Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ngopi di pinggir Kali Item, anggota DPRD DKI tak cium bau menyengat

Ngopi di pinggir Kali Item, anggota DPRD DKI tak cium bau menyengat bestari ngopi di kali item. ©2018 Merdeka.com/dokumen pribadi

Merdeka.com - Penutupan Kali Item dengan jaring untuk menahan aroma bau kini menuai pro dan kontra. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, masalah polusi di kali tersebut bukanlah hal baru, melainkan masalah bertahun yang diwariskan padanya.

Politisi NasDem yang juga anggota DPRD DKI Bestari Barus, mengirimkan beberapa foto dirinya sedang menikmati kopi di dekat Kali Item. Dia menuturkan, Pukul 15.00 WIB, hari ini, Selasa (24/7) memang sengaja beranjak ke sana.

"Jam 15.00 WIB, saya selaku anggota DPRD DKI bergerak menuju Kali Item Kemayoran. Saya cukup lama berada di lokasi seberang Atheles Village Kemayoran. Sambil ngopi menunggu kapan bau menyengat itu datang. Karena saya tak mencium bau menyengat dari Kali Item, walaupun sempat saya menunduk kepermukaan Warung yang terpasang," ucap Bestari.

Dia menuturkan, sempat bercengkrama dengan pedagang Kopi bernama Yadi. Menurut dia, bau menyengat Kali Item itu sudah berkurang usai di normalisasi era Gubernur lalu-lalu.

"Sambil ngopi di warung Bang Yadi yang sudah berdiri sejak 12 tahunan persis di seberang kali item, Yadi mengatakan bahwa bau itu sudah sangat berkurang sejak kali item dinormalisasi zaman Gubernur lalu-lalu. Sayangnya belum diberi sentuhan akhir pada masa kini," ungkap Bestari.

bestari ngopi di kali item

bestari ngopi di kali item ©2018 Merdeka.com/dokumen pribadi

Dia pun akhirnya, bertanya alasan kenapa Gubernur Anies akhirnya memilih menutup dengan kain hitam.

"Diskusi kami menyimpulkan bahwa ada kemungkinan sangat besar alasannya adalah, jangan sampai Kali Item itu dilihat secara telanjang oleh duta olahraga negara-negara peserta Asian Games, di foto atau dikomentari secara terbuka yang bisa membuat malu Jakarta. Dan alasan beberapa yang lainnya," tutur Bestari.

Dia menuturkan, juga sempat meninjau Danau Sunter 1. Dirinya mempertanyakan kenapa tidak dilanjutkan, karena hasilnya baik.

"Turut pula kami tinjau Danau Sunter 1. Danau yang sentuh Gubernur terdahulu ternyata jauh lebih baik kondisinya. Kenapa yang sudah diawali dengan baik oleh pendahulu kok tidak dilanjutkan," pungkasnya.

Reporter: Putu Merta Surya Putra

Sumber: Liputan6.com

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pabrik Arang Batok Kelapa di Jaktim yang Disegel Bisnis Turun Temurun, Sudah Eksis Lebih dari 40 Tahun
Pabrik Arang Batok Kelapa di Jaktim yang Disegel Bisnis Turun Temurun, Sudah Eksis Lebih dari 40 Tahun

Pabrik yang berada di sisi Sungai Ciliwung itu saat ini masih disegel dengan garis kuning milik Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya
Miris Warga Bantaran Kali Ciliwung Ibu Kota, Hidup Berdampingan dengan Bau Sampah
Miris Warga Bantaran Kali Ciliwung Ibu Kota, Hidup Berdampingan dengan Bau Sampah

Kali penuh sampah jadi pemandangan sehari-hari warga bantaran ciliwung di Tanah Abang

Baca Selengkapnya
Akhir Kejayaan Pabrik Arang Legendaris di DKI, Setop Operasi Buntut Biang Polusi
Akhir Kejayaan Pabrik Arang Legendaris di DKI, Setop Operasi Buntut Biang Polusi

Sejak 1975 silam, ternyata pabrik arang itu sudah beroperasi di sana. Tetapi seiring padatnya penduduk di sana, keberadaan pabrik menjadi masalah.

Baca Selengkapnya
Prabowo Potong Jawaban soal Polusi, Anies: Boleh Saya Selesaikan Dulu?
Prabowo Potong Jawaban soal Polusi, Anies: Boleh Saya Selesaikan Dulu?

Polusi udara Jakarta meningkat lantaran masalah angin yang membawa polusi dari pembangkit listrik.

Baca Selengkapnya
Anies Tak Bawa Tema Keberlanjutan di Pilkada Jakarta 2024
Anies Tak Bawa Tema Keberlanjutan di Pilkada Jakarta 2024

Anies menilai, ada sesuatu yang hilang dari Jakarta.

Baca Selengkapnya
Rano Cecar Kerusakan Ekosistem di Jabar, Dharma Pongrekun: Jangan Tanya Kami
Rano Cecar Kerusakan Ekosistem di Jabar, Dharma Pongrekun: Jangan Tanya Kami

Seperti diketahui, pemerintah membangun dua waduk yakni Sukamahi dan Ciawi di Kabupaten Bogor untuk mengurangi debit air yang mengalir ke Jakarta.

Baca Selengkapnya
Balai Kota Digeruduk Pendemo, Tuntut Polusi Udara Ibu Kota Ditangani Serius
Balai Kota Digeruduk Pendemo, Tuntut Polusi Udara Ibu Kota Ditangani Serius

Koordinator Lapangan dari Walhi Jakarta Bagas Okta Pribakti mengatakan, terdapat empat tuntutan yang dibawa dalam aksi ini.

Baca Selengkapnya