Menengok rencana Djarot usai lengser

Merdeka.com - Djarot Saiful Hidayat hanya tinggal menghitung hari menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, sebelum nantinya akan digantikan oleh Anies Baswedan dan Sandiaga Salahuddin Uno. Rencananya pelantikan Anies-Sandi akan dilakukan di Istana Negara pada 16 Oktober 2017 mendatang.

Djarot yang berdomisili di Blitar rencana tidak akan kembali ke kampung halamannya. Karena selama menggantikan Basuki Tjahaja Purnama sibuk, politisi PDI Perjuangan ini rencananya akan berlibur bersama keluarga usai lengser.

Dia mengungkapkan, ingin menembus waktunya bersama dengan keluarga. Bahkan, mantan anggota DPR RI sudah berencana ingin berlibur ke Labuan Bajo di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia.

"Liburan ke pantai, saya minta ini, anak-anak minta ke Labuan Bajo. Keren toh saya belum pernah memang," ungkapnya di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (9/10).

Sejak menjabat sebagai wakil gubernur dan saat ini menjadi gubernur DKI Jakarta, suami dari Happy Farida ini mengakui tidak pernah berekreasi karena waktunya habis untuk bekerja.

"Paling bareng-bareng ke Blitar, lebaran, begitu ya. Ke Surabaya, ziarah bareng-bareng. Jadi ada tempat yang agak jauh, saya bilang ya sudahlah," katanya.

Sementara itu, nama Djarot masuk dalam bursa calon Gubernur Jawa Timur. Saat dikonfirmasi dirinya mengaku tidak tertarik untuk masuk dalam politik di Jawa Timur. Ia menegaskan masih banyak kader-kader atau tokoh-tokoh yang lebih baik untuk memimpin Jawa Timur.

"Tawaran banyak, jujur banyak, yang ngerayu banyak, ya kalau mau jujur," ujarnya.

Untuk diketahui, nama Djarot masuk dalam bursa Pilgub Jatim karena memiliki popularitas sebesar 28,4 persen. Direktur Alvara Research Center, Hasanuddin Ali mengatakan, mantan Wali Kota Blitar itu menduduki posisi ke empat dalam bursa pesta demokrasi.

Sementara cagub yang memiliki popularitas tertinggi adalah Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf alias Gus Ipul sebesar 90,2 persen. Kemudian disusul Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa 86,6 persen, dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini 73,9 persen.

Menurut Hasan, nama-nama yang beredar tersebut memang sudah dikenal sebagai sosok yang bukan dikenal di Jatim, tapi juga nasional. Mulai dari menteri, mantan menteri, hingga kepala daerah yang dinilai berprestasi.

"Gus lpul dan Bu Khofifah wajar menempati dua posisi teratas. Selain karena ketokohan beliau, keduanya juga bersaing dalam dua pilgub terakhir, tahun 2008 dan 2013, sehingga hampir semua responden mengenalnya," katanya di Surabaya, Minggu (24/9).

Sementara dari sisi elektabilitas untuk simulasi sebelas nama, Gus lpul unggul dengan angka 32,4 persen, disusul Khofifah 27,7 persen, Risma 16,1 persen, Azwar Anas 4,2 persen, Hasan Aminuddin mendapat 3,3 persen, Djarot 2,3 persen, serta nama-nama lainnya di bawah 2 persen. "Yang belum menentukan pilihan 11,6 persen," ujarnya.

Sebagai informasi Direktur Jenderal Otonomi Daerah (Dirjen Otda) Kemendagri Sumarsono memastikan pelantikan Gubernur baru DKI Jakarta Anies-Sandi pada Senin (16/10), pelantikan akan dilakukan langsung di Istana Negara oleh Presiden Joko Widodo.