memegang pisau dan ditempelkan ke leher bocah. Sang anak hanya bisa menangis ketakutan
Baca SelengkapnyaAnak Papua menangis histeris menghadang mobil TNI yang hendak pulang kampung. Mereka tak ingin ditinggalkan.
Baca Selengkapnya