Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menjaga agar rumah Si Pitung tak roboh

Menjaga agar rumah Si Pitung tak roboh Rumah Si Pitung. ©2016 merdeka.com/adriana megawati

Merdeka.com - Tidak sulit menemukan rumah jagoan betawi Si Pitung di kawasan Marunda, Jakarta Utara. Dari jalan raya Jampea Cilincing, pengunjung dapat dengan mudah melihat penunjuk jalan yang mengarahkan ke rumah yang kini menjadi salah satu destinasi wisata.

Saban hari selalu ada minimal dua orang petugas yang berjaga di depan gerbang rumah Si Pitung. Mereka menjaga loket retribusi karcis pengunjung yang hendak menyambangi rumah Si Pitung. Tidak perlu merogoh kocek dalam untuk bisa masuk. Pengunjung dewasa hanya dikenakan tarif Rp 5.000, pelajar dan mahasiswa dikenakan tarif Rp 3.000 sedangkan anak-anak hanya Rp 2.500.

Tiang kayu kokoh menopang bangunan rumah yang direnovasi pada 2010 di era pemerintahan Gubernur DKI Fauzi Bowo. Sebagai salah satu situs bersejarah, pemerintah provinsi DKI berkewajiban mengelola dan menjaga rumah Si Pitung tetap lestari.

Orang lain juga bertanya?

Pekan lalu Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat kecewa lantaran pengelolaan rumah Si Pitung tidak maksimal. Salah satu petugas yang tak ingin disebut namanya menceritakan saat Wagub Djarot melakukan inspeksi mendadak ke rumah Si Pitung.

"Apakah ini (rumah Si Pitung) dirawat atau tidak? Kan kita ini pekerja-pekerja baru. Jadi dilihat pekerjaan kita. Jadi yang dibilang di situ (di depan) berantakan, tadi sudah di bongkar, itu bekasnya. Tadinya ada sebuah posko, yang dilihat dari jembatan ngelihat pemandangan di sini sudah ditutupi oleh posko," ceritanya sambil menunjukkan bekas-bekas robohan posko yang telah dibongkar, saat ditemui merdeka.com, Selasa (24/5).

Dia juga menceritakan, sebagai bagian dari perawatan dan pengelolaan bangunan cagar budaya, bakal dibangun galeri di rumah Si Pitung. Galeri itu akan memuat rekaman sejarah keberadaan rumah sang jagoan betawi yang dulu gencar melawan kolonialisme Belanda.

"Di dalam kan ada tulisan-tulisan sejarah itu, nah rencananya akan dibangun galeri, buat tulisan-tulisan itu. Rencananya di atas itu fungsinya cuma lihat dan foto-foto," jelasnya.

Penambahan bangunan galeri ini bertujuan mencegah penumpukan pengunjung. Sebab dikhawatirkan bangunan tersebut tidak sanggup menahan beban.

"Jadi pengunjung enggak numpuk pada satu titik baca tulisan itu. Karena ini kan rumah tua, kalau ngumpul di satu titik, takutnya roboh," jelasnya.

Sebagai salah satu destinasi wisata sejarah, hampir setiap hari selalu ada masyarakat yang datang menyambangi rumah Si Pitung. Tapi tidak dipungkiri, rumah Si Pitung hanya ramai dikunjungi saat akhir pekan. Dari hasil penjualan tiket, sehari-hari biasanya hanya berkisar ratusan ribu. Sedangkan akhir pekan bisa mencapai jutaan rupiah.

"Tiap hari ada pengunjung di atas puluhan, di bawah ratusan itu kalau harian. Kita biasanya agak ramai menjelang sore, kalau pagi biasanya memang sepi," ucapnya.

Untuk diketahui sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat tidak dapat menahan kekecewaan saat melihat kondisi Rumah Si Pitung di Marunda, Jakarta Utara. Hal ini karena museum yang menceritakan tokoh Betawi ini mengalami kerusakan.

"Ini seharusnya (pos jaga) di sini harus diperbaiki. Jangan kondisinya seperti ini. Tertutup kayak gini, juga dindingnya terkelupas. Bagaimana penjaga bisa nyaman di posnya," katanya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, Minggu (22/5).

Selain pos jaga, politisi PDI Perjuangan ini juga mengeluhkan rusaknya papan penjelasan sejarah rumah Si Pitung. Hal ini karena kertas yang tadinya melekat pada dinding ruangan, kondisinya sudah mulai terkelupas.

"Ini juga kok enggak nempel lagi. Seharusnya diperbaiki juga. Karena penjelasan di kertas ini penting. Supaya pengunjung bisa tahu sejarah lengkap Rumah Si Pitung ini. Ingat loh, ini bagian dari budaya Betawi, harus dijaga betul," tuturnya.

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO: Aksi Pekerja Proyek Menara Sutet Kanal Banjir Timur yang Menantang Maut
FOTO: Aksi Pekerja Proyek Menara Sutet Kanal Banjir Timur yang Menantang Maut

Tingkat keamanan para pekerja di ketinggian memang harus mempunyai standar yang tinggi mengingat nyawa mereka sebagai taruhannya.

Baca Selengkapnya
FOTO: Antisipasi Banjir Musiman, Warga Pejaten Timur Dirikan Tenda Darurat di Atas Rumah
FOTO: Antisipasi Banjir Musiman, Warga Pejaten Timur Dirikan Tenda Darurat di Atas Rumah

Mereka membangun tenda darurat tersebut karena wilayah pemukiman mereka kerap dilanda banjir hingga ketinggian 1,5 meter.

Baca Selengkapnya