Ngototnya NasDem minta Anies-Sandi koreksi RAPBD DKI 2018
Merdeka.com - Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan-Sandiaga Uno belum menjabat hingga 100 hari kerja. Namun pada saat memimpin Pemprov DKI Jakarta, mereka langsung mendapatkan perhatian lantaran membengkaknya beberapa pos di Rancangan APBD DKI Jakarta 2018.
Kritik keras datang dari Partai NasDem. Mereka meminta Anies-Sandiaga untuk mengoreksi dan melakukan penghematan pada RAPBD DKI 2018. Alasannya sampai saat ini masyarakat masih belum sejahtera.
Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai NasDem DKI Jakarta, Wibi Andrino mengatakan, salah satu yang menjadi perhatian adalah penggelembungan anggaran belanja di Sekretariat DPRD. Penambahan anggaran belanja bagi anggota dewan adalah sebuah langkah yang tidak sensitif di tengah kondisi masyarakat.
-
Siapa yang memimpin OKU Timur saat TPT menurun? Di bawah kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati OKU Timur Lanosin M.T. dan Adi Nugraha Purna Yudha Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten OKU Timur mengalami tren penurunan.
-
Siapa yang memimpin proyek RDMP Balikpapan? Hal itu disampaikan oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati saat kunjungan ke proyek RDMP Balikpapan.
-
Siapa yang memimpin pembangunan kota? Tim arkeolog mengumumkan mereka menemukan kota yang tersembunyi di bawah pasir dengan usia sekitar 3.000 tahun yang berasal dari masa pemerintahan firaun Amenhotep III, dan digunakan oleh Tutankhamun juga Ay.
-
Apa yang dilakukan Bupati Bengkulu Utara? Dalam kunjungan tersebut, Ir Mian mempresentasikan tentang kondisi ruas jalan dan pasar di wilayah Kabupaten Bengkulu. Ia menyampaikan harapannya agar ruas jalan dan pasar di sana bisa dibangun dan diperbaiki agar layak.
-
Siapa yang memimpin BPIP? Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi menyebut, perlu penguatan Ideologi Pancasila bagi masyarakat dan pelajar di wilayah lintas batas negara.
-
Siapa yang mendirikan rumah Gubernur di Bengkulu? Mengutip kebudayaan.kemdikbud.go.id, bangunan tersebut terletak di sebuah perbukitan dengan pemandangan Benteng Marlborough yang juga didirikan oleh tentara Inggris. Di sisi belakang, dari rumah gubernur ini bisa melihat langsung pemandangan Bukit Barisan dan gunung yang indah.
"Oleh karena itu, kami meminta agar anggaran Sekretariat DPRD yang saat ini bernilai Rp 346,5 miliar bisa dikembalikan ke angka Rp 126,9 miliar. Bagi kami, anggaran sebesar Rp 126,9 miliar tersebut telah cukup untuk memenuhi kebutuhan kerja para anggota dewan," katanya kepada merdeka.com, Senin (27/11).
Anies di Kampung Akuarium ©2017 Merdeka.com/Syifa Hanifah
Selain itu, dia mengimbau, agar Anies tidak berlaku boros. Sebagai contoh, menaikkan anggaran Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) sebesar 12 kali lipat adalah sebuah tindakan yang tidak bijaksana dan bisa menggerus kepercayaan rakyat kepada pemerintah.
"Oleh karena itu, kami mengajak agar kedua belah pihak, baik eksekutif dan legislatif, memberikan teladan kepada masyarakat dalam bentuk penghematan anggaran," jelasnya.
Untuk itu, dia meminta penjelasan lebih rinci mengenai asumsi-asumsi yang digunakan oleh Pemprov DKI Jakarta agar pendapatan daerah bisa memenuhi rencana belanja sebesar Rp 77,1 triliun. Pasalnya pada pos-pos pendapatan RAPBD 2018 ditargetkan lebih tinggi dibanding realisasi tahun 2017.
"Kami berharap agar penjelasan tersebut disampaikan dalam bentuk simulasi, serta dipublikasikan dan dilakukan uji publik secara terang-benderang sebelum APBD 2018 disahkan. Demikian siaran pers ini dibuat untuk disebarkan seluas-luasnya kepada masyarakat," tutup Wibi.
Bestari Barus ©partainasdem.id
Sementara itu, Anggota Fraksi NasDem DPRD DKI Jakarta Bestari Barus mengkritik anggaran Tim Gubernur Untuk Percepatan Percepatan Pembangunan (TGUPP) dalam RAPBD 2018. Pasalnya anggaran yang diberikan melonjak mencapai hingga Rp 28,99 milliar.
Bestari mempertanyakan pekerjaan dari anggota TGUPP yang mencapai 73 orang. Dia mengungkapkan, kalau hanya untuk membantu percepatan pembangunan bisa dilakukan oleh kepada dinas.
"Apakah pekerjaan dari TGUPP ini sehingga begitu pentingnya sampai puluhan orang, bersentuhan langsung dengan kepala dinas?" katanya.
Jumlah TGUPP yang terlalu banyak membuat proses pengambilan keputusan menjadi sulit. Sebab, politisi NasDem ini menilai, puluhan orang memberikan rekomendasi kepada gubernur mengenai sebuah masalah.
"Kalau terlalu banyak referensi nanti tidak bisa mengambil keputusan secara arif," ujar Bestari.
Bestari bahkan membandingkan masa gubernur sebelumnya yang TGUPP yang hanya berjumlah 15 orang tapi pembangunan tetap berjalan. Dan yang menjadi ketakutan, dia mengungkapkan, jika jumlah TGUPP begitu banyak, kerjanya lebih didominasi dibandingkan gubernur dalam merencanakan pembangunan.
"Kalau TGUPP kan kemarin enggak terlalu menonjol, karena gubernur nya dominan. Ini jangan sampai nanti TGUPP, lebih-lebih dari gubernur mau nakut-nakutin dinas," tutupnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketika menjadi gubernur, Anies merekrut puluhan orang sebagai anggota TGUPP
Baca SelengkapnyaKeberadaan TGUPP di Pemprov DKI Jakarta juga sempat menjadi perdebatan.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan angkat bicara terkait tuduhan TGUPP sebagai bentuk orang dalam.
Baca SelengkapnyaJuru bicara Sandiaga Denny H Suryo Prabowo meminta isu ordal di TGUPP Anies tidak perlu diperpanjang lagi supaya tidak semakin gaduh.
Baca SelengkapnyaAnies heran selalu mendapatkan pertanyaan tentang proyek IKN
Baca SelengkapnyaMenteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyebut, pembangunan IKN sudah mencapai 26 persen.
Baca SelengkapnyaRuhut mengatakan, fakta itu mungkin saja bisa diungkap pasangan Ganjar-Mahfud pada saat debat kemarin. Sayangnya, mereka tak diberikan kesempatan berbicara.
Baca SelengkapnyaAnggawira menilai Anies Baswedan lupa dengan sejarah soal pernyataannya orang dalam atau 'ordal'.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan mengungkapkan kendala kesejahteran rakyat (kesra) karena kurangnya sinergi antara pemerintah pusat dengan daerah.
Baca SelengkapnyaMantan Juru Bicara Anies-Sandiaga pada Pilkada DKI Jakarta 2017, membeberkan fenomena 'ordal' di masa Gubernur Anies Baswedan
Baca SelengkapnyaTidak benar jika Anies nantinya terpilih menjadi presiden, seolah-olah semua program dan kebijakan pemerintahan saat ini akan diubah secara serampangan.
Baca SelengkapnyaHeru diminta fokus menjalankan program kerja prioritas.
Baca Selengkapnya