Menengok Sejarah Lahirnya Bioskop di Kompleks Taman Ismail Marzuki
Merdeka.com - Sejak diresmikan Ali Sadikin pada 1968, Taman Ismail Marzuki sukses menjadi ruang ekspresi para seniman. Seniman tari, lukis hingga teater biasa memanfaatkan tempat ini untuk berkumpul dan mengelaborasikan ide. Hal itu pula yang mempengaruhi sejarah berdirinya bioskop XXI di kompleks TIM.
Jauh sebelum XXI dibangun, di tempat yang sama sudah berdiri teater berukuran besar. Tak hanya memutarkan film, tempat itu menjadi panggung kegiatan teater hingga pentas tari. Seperti Bengkel Teater Jogja yang dipimpin Rendra, karya balet Farida Oetojo, karya teater Teguh Karya, Arifin C. Noer dan masih banyak lagi.
Kenangan TIM era itu masih terekam jelas diingatan Jose Rizal Manua, penjual buku. Dia biasa menjajakan buku tepat di samping Graha Bhakti Budaya. Sejak tahun 1972 hingga kini, Jose menghabiskan banyak waktu di kompleks TIM. Ragam kegiatan kesenian dan budaya digelar di TIM meninggalkan banyak kesan diingatannya.
-
Kapan Gedung Kesenian Jakarta diresmikan sebagai bioskop? Gedung Kesenian Jakarta lantas diresmikan sebagai gedung bioskop Diana yang amat populer ketika itu.
-
Kapan bioskop pertama di Medan dibangun? Di Medan, pada tahun 1889 telah dibangun bioskop pertama yang didirikan oleh seorang Belanda bernama Michael.
-
Apa yang awalnya menjadi Gedung Kesenian Jakarta? Mulanya bernama Municipel Theatre Sebelum menjadi pusat kesenian warga, Gedung Kesenian Jakarta merupakan ruang hiburan sederhana yang terbuat dari gedek bambu yang sudah ada pada 1804.
-
Di mana bioskop pertama di Indonesia? Rumah seorang pengusaha ini dialihfungsikan sebagai bioskop dengan nama 'The Royal Bioscoope'.
-
Dimana Gedung Kesenian Jakarta dibangun? Di masa-masa awal keberadaannya, gedung ini bernama Municipel Theatre atau Schouwburg, yang memiliki arti gedung komidi, dan didirikan di dekat kawasan pasar baru Jakarta Pusat karena dinilai strategis.
-
Kenapa bioskop pertama di Medan dibangun? Pada saat itu, orang-orang yang datang ke bioskop adalah dari kelompok masyarakat kalangan elite yang tinggal di Kota Medan, sekaligus para pejabat pemerintahan Hindia-Belanda.
"Saya orang teater. Jadi pertunjukan teater dan film di sana sangat mengesankan. Dulu bioskopnya besar sekali, bisa ada 1.000 orang. Kita bisa lebih puas melihat layar yang begitu besar," ungkapnya saat diberbincang dengan merdeka.com, Selasa (20/8).
©2019 Merdeka.comMeski lama berjualan di sana, dia mengakui gedung bioskop itu memang perlu peremajaan. Gedung itu, menurutnya, harus direnovasi agar lebih laik.
"Saya support, memang saya kira TIM ini harus direvitalisasi untuk mengikuti perkembangan zaman. Tapi jadinya sementara kita belum dapat menyaksikan film-film yang diputar di XXI, paling enggak kita harus ke tempat lain," ucapnya.
Dia bercerita, perubahan bioskop memang sebenarnya sudah ada sejak dulu. Dia juga mendengar rencana pembangunan gedung bioskop di bagian depan kawasan TIM.
"Misalnya tahun 70-an hanya ada satu bioskop namanya teater besar yang secara berkala memutar film bioskop Indonesia dan dunia. Kemudian tahun 80-an diambil sama XXI dibikin studionya kecil-kecil, jadi 4 dan sudah berlangsung 20 tahun lebih. Ini kan mau diperbaharui saja, nanti gedung bioskopnya pindah ke depan sana," tutupnya.
Reporter Magang: Ahdania Kirana
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada 1907 jadi tahun pertama kemunculan bioskop di Kota Kembang. Letaknya ada di sekitar alun-alun Kota Bandung, dengan gedung tenda bilik sederhana.
Baca SelengkapnyaSebagai pusat kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya, Banda Aceh memiliki kisah dan sejarah panjang tentang lahirnya bioskop dan perfilman di Indonesia.
Baca SelengkapnyaGedung ini awalnya jadi lokasi hiburan militer bagi kalangan warga Belanda
Baca SelengkapnyaAl Hambra adalah bioskop pertama di Jogja. Pada awal kemunculannya, bioskop ini dibagi menjadi dua kelas berdasarkan status sosial masyarakat pada saat itu.
Baca SelengkapnyaPada tahun 1900-an, masyarakat saat itu menyebutnya sebagai "Toneel Melajoe" atau "Komedi Stamboel".
Baca SelengkapnyaTempat pemutaran film pertama di Kota Medan yang sudah ada sejak akhir abad 19.
Baca SelengkapnyaPesona Ibukota Jakarta sudah tersaji sejak dahulu kala. Meski sudah banyak perubahan saat ini, namun suasana klasik zaman dulu mampu membangkitkan nostalgia
Baca SelengkapnyaBanyak momen bersejarah sepak bola di Surabaya yang terjadi di stadion legendaris ini.
Baca SelengkapnyaPengunjung bisa menjumpai pita kaset film hingga kursi bioskop VIP zaman dulu.
Baca SelengkapnyaProspek pertumbuhan industri bioskop di Indonesia yang tercermin dari minat investor pada masa penawaran awal dan umum.
Baca SelengkapnyaTaman Remaja Surabaya (TRS) siap kembali menjadi tempat hiburan favorit warga Kota Pahlawan.
Baca SelengkapnyaAula Barat ITB jadi saksi perkembangan musik jazz di tanah air.
Baca Selengkapnya