Meski rumah habis terbakar, warga Bidara Cina enggan direlokasi
Merdeka.com - Sebanyak 43 rumah di Jalan Sensus, Kelurahan Bidara Cina, Jakarta Timur habis dilahap si jago merah Minggu (27/5) dini hari. Warga kebingungan mencari tempat tinggal. Rumah mereka sudah tidak layak ditempati. Sedangkan posko pengungsian hanya disiapkan untuk sepekan.
"Cuma yang sedang saya pikirkan ini, tadi kita sudah melihat ke lokasi, bahwa rumah itu sudah tidak layak untuk ditempati. Sedangkan kita sendiri bingung, kita tidak selamanya mengandalkan posko. Tidak selamanya tinggal di sini (posko). Akhir posko itu hari Jumat. Sedangkan warga lagi trauma-traumanya. Mau tinggal di mana kita?" kata Ketua RW 014, Endang Susanto, Selasa (27/5).
Endang menyebut ada 43 rumah yang terbakar. Korban kebakaran sebanyak 72 kepala keluarga (KK) dan 220 jiwa. Kini mereka semua tinggal di tenda pengungsian di dekat Kali Ciliwung.
-
Kenapa warga Kampung Teko tetap tinggal di kampung yang tenggelam? Masyarakat di kampung apung disebut tak ingin meninggalkan daerah tersebut karena merupakan tanah kelahiran. Selain itu, alasan lainnya adalah daerah tersebut merupakan tempat mencari nafkah sehingga sulit jika harus pindah ke tempat baru.
-
Kenapa orang memilih rumah bekas di Jakarta? Jika Anda menginginkan lokasi yang benar-benar sentral, Anda mungkin perlu membeli rumah bekas.
-
Bagaimana tempat tinggal itu terjaga sampai sekarang? Pada saat itu, sebuah runtuhan batu menghalangi pintu masuk gua sehingga mengunci isinya seperti kapsul waktu prasejarah.
-
Siapa yang kehilangan rumah di kebakaran itu? Pada hari Selasa, TMZ melaporkan bahwa pasangan Spencer Pratt dan Heidi Montag, yang terkenal dari program 'The Hills,' telah kehilangan tempat tinggal mereka akibat kebakaran setelah berhasil dievakuasi.
-
Mengapa permukiman kuno dibangun di daerah tersebut? Meskipun sebagian A66 mengikuti jalur jalan Romawi kuno dari Scotch Corner ke Penrith, jalan raya ini memiliki sejarah yang lebih panjang lagi, telah digunakan selama sekitar 10.000 tahun. 'Persimpangan dan penyeberangan jalan dan sungai yang signifikan masih ditandai dengan monumen prasejarah, benteng Romawi, dan kastil abad pertengahan, sementara lembah subur telah mendukung masyarakat sejak akhir Zaman Es terakhir,' jelas Stephen Rowland, manajer proyek di Oxford Cotswold Archaeology.
-
Siapa yang menghuni pemukiman? Analisis genetik pada tulang manusia yang digali menunjukkan hubungan erat antara penduduk pemukiman ini dengan kelompok lain di China selatan dan Asia Tenggara.
Hingga saat ini bantuan berupa sembako dan bahan makanan terus mengalir ke lokasi pengungsian. Endang pun berterima kasih atas bantuan dan kepedulian masyarakat maupun pemerintah. "Alhamdulillah kita semuanya pada peduli karena kita memang harus saling ikat mengikat untuk membangun ke depan," ujarnya.
Saat ini yang paling dibutuhkan para korban adalah bantuan material bangunan untuk memperbaiki rumah mereka sehingga bisa ditempati kembali. "Jadi saya mengimbau kepada donatur-donatur kalau memang ada ingin (kirim) bantuan, kita mengharapkan bantuan itu berupa material untuk bahan baku, bahan bangunan. Jadi mereka ada penutup untuk tidur," kata dia.
Warga berharap tetap tinggal dan bisa membangun rumah di lokasi rumah mereka yang terbakar. Alasannya menurut Endang karena warga telah tinggal puluhan tahun di lingkungan tersebut.
Jika ada kebijakan pemerintah merelokasi warga ke tempat lain, dia mengatakan tetap menghargai. Hanya saja dia juga berharap pemerintah memahami keinginan warga.
"Kalau kita sebenarnya enggak mau menghambat program pemerintah. Intinya kita tidak mau. Tetapi kita di sini tinggal bukan baru setahun dua tahun. Kita sudah turun temurun. Saya sendiri sampai sudah punya cucu. Ibu saya tinggal dan lahir di sini," jelasnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bukan hanya di Cina, rumah paku ternyata juga ada di Indonesia lho!
Baca SelengkapnyaKebakaran permukiman padat itu telah padam. Beberapa warga kembali ke rumahnya untuk mengais barang-barang yang tersisa dari kebakaran.
Baca SelengkapnyaInilah gambaran rumah Fikoh LIDA saat masih kecil sebelum akhirnya terbakar dalam kebakaran baru-baru ini.
Baca SelengkapnyaBangunan sekolah hingga deretan rumah-rumah warga kini terpaksa kosong hingga mulai termakan usia.
Baca SelengkapnyaSudah 15 tahun terakhir, ia tinggal di bangunan tak layak itu bersama suami dan seorang anaknya.
Baca SelengkapnyaSimak potret rumah masa kecil Fikoh LIDa sebelum terbakar!
Baca Selengkapnya"kita sudah dapat SK calon penghuni, sudah dapat nomor unit, terus mau ngapain di pindahkan ke Nagrak? terus kampung susun yang sudah jadi buat apa?”
Baca SelengkapnyaDisaat semua warga pindah, keluarga ini memilih bertahan di kampung mati.
Baca SelengkapnyaWarga mengungkapkan sejumlah personel sekuriti PT JakPro tiba-tiba menggeruduk Kampung Susun Bayam dan meminta mereka untuk angkat kaki.
Baca SelengkapnyaFahri mengatakan rencana jangka panjang pemerintah untuk membangun rumah susun bagi korban kebakaran di Kelurahan Kebun Kosong, Kecamatan Kemayoran
Baca SelengkapnyaBahlil mengatakan kegiatan investasi tersebut diperlukan untuk menggerakkan roda ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.
Baca Selengkapnya