Minta Penggunaan AstraZeneca Dikaji, Ibu Trio Fauqi Harap Tak Ada Lagi Korban
Merdeka.com - Ibu Trio Fauqi Virdaus, Zakiah berharap pemerintah mengkaji kembali penggunaan vaksin Covid-19 merek AstraZeneca. Vaksin asal Inggris itu diduga menyebabkan kematian Trio setelah mengikuti vaksinasi.
"Saya selaku orangtua sangat berat sangat menyesalkan. Saya mohon kalau bisa jangan dipakai lagi obat ini gunanya apa supaya tidak ada korban-korban yang akan datang," kata Zakiah saat berbincang dengan merdeka.com di kediamannya, Buaran, Jakarta Timur, Selasa (11/5).
"Jangan sampai ada seorang ibu menangis karena anaknya meninggal karena vaksin. Jangan sampai seorang istri menangis karena anak suaminya meninggal karena vaksin. Jangan sampai anak menangis karena bapaknya divaksin," ucapnya.
-
Kenapa Zaskia menyarankan vaksin pneumonia? Zaskia mengungkapkan momen tersebut sebagai pengalaman yang sangat menakutkan dalam hidupnya, sehingga ia mengimbau semua orang untuk segera memberikan vaksin pneumonia kepada anak-anak.
-
Siapa yang ikut tes kesehatan? Pasangan bakal calon gubernur dan bakal calon wakil gubernur Daerah Khusus Jakarta, Ridwan Kamil-Suswono tes kesehatan di RSUD Tarakan Jakarta, Sabtu (31/8).
-
Kenapa anak harus divaksinasi? Vaksinasi atau imunisasi adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan anak-anak kita.
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
-
Siapa yang dapat ikut pemeriksaan? Masyarakat, khususnya para lansia bisa mendatangi unit kerja BRI yang telah ditentukan dan langsung mendapatkan pelayanan dari petugas kesehatan.
-
Siapa yang direkomendasikan untuk melakukan imunisasi? Selain itu, ibu hamil juga diingatkan untuk menjauh dari pasien cacar, karena infeksi ini dapat membahayakan janin yang ada dalam kandungan jika mereka terjangkit.
Lebih lanjut, Zakiah meminta saat vaksinasi betul-betul seseorang yang mengikuti diperiksa dengan baik. Ia bercerita, ketika mengikuti vaksinasi bersama di Senayan, putranya Trio hanya menceklist sebuah selembaran terkait kondisinya. Pemeriksaan kesehatan juga hanya diperiksa tensi.
"Temennya juga begitu. Bener cuma ditensi aja enggak ada penelitian lain-lain. Itu sangat saya sayangkan," ungkapnya.
Saat Trio mengalami kejadian pascaimunisasi, tidak ada narahubung dokter yang menangani masalah ini. Zakiah mengaku cukup bingung ketika anaknya mengalami sakit kepala parah hingga tak tahu harus dibawa ke rumah sakit mana.
Sebelum meninggal, Trio sempat dibawa ke rumah sakit terdekat yaitu RS Bersalin Asta Nugraha. Rumah sakit tersebut mengaku tak bisa memeriksa karena mampu.
"Saya dianjurkan untuk menghubungi dokter yang vaksin kemarin. Tapi saya ga punya, gak ada bukti. Di HP (Trio) gak ada, kata temennya yang ikut vaksin memang gak ada. Ada bukti satu untuk dikumpulkan di kantor yang menyatakan sudah di vaksin. Jadi kita gak punya bukti dokter untuk dihubungi itu ga ada," jelas Zakiah.
Sampai saat ini, tidak ada pihak dari pemerintah yang mendatanginya. Zakiah berharap, Menteri Kesehatan bisa mempertimbangkan kembali penggunaan vaksin AstraZeneca.
"Saya harap tim medis atau Menteri Kesehatan mendengarkan ada penyuntikan lebih bagus lagi dengan obat ini bagaimana caranya tidak dikonsumsi lagi tidak dipakai lagi. Kalau terpaksa dipakai harus diteliti lebih dahulu," pungkasnya.
Sebelumnya, Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) telah melakukan pengkajian terhadap kasus meninggalnya Trio Fauqi. Hasil kajian sementara, belum cukup bukti bahwa Trio Fauqi Virdaus meninggal karena vaksin AstraZeneca.
"Internal Komnas kemarin sore menyimpulkan bahwa belum cukup bukti untuk mengaitkan KIPI ini dengan imunisasi," kata Ketua Komnas KIPI, Hindra Irawan Satari.
Lantaran belum cukup bukti, Komnas KIPI melakukan investigasi lebih lanjut terhadap kasus meninggalnya pemuda asal Buaran, Jakarta itu. Investigasi ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Komda KIPI DKI Jakarta.
"Masih perlu dilakukan investigasi lebih lanjut," ujarnya.
Hindra menjelaskan, berdasarkan laporan yang masuk, Trio Fauqi Virdaus meninggal dunia pada Kamis (6/5). Pria berusia 22 tahun itu meninggal setelah disuntik vaksin AstraZeneca pada Rabu (5/5).
Usai mendapatkan vaksin AstraZeneca, Trio Fauqi Virdaus merasa demam. Kondisinya kemudian melemah dan masih mengalami demam hingga Kamis.
"Almarhum dibawa ke rumah sakit dan dinyatakan meninggal sekitar pukul 12.30 WIB," jelasnya.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan mengaku turut berduka atas meninggalnya Trio Fauqi Virdaus. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Widyawati mengatakan pihaknya menunggu hasil akhir dari investigasi yang dilakukan Komnas KIPI.
Dia memastikan Komnas KIPI adalah lembaga kredibel dan independen yang memiliki fungsi dalam mengawasi pelaksanaan vaksinasi khusus untuk kejadian ikutan pasca imunisasi.
"Hingga saat ini, berdasarkan data Komnas KIPI belum pernah ada kejadian orang yang meninggal dunia akibat vaksinasi Covid-19 di Indonesia. Dalam beberapa kasus sebelumnya, meninggalnya orang yang statusnya telah divaksinasi Covid-19 adalah karena penyebab lain, bukan akibat dari vaksinasi yang diterimanya," kata Widyawati.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Komnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaJamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca SelengkapnyaPetugas kesehatan langsung datang ke rumah Bayi MKA, dan akhirnya dilarikan ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaIndonesia merupakan negara dengan peringkat keempat terbesar di dunia yang melakukan vaksinasi COVID-19.
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan akan mulai melakukan vaksinasi Mpox pada sejumlah kelompok masyarakat berisiko tinggi.
Baca Selengkapnya