Menanti nasib TGUPP ala Anies-Sandi di tangan Kemendagri
Merdeka.com - Banyak pos anggaran di Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPBD) Jakarta 2018 menjadi sorotan. Salah satu yang paling menuai polemik adalah anggaran Rp 28,99 miliar untuk Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP).
Bukan tanpa sebab anggaran besar tersebut dipertanyakan. Sebab melonjak drastis dari tahun sebelumnya yang hanya dianggarkan Rp 2,3 miliar.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan wakilnya, Sandiaga Uno, berdalih anggaran TGUPP menjadi naik drastis karena jumlah orang yang ada di dalamnya juga bertambah berkali lipat. Jika sebelumnya hanya 15 orang termasuk ketua dan sekretaris, pada tahun 2018 membengkak menjadi 74 orang.
-
Apa yang akan dievaluasi Kemenhub? Tujuannya, agar kejadian serupa tidak terjadi kembali. Nantinya, tim investigasi internal akan mengevaluasi kasus kekerasan di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta dan bagaimana kaitannya dengan pola pengasuhan.
-
Apa yang sedang dipertimbangkan oleh PDIP untuk Pilgub DKI 2024? 'Nama-nama akan tersaring sesuai dengan usulan dari daerah-daerah. Mohon maaf, belum bisa kami sebut karena masih melakukan proses pencermatan,' kata Hasto di Posko Pemenangan, Jakarta, Senin (6/5) malam.
-
Kapan pelipatan surat suara DPRD DKI dimulai? KPU Jakarta Utara mulai melakukan proses pelipatan suarat suara DPRD Provinsi Jakarta yang melibatkan puluhan pekerja dari kalangan warga sekitar. KPU setempat mulai melakukan proses penyortiran dan pelipatan surat suara secara bertahap.
-
Bagaimana DPR menilai proses hukum Kejagung? Semuanya berlangsung cepat, transparan, tidak gaduh, dan tidak ada upaya beking-membeking sama sekali, luar biasa.
-
Kapan sidang DKPP terkait KPU digelar? Ketua KPU, Hasyim Asy'ari saat mengikuti sidang pemeriksaan dugaan pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu (KEPP) dengan pihak pengadu Nus Wakerkwa di Gedung DKPP, Jakarta, Jumat (26/4/2024).
-
Kapan APBD Kutai Timur disahkan? Rancangan Peraturan Daerah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Kutai Timur tahun 2024 telah disahkan. Pengesahan dilakukan setelah Bupati Kutai Timur Ardiansyah Sulaiman dan Ketua DPRD Kutai Timur Joni menandatangani dan berubah menjadi Peraturan Daerah (Perda).
Baik Anies juga Sandiaga memastikan keberadaan tim ini sangat efektif membantu kerja mereka lima tahun ke depan. Tim yang rencananya akan diisi PNS dan non PNS tersebut akan efektif bekerja di awal 2018 mendatang.
"Kita akan pastikan yang TGUPP ke depan ini menjadi satu tim yang betul-betul sesui dengan namanya, Jadi kita ingin TGUPP bukan sebagai bangku cadangan seperti dulu," kata Sandiaga di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (21/11).
"TGUPP akan menjadi sebuah dapur dari penggodokan kebijakan-kebijakan yang akan disodorkan pada gubernur dan wakil gubernur," lanjutnya.
Dia menambahkan TGUPP tak lagi sekadar tempat orang-orang buangan. Justru akan diisi orang-orang terbaik yang berkontribusi dalam pembangunan Jakarta ke depannya sesuai bidang dan keahlian mereka masing-masing.
"Tentunya ini bukan tempat pembuangan tim sukses. Kita akan buka terang benderang, orang-orang terbaik," ujarnya.
Sebagai bentuk keseriusan, Anies bahkan mengusulkan keberadaan tim ini diperkuat dengan SK pengangkatan.
Seiring banyaknya kritik terkait anggaran TGUPP, Anies-Sandi akhirnya menyerahkan pada Kementerian Dalam Negeri yang menjadi kunci dari pembahasan APBD. Apakah anggaran itu bakal diketok, dipotong atau bahkan dicoret.
"Kita tungguin aja prosesnya. Kita berikan ruang dan kehormatan kepada kemendagri untuk melakukan review," jelas Sandiaga.
Saat ini, APBD DKI Jakarta 2018 yang telah disahkan tengah dievaluasi Kemendagri. Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri, Sumarsono, memperkirakan proses evaluasi akan memakan waktu dua pekan. Anggaran yang dinilai tak sesuai tentunya akan dimintai penjelasan dan kegunaannya termasuk anggaran TGUPP
"Itu kan menjadi sorotan semuanya apakah dicoret atau enggak dicoret kita perlu klarifikasi-klarifikasi," jelasnya.
"Nanti kalau ada yang aneh ya kita panggil minta penjelasan lebih lanjut," tambah Sumarsono.
Dalam kesempatan yang sama, Sumarsono menilai keberadaan TGUPP tersebut masih belum jelas apalagi jika sampai 74 orang.
"Pertanyaannya dibutuhkan untuk apa, ditempatkan di mana dan tanggung jawabnya seperti apa? Kalau kebanyakan takut terjadi disharmoni dan yang dikhawatirkan adalah bayang-bayang gubernur, bisa ke SKPD-SKPD mengatasnamakan gubernur dan seterusnya kadangkala lebih menakutkan dari gubernurnya sendiri," lanjut Sumarsono.
Sebab yang dia takutkan, keberadaan TGUPP membuat posisi SKPD tak jelas. "Jadi intinya bagi saya jumlah tidak masalah tapi pengaturannya tidak menimbulkan disharmoni. Karena apapun juga gubernur sudah punya empat deputi sebagai ahli , itu juga formal yang harus dimanfaatkan," tutup Sumarsono.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keberadaan TGUPP di Pemprov DKI Jakarta juga sempat menjadi perdebatan.
Baca SelengkapnyaRapat dilakukan bersama Ketua dan jajaran DPRD Kota Tangerang, di Ruang Rapat Paripurna DPRD Kota Tangerang,
Baca SelengkapnyaSebelum besaran APBD Perubahan (APBD-P) disepakati, lima komisi di DPRD DKI Jakarta telah melakukan pembahasan selama empat hari, sejak 9-12 Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaKetika menjadi gubernur, Anies merekrut puluhan orang sebagai anggota TGUPP
Baca SelengkapnyaHeru mengatakan, seluruh anggota DPRD sudah memiliki salinan rincian dokumen anggaran.
Baca SelengkapnyaDPRD DKI Jakarta mengesahkan Raperda tentang Perubahan APBD tahun anggaran 2024 menjadi peraturan daerah (Perda) dengan besaran Rp85.190.596.577.676.
Baca SelengkapnyaPras berharap, Pemprov DKI dapat menggunakan anggaran itu sebaik mungkin.
Baca SelengkapnyaSebelum menyepakati besaran APBD DKI Jakarta 2025, para pimpinan komisi menyampaikan rekomendasi dan usulan hasil dari konsultasi dengan tiap komisi.
Baca SelengkapnyaMenteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono melakukan rapat kerja dengan Komisi V DPR, hari ini.
Baca SelengkapnyaPemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dapat melakukan tindak lanjut terhadap APK, apabila ada rekomendasi dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Baca Selengkapnya