PDIP DKI Sindir Kemunculan Gerakan Relawan Bala Anies
Merdeka.com - Muncul sebuah kelompok menamakan diri mereka Relawan Bala Anies. Kelompok ini mendukung Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, sebagai presiden.
Kemunculan relawan tersebut mendapat tanggapan dari Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDIP, Gilbert Simanjuntak. Menurutnya, relawan tersebut tidak memahami soal janji-janji kampanye Anies yang belum dituntaskan dan wanprestasi.
"Relawan sendiri tidak tahu atau kenal apa yang mereka rela bela. Rumah DP Rp0, banjir, transportasi, dan lain-lain semua tidak terealisasi," ucap Gilbert, Selasa (5/10).
-
Siapa yang dituduh menghalangi Anies di Pilgub? Presiden Joko Widodo (Jokowi) buka suara karena dianggap mempengaruhi batalnya pencalonan Anies Baswedan dalam Pilgub 2024. Jokowi bicara dirinya yang sering dituding hingga menjegal.'Saya kan ditudang-tuding, kan banyak banget, tidak hanya itu saja, dituding menjegal, dituding menghambat, dituding,' ujar Jokowi di RS Persahabatan, Jakarta, Jumat (30/8).
-
Mengapa Anies membentuk juru kampanye? “Ini bedanya, ini lebih kepada false nine-nya. Seperti Barcelona yang untouchable, semua memiliki posisi sebagai striker. Nanti kita lihat, teman-teman akan dengar siapa-siapa saja,“ jelas Willy.
-
Bagaimana Anies meminta para pendukungnya bersikap? 'Saya berharap kepada semuanya untuk tertib, untuk menaati semua peraturan bagi semua yang ikut hadir dan kita akan dengarkan bersama,' kata Anies.
-
Bagaimana Golkar menanggapi Anies di Pilgub DKI? 'Mau turun pangkat lagi dari capres menjadi cagub lagi gitu. Jadi saya kira tentu ini harus dipikirkan,' tegas dia.
-
Apa yang dikritik Golkar dari Anies soal Pilgub DKI? Dia mempertanyakan, apakah ada partai yang mau mengusung Anies di Pilgub Jakarta.
-
Apa yang disinggung Anies Baswedan? Anies Baswedan menyinggung soal pemimpin yang tidak memenuhi janjinya.
Gilbert menegaskan, kritik PDIP terhadap kinerja Anies bukan sebatas kegiatan Formula E saja. Tetapi lebih pada janji politik Anies. Sebab gelaran Formula E justru menguras keuangan Jakarta.
Gilbert menambahkan, relawan sedianya mempertimbangkan dengan bijak sikap Anies ngotot menggelar Formula E merupakan sikap kurang etis dalam berpolitik. Selain tidak transparan, kata Gilbert, Anies justru menjadikan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) menjadi tameng agar Formula E tetap terlaksana.
"Hutang yang sangat besar dan menggunakan uang rakyat di luar janji kampanye adalah Formula E, ini cerminan etika politik yang kurang," tuturnya.
Ia mendorong Anies secara terbuka menyatakan kesiapan dirinya maju dalam kontestasi Pilpres 2024 mendatang. Dengan cara itu, menurut Gilbert merupakan sikap kesatria seorang sosok dalam menggunakan haknya.
"Lebih baik kesatria mengakui keinginan untuk maju Pilpres karena itu hak WNI. Tetapi tentu selesaikan dulu janji kampanye yang tidak jelas di DKI. Itu hutang, manusia itu ucapannya yang dipegang," pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Relawan Bala Anies, Sismono Laode mendukung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi Presiden Republik Indonesia. Laode berharap, Relawan Bala Anies, menjadi wadah untuk menyuarakan dukungan masyarakat agar Anies menjadi pemimpin negara.
"Bagi kami, Anies Baswedan menjadi salah satu tokoh yang diimpikan rakyat Indonesia dan layak memimpin Indonesia di masa depan," ucap Laode kepada merdeka.com, Senin (4/10).
Sejak dibentuknya Relawan Bala Anies pada 2020, Laode memang belum pernah bertemu langsung dengan Anies. Hal itu dikarenakan pandemi yang membuat pertemuan dan segala aktivitas dibatasi.
Lebih lanjut, Laode menuturkan, sejauh ini belum ada niatan dari Anies untuk maju Pilpres. Menurutnya, fokus Mantan Universitas Paramadina itu menyelesaikan segala permasalahan dan menuntaskan program unggulan Jakarta.
"Pak Anies sendiri belum berpikir ke RI 1. Beliau sedang fokus membangun ibu kota dan menuntaskan janji kampanye dan alhamdulillah sudah sudah hampir semua sudah dituntaskan," ucap Laode.
Berbicara dukungan, Laode mengamini belum ada partai politik secara terbuka menyuarakan Anies sebagai calon presiden. Namun ia optimis satu saat akan ada partai politik meminang mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu maju sebagai calon presiden.
Laode berkaca dinamika politik saat Anies tidak diunggulkan dalam Pilgub DKI 2017, pun Joko Widodo tidak diduga dicalonkan sebagai Capres oleh PDIP saat itu.
"Kami meyakini bahwa ada kekuatan di luar kehendak manusia. Hampir semua masyarakat tidak menyangka jika Pak Anies bisa menjadi calon Gubernur DKI (karena tidak ada partai). Pun halnya, tidak ada yang menyangka jika Pak Jokowi bisa calon Presiden dari PDIP kala itu. Politik itu ibarat ilmu keajaiban," ujarnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meski batal maju bersama PDIP, para relawan tetap setia bersama Anies
Baca SelengkapnyaIstana tidak pernah ikut campur dengan urusan pencalonan Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaDinamika perjalanan Anies Baswedan di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta.
Baca SelengkapnyaPDIP akan tetap mendaftarkan Anies Baswedan sebagai calon gubernur di Pilkada Jakarta 2024 ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Baca SelengkapnyaJuru Bicara KPK, Tessa Mahardika Sugiarto mengaku tidak memiliki informasi tersebut.
Baca SelengkapnyaPDIP tidak serta merta ingin mengusung Anies tanpa ada syarat.
Baca SelengkapnyaGolkar menjawab isu pembentukan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus untuk menjegal langkah Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaSejauh ini, kata Anies, obrolan PDIP masih membahas apa-apa yang menjadi masalah Jakarta.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan angkat bicara soal kemungkinan angka golput di Pilkada Jakarta 2024 naik pasca dirinya gagal mencalonkan.
Baca SelengkapnyaMenurut Anies, rencana membuat partai atau ormas tidak lama akan dilakukannya dengan melihat dinamika gerakan perubakan semakin hari semakin besar di Indonesia.
Baca Selengkapnya