Meski Libur Lebaran, Kualitas Udara Jakarta Terburuk Sedunia
Merdeka.com - Libur panjang Idul Fitri 1440 Hijriah berakhir pada Minggu, 9 Juni 2019. Jutaan kendaraan diperkirakan akan kembali memadati Ibu Kota usai mudik dari kampung halaman. Namun, hal tersebut justru bukan yang menjadi permasalahan inti dari buruknya kualitas udara yang ada di Jakarta.
Menurut Direktur Eksekutif Nasional Walhi, Nur Hidayati, pihaknya telah melakukan pengecekan kualitas udara saat H-1 perayaan Idul Fitri 2019.
Rupanya, penyebab utama buruknya kualitas udara bukan hanya dari gas timbal dari padatnya kendaraan bermotor. Sehingga, harus dilakukan penelitian apa yang menjadi sebab buruknya kualitas udara di Jakarta.
-
Apa yang menyebabkan polusi udara Jakarta? Pasalnya, buruknya kualitas udara di Jakarta juga merupakan hasil tingginya emisi pembuangan dari industri, selain tingginya mobilitas kendaraan di Jakarta.
-
Apa polutan utama yang menyebabkan kualitas udara Jakarta tidak sehat? Ukuran polutan utamanya PM2.5 dengan konsentrasi 59.4µg/m³. Data ini tercatat per pukul 08.00 WIB.
-
Apa penyebab utama pencemaran udara di kota besar? Kendaraan bermotor, pabrik, dan pembakaran sampah menghasilkan emisi gas dan partikel yang mencemari udara, menyebabkan masalah kesehatan seperti gangguan pernapasan dan penyakit pernapasan.
-
Mengapa polusi udara di Jakarta berbahaya? Angka itu memiliki penjelasan tingkat kualitas udaranya masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif yakni dapat merugikan manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.
-
Apa yang menyebabkan Jakarta menjadi kota paling berpolusi? Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 184 atau masuk dalam kategori tidak sehat dengan polusi udara PM2,5 dan nilai konsentrasi 103 mikrogram per meter kubik.
-
Mengapa kualitas udara Jakarta memburuk? Memang, belakangan kualitas udara Jakarta jadi sorotan. Sebelumnya, Koalisi Inisiatif Bersihkan Udara Kota dan Semesta (Ibukota) juga mencatat dalam dua bulan terakhir kualitas udara di Jakarta memburuk.
"Satu hari sebelum Lebaran kalau enggak salah kita menduduki peringkat pertama pada pagi hari ya. Kota yang paling terpolusi di dunia, dari indeks standar kualitas udara," kata wanita yang akrab disapa Yaya saat dihubungi JawaPos.com, Minggu, 9 Juni 2019.
Yaya menjelaskan, tingginya mobilitas kendaraan di Ibu Kota menjadi salah satu penyebab buruknya kualitas udara di Jakarta. Namun, kata dia, perlu juga dilihat sumber lainnya yang dapat mengakibatkan buruknya udara di wilayah Ibu Kota.
"Misalnya industri dari cerobong asap, industri pabrik-pabrik, lalu juga pembangkit listrik tenaga batu bara yang ada di sekitar Jakarta, itu juga perlu diteliti," ucapnya.
Yaya menilai, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dapat bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk melakukan penelitian dari buruknya kualitas udara di Jakarta.
Karena menurut Yaya, pemerintah kurang melakukan monitoring terhadap kualitas udara khususnya di Jakarta. Selain itu, dirinya berharap Pemda DKI Jakarta dapat terus melakukan monitoring dengan melakukan pemasangan alat pengecekan udara.
"Jadi sebenarnya kualitas udara kita sudah buruk dan masyarakat berhak tahu apa resiko di udara dan apa resiko dampaknya," papar Yaya.
Senada dengan Yaya, juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia Bondan Andriyanu mencatat, Air Quality Index (AQI) Jakarta pada Selasa, 4 Juni 2019 atau H-1 Lebaran, polusi udara sempat menyentuh 210 US AQI.
Angka tersebut menurut Yaya, justru menunjukkan, kota Jakarta menjadi juara kualitas udara terburuk di dunia pada hari itu.
"Jakarta sempat nomor satu (terburuk) dengan US AQI 210. Angka ini berarti masuk kategori sangat tidak sehat. Padahal Jakarta sangat lowong saat itu," ucap Bondan.
Bondan menyebut, angka polusi tersebut mengalahkan kota Chengdu, China dengan 171 US AQI dan kota Dubai, Uni Emirat Arab.
Kendati salah satu sumber polutan yakni pembakaran kendaraan bermotor sudah berkurang signifikan mengingat jutaan kendaraan telah meninggalkan Jakarta.
Oleh karena itu, Bondang menilai, ada sumber polutan lain yang membuat udara Jakarta sangat buruk. Sehingga dia pun meminta Pemprov DKI dapat bekerjasama dengan pihak KLHK untuk melakukan pemantauan kualitas udara di Ibu Kota.
"Harusnya tren ini ini dicatat oleh KLHK. Kadang tinggi, kadang rendah, itu harus dicari sumber polutannya. Lalu supaya ada langkah strategis yang bisa dilakukan," pungkas Bondan.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi meminta perkantoran menerapkan hybrid working, work from office (WFO) dan work from home (WFH).
Baca SelengkapnyaKualitas udara Jakarta berada pada titik terburuk dan mengancam kesehatan.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, sekitar 70 persen polusi udara pada beberapa hari ini dipengaruhi sektor transportasi. Simak selengkapnya!
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data yang dihimpun oleh Kemenko Marves dan sejumlah pihak, kualitas udara di Jakarta sangat buruk pada 2019. Namun kemudian membaik saat pandemi.
Baca SelengkapnyaKegiatan industri serta penggunaan kendaraan bermotor menjadi faktor pemicu utama buruknya kualitas udara Jakarta.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan pantauan situs IQAir pada Minggu (13/8/2023) per pukul 06.14 WIB, kualitas udara Jakarta berada pada peringkat buruk di dunia.
Baca SelengkapnyaTransportasi menjadi sumber pencemar udara terbesar di Jakarta, khususnya sepeda motor
Baca SelengkapnyaPolusi udara di Jakarta salah satunya disebabkan emisi karbon kendaraan.
Baca SelengkapnyaDKI Jakarta mengalahkan Dubai dan Johannesburg (Afrika Selatan).
Baca SelengkapnyaMasyarakat pada kota dengan indeks kualitas udara tidak sehat disarankan untuk memakai masker jika melakukan aktivitas di luar rumah atau outdoor.
Baca SelengkapnyaKualitas udara Jakarta yang tidak sehat memaksa orang-orang kembali memakai masker ketika beraktivitas di luar ruangan. Berikut fotonya!
Baca SelengkapnyaPotret langit ibu kota yang terlihat abu-abu karena dipenuhi polusi udara.
Baca Selengkapnya