Nelayan minta reklamasi di Jakarta dihentikan selamanya
Merdeka.com - Pemerintah pusat dan pemerintah provinsi DKI Jakarta akhirnya sepakat menghentikan sementara rencana reklamasi pantai utara Jakarta. Namun bagi nelayan, keputusan itu tidak cukup. Gabungan Komunitas Nelayan Tradisional meminta pemerintah pusat menghentikan proyek itu selamanya.
"Tuntutan kami minta dihentikan reklamasi selamanya, karena itu adalah ladang penghasilan bagi kami para nelayan, tidak ada lagi. Tuntutan kami sebagai nelayan hanya itu," tegas Cartama (53), nelayan Muara Angke di kantor LBH Jakarta, Selasa (19/4).
Reklamasi teluk Jakarta telah merenggut kehidupan dan penghasilan nelayan. Sebelum dilaksanakan reklamasi Teluk Jakarta, nelayan bisa mengantongi minimal Rp 150.000-200.000 per hari.
-
Kenapa nelayan Kebumen tenggelam? Saat itu korban bersama rekannya, Parwono (42), hendak berangkat dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pasir menuju ke tengah laut menggunakan “perahu katir“ untuk menangkap ikan. Namun dalam perjalanan perahu tersebut dihantam gelombang hingga terbalik. Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang.
-
Apa yang membuat nelayan Kebumen tenggelam? Namun dalam perjalanan perahu tersebut dihantam gelombang hingga terbalik. Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang.
-
Apa yang dikeluhkan nelayan Indramayu kepada Ganjar? Mereka mengeluh harus menyetor uang keamanan kepada preman.
-
Apa yang ditemukan nelayan Jepang? Para nelayan Jepang kaget menemukan bangkai ikan misterius di kedalaman Samudra Pasifik.
-
Kenapa perahu nelayan Cilacap butuh energi lebih besar di laut? “Saat melaut, perahu nelayan harus menerjang ombak atau melawan arus. Tentunya butuh energi yang lebih besar.“
-
Apa yang terjadi pada nelayan Aco? Belum lama ini viral seorang nelayan terombang-ambing selama 3 jam di tengah laut bersama dua putra dan iparnya. Kapal yang mereka tumpangi dihantam ombak dan badai saat mencari ikan.
"Sekarang pendapatan saya maksimal Rp 80.000 bahkan bisa kurang dari itu. Sedangkan kebutuhan ekonomi di rumah lebih dari itu. Ruginya sangat banyak. Makanya kami selaku nelayan meminta tolonglah dihentikan reklamasi itu," kata Cartama.
Berkurangnya penghasilan nelayan karena tangkapan ikan lebih sedikit dibanding biasanya. Cartama menceritakan, sekali melaut biasanya nelayan bisa membawa pulang 50 kg hasil laut. Tapi sejak reklamasi dijalankan hanya mencapai 2-3 kg.
"Itu minim ya. Tapi kalau standarnya 10 kg. Tapi 10 kg itu tidak mencukupi untuk kebutuhan sehari-sehari," katanya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hasil tangkapan nelayan Dadap mengalami penurunan drastis akibat gencarnya pembangunan di pesisir utara Jakarta.
Baca SelengkapnyaProyek reklamasi di teluk Jakarta berdampak pada banyak hal, salah satunya membuat hidup nelayan Muara Angke semakin susah. Berikut potretnya:
Baca SelengkapnyaRibuan nelayan tradisional di Lebak Banten tak bisa cari nafkah akibat cuaca buruk. Begini kondisi mereka.
Baca SelengkapnyaKapal yang ditangkap berkapasitas di bawah lima Gross tonnage (GT) dan alat tangkap yang digunakan pancing.
Baca SelengkapnyaMasuknya modal asing dan kapitalisme modern mendorong munculnya pranata ekonomi baru di kalangan masyarakat nelayan.
Baca SelengkapnyaKurangnya penanganan sampah secara maksimal, ditambah dengan pencemaran limbah yang membuat air laut semakin hitam telah merugikan para nelayan.
Baca SelengkapnyaHarga rumput laut belakangan anjlok sehingga dikeluhkan para petani di Kampung Sembilangan, Taruma Jaya, Kabupaten Bekasi.
Baca SelengkapnyaNilai tukar nelayan belum mencapai angka yang signifikan sehingga mereka masih belum sejahtera.
Baca SelengkapnyaPara nelayan mengaku ikan semar tangkapannya semakin melimpah di tengah fenomena El Nino.
Baca SelengkapnyaPara nelayan khawatir terjadi tabrakan dan tersesat karena kabut asap membuat jarak pandang sangat pendek.
Baca SelengkapnyaMereka memprotes kebijakan Presiden Jokowi yang kembali membuka keran ekspor pasir laut setelah 20 tahun dilarang.
Baca SelengkapnyaPara nelayan terpaksa tidak melaut saat ombak besar karena sangat membahayakan keselamatan.
Baca Selengkapnya