Ngaku tak ada kembalian, tarif Rp 10.000 jadi Rp 35.000 naik Go-Jek
Merdeka.com - Bisnis Go-Jek kini tengah ramai diperbincangkan. Keberadaan Go-Jek seolah menjawab kebutuhan warga Jakarta pada angkutan yang cepat tapi murah.
Dalam sejumlah forum di dunia maya, banyak yang memuji keberadaan Go-Jek karena mempermudah aktivitasnya. Apalagi, selain mengantarkan penumpang, Go-Jek juga menyediakan layanan delivery order.
Di antara mereka yang menyambut baik dengan keberadaan Go-Jek, sebagian warga justru menilai Go-Jek mematikan usaha ojek pinggir jalan yang dikelola secara pribadi. Bahkan pemberitaan beberapa pekan terakhir menyebut, keberadaan Go-Jek telah membuat pengojek biasa kesal dan mengintimidasi mereka.
-
Apa itu ojek? Mengutip dari Jurnal Ojek dari Masa ke Masa Kajian secara Manajemen Sumber Daya Manusia karya Neneng Fauziah, mengatakan bahwa istilah ‘ojek’ berasal dari kata ‘obyek’.
-
Kenapa ojek muncul? Ide ini muncul dari kondisi jalan desa yang rusak serta tak bisa dilalui oleh mobil sehingga, ditawarkan jasa transportasi lain berupa ojek sepeda.
-
Bagaimana ojek berkembang? Awal mula alat mengojek memang berupa sepeda. Dikutip dari tulisan W.J.S. Poerwadarminta di Kompas, 22 September 1979, ‘Ojek adalah sepeda yang ditaksikan’.
-
Kapan ojek pertama kali muncul? Ojek sendiri pada mulanya berkembang di pedesaan Jawa Tengah pada tahun 1969.
-
Kenapa Gojek mendapat penghargaan? Penghargaan ini menunjukkan bahwa Gojek diakui sebagai penyedia layanan ride-hailing yang paling dipilih oleh pengguna saat menggunakan angkutan umum di Jakarta.
-
Apa penghargaan yang diterima Gojek? Penghargaan dari Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) yang diterima baru-baru ini menjadi bukti nyata dari pencapaian tersebut.
Tapi obrolan warung kopi itu berlalu begitu saja. Toh kenyataannya, Go-Jek tetap laris manis saat ini.
Cerita soal Go-Jek, seorang penumpang pernah mengalami kejadian tak mengenakkan. Hary, pegawai swasta sedikit kesal karena harus membayar tak sesuai tarif. Hary bercerita hal tak mengenakkan itu terjadi pada Kamis (25/6) kemarin sekitar pukul 10 pagi.
"Saat itu saya Trunojoyo mau ke Gatot Subroto," katanya saat berbincang santai dengan merdeka.com, Jumat (26/6) lalu.
Setibanya di Gatot Subroto dekat gedung DPR, pengemudi pria menyebut Hary harus membayar Rp 10.000. Saat itu dia sempat tercengang dengan tarif murah.
"Pertama senang dengarnya karena murah, mungkin kalau ojek biasa lebih," katanya.
Saat itu dia membayar dengan uang Rp 50.000. Artinya dia harus menerima kembalian Rp 40.000. Tapi yang terjadi sebaliknya.
"Tukang Go-Jek nya ngaku enggak ada kembalian," lanjutnya.
Bukan tak ada Rp 5.000 atau Rp 10.000, tapi dia mengaku hanya memegang uang Rp 15.000.
"Jadi yang harusnya bayar Rp 10.000 malah kena Rp 35.000. Udah mirip ojek biasa," keluhnya.
Meski kesal, Hary menerima saja duitnya hanya dikembalikan Rp 15.000. "Anggap aja ibadah puasa," ucapnya bijak.
Cerita soal tarif Go-Jek, Dewi, pekerja swasta di Tebet mengaku pernah diminta membayar Rp 25.000. Padahal dia tahu saat itu ada promo Go-Jek ke semua rute Rp 10.000. Saat itu dia berniat mengantarkan barang menuju Jl Dr Satrio.
"Terus pas aku bilang loh bukannya promo Rp 10.000, si pengemudinya bilang, oh saya enggak tahu ada promo seperti itu," jelasnya.
Keduanya sempat saling yakin dengan tarif yang harus dibayarkan. Hingga akhirnya si pengemudi menelepon ke kantornya.
"Terus si pengemudi bilang, oh ya saya yang enggak tahu, benar mba Rp 10.000," ucap Dewi menceritakan kembali pengalamannya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kebijakan ini dapat membuat Gojek dan ojek pangkalan (opang) terlihat serupa dan tidak lagi memiliki perbedaan.
Baca SelengkapnyaPihaknya mengaku tak segan untuk menindak secara tegas terhadap oknum-oknum yang dianggap merugikan pengguna maupun mitra pengemudi.
Baca SelengkapnyaJoseph bilang Transjakarta rute 10M tersebut menggantikan Metro Mini T41 yang setop beroperasi usai pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaAksi unjuk rasa ini menuntut persoalan mengenai tarif di mana potongan yang dibebankan kepada mitra driver mencapai 20 persen hingga 30 persen.
Baca SelengkapnyaAdu mulut penumpang dan driver ojol karena minta dibayar lebih dari kesepakatan ini viral bikin kesal.
Baca SelengkapnyaOjol berencana menggelar unjuk rasa pada hari ini soal pemotongan tarif yang dianggap membebankan mitra driver.
Baca SelengkapnyaRibuan pengemudi ojol menyampaikan uneg-uneg mereka soal kebijakan yang diberlakukan oleh pihak aplikator.
Baca SelengkapnyaOjek sudah ada sejak tahun 1960-an di pedesaan dan merembet sampai ke perkotaan.
Baca SelengkapnyaDari hasil sweeping beberapa pengemudi melintas di Medan Merdeka Barat langsung diarahkan untuk ikut bergabung.
Baca SelengkapnyaGojek memastikan layanan mereka akan tetap berjalan normal
Baca SelengkapnyaGojek mendapatkan penghargaan sebagai aplikasi online favorit masyarakat.
Baca SelengkapnyaMaxim Indonesia mengimbau mitra pengemudi untuk menyampaikan aspirasi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Baca Selengkapnya