Pangdam Jaya Sebut Sejumlah RT RW Buka Jalan Tikus Menuju Jakarta Saat PPKM Darurat
Merdeka.com - Sejumlah kendaraan masih berusaha masuk Jakarta karena kantor mereka tidak memberlakukan kerja dari rumah selama kebijakan PPKM Darurat. Tetapi, dikarenakan sejumlah jalan utama disekat, mereka coba melintas memanfaatkan jalur tikus.
Hal itu diakui Pangdam Jaya Mayjen TNI Mulyo Aji. Bahkan menurutnya, ada sebagian RT, RW malah membantu masyarakat menemukan jalan tikus.
"Beberapa kita lihat bahwa sebagian di antara rekan-rekan yang seharusnya membantu kami berusaha untuk mengurangi mobilitas, justru mereka membuka peluang. Seperti buka pintu jalan-jalan kecil, sehingga kembali Jakarta yang kita pusatkan di sini untuk bisa mengurangi kepadatan dan mengurangi mobilitas mereka, akhirnya tetep saja bisa masuk," kata Mulyo Aji saat melakukan pengecekan penyekatan di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (6/7).
-
Siapa yang turun langsung ke warga untuk program Polisi RW? Bahkan, Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Kabaharkam) Polri Komjen Fadil Imran turun dan berkomunikasi langsung dengan warga.
-
Kenapa Kementerian ATR/BPN meminta Pemda aktif? “Oleh sebab itu, kami mohon bantuan dari Pemda untuk memberikan dokumen-dokumen...
-
Kenapa Aipda Purnomo membantu masyarakat? Setelah bertugas di kampung halamannya sendiri, Purnomo merasa perlu lebih bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Ia kemudian giat melakukan aksi peduli sosial.
-
Bagaimana warga RW bisa menggunakan anggaran tersebut? 'Terjadi perdebatan. Ini duit dari pak gubernur mau diapain? Apa ngurusin selokan? Apa bikin gerbang? Apa bikin modal UMKM warga RW-nya?' sambung RK.
-
Siapa yang butuh perhatian? Anak yang tiba-tiba menjadi lebih menempel atau sangat bergantung pada orang tua mungkin sedang berusaha mendapatkan lebih banyak perhatian.
-
Bagaimana PKL di bantu? Selain itu, kolaborasi ini juga diharapkan tidak hanya membawa dampak positif bagi pedagang dan masyarakat, tetapi juga menciptakan kondisi lalu lintas yang lebih kondusif di area tersebut
"Maka dari itu kita perlu memberikan stressing kepada RW, RT, kemudian yang memiliki wilayah di perumahan untuk supaya membantu. Karena ini adalah demi kemanusiaan," sambungnya.
Tetapi, lanjut Mulyo, ada juga RT RW yang bekerja sama dengan baik agar kebijakan PPKM Darurat ini bisa berjalan efektif.
"Sebagian besar sudah bekerja bagus, tetapi yang ada adalah tadi berapa kita temukan itu memberikan peluang orang-orang berjalan. Memberikan orang peluang yang artinya berjalan, artinya apa? Artinya di RT RW tadi pasti bisa kena penyakit, yang indikator kinerja RW, RT, kelurahan itu adalah berkurangnya jumlah orang yang terkena Covid-19," sebutnya.
"Nah kalau ada orang lewat keluar-masuk di wilayahnya, artinya apa. Dia bisa kena, indikatornya pada mereka juga, enggak akan berkurang dan tidak akan hilang. Itulah yang kami mau," tambahnya.
Jenderal bintang dua ini menjelaskan, pekerjaan degan menyekat sejumlah ruas jalan utama untuk mengurangi mobilitas warga bukan hanya pekerjaan TNI-Polri serta Pemda saja.
"Tolong jelaskan, tolong sampaikan kepada masyarakat ini pekerjaan mereka bukan pekerjaan kami saja. Kami di sini bekerja atas nama kemanusiaan, indikator TNI-Polri, Pemda sama. Satu untuk bisa membatasi mobilitas, kedua berkurangnya jumlah orang yang terkena penyakit atau Covid," jelasnya.
Dia yakin jika seseorang memilih tetap berada di rumah dan tidak berpergian, maka secara otomatis virus Covid-19 akan mati dengan sendirinya.
"Logikanya kalau orang bepergian dengan menggunakan perlengkapan yang jelas, seperti saya ini Insya Allah tidak terjadi masalah. Begitu ada, berarti ada. Ada mobilitas, ada dan lain-lain. Kenapa kalau di Jakarta titiknya tersebar, karena ada mobilitas," tutupnya.
Hal senada juga disampaikan Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran. Menurutnya, pekerjaan untuk menjaga dan mengurangi mobilitas bukan hanya tugas dari aparatur negara saja.
"Sekarang sudah ada, Danramil, Kapolsek, Babinsa, Bhabinkamtibmas sudah berjaga. Cuma kan jalan tikus ini kan, namanya juga jalan tikus, kecil-kecil toh, banyak ini lobang tikus ini. Nah kalau hanya mengandalkan aparatur TNI-Polri, saya kira tidak, padahal Covid. Karena Covid ini musuh bersama. Contoh gang depan ini, kalau semua gang dijaga polisi enggak mungkin, berapa butuh kita," ujar Fadil.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ahok ingin agar RT/RW ke depannya bisa mengikuti konsepnya sewaktu dirinya menjabat Gubernur DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaRumah kosong ditinggal pemilik pulang kampung kerap menjadi sasaran pencurian dan kebakaran.
Baca SelengkapnyaJeki lalu bersalaman dan berdiskusi dengan warga setempat. Termasuk diskusi dengan Bhabinkamtibmas dan Babinsa di wilayah tersebut.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil mengusulkan anggaran di setiap RW diberikan Rp100-Rp200 juta
Baca Selengkapnyakrisis air terjadi lantaran penurunan kualitas air baku di IPA Hutan Kota PAM Jaya
Baca SelengkapnyaDia lantas menyindir apabila pemimpin yang tidak ingin masuk ke permukiman padat penduduk tidak layak untuk memimpin Jakarta.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil mengatakan, program seperti ini bukan hal baru.
Baca SelengkapnyaDuit tersebut berasal dari program Peningkatan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat (PROPE)
Baca SelengkapnyaMereka juga sempat memblokir jalan Raya Cakung hingga membuat kemacetan arah Cakung.
Baca SelengkapnyaWakil Wali Kota Jakarta Barat Hendra Hidayat mengatakan, pihaknya akan memanusiawikan warga yang tinggal di bawah kolong Tol Angke, Jakarta Barat.
Baca SelengkapnyaSaat ini sebagian warga mengandalkan air tanah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Baca SelengkapnyaDia memastikan akan cepat belajar untuk bisa menemukan solusi yang adil bagi warga eks Kampung Bayam.
Baca Selengkapnya