PDIP Ingatkan Tugas MUI DKI Mengayomi Umat, Bukan Bikin Cyber Army
Merdeka.com - Penggunaan dana hibah oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta untuk membentuk tim siber, dinilai hanya memicu kegaduhan publik. Ketua Fraksi PDIP di DPRD DKI, Gembong Warsono berharap, MUI menjalankan tugas pokok dan fungsinya mengayomi umat beragama.
"Apakah MUI punya tugas sebagai siber, saya kira tidak. Sekarang justru terjadi kegaduhan, karena orang yang diberikan hibah menggunakan tidak sesuai tupoksinya," ucap Gembong, Senin (22/11).
Gembong pun meyakini, pemberian dana hibah oleh Pemprov DKI kepada MUI DKI tidak diperuntukan membentuk tim siber. Keyakinan itu ditambah saat pembahasan bersama Komisi E yang bermitra dengan Dinas Pendidikan Mental dan Spiritual (Dikmental) tidak ada singgungan terkait tim siber MUI.
-
Apa yang dikritik Meutya Hafid ke Menkominfo? 'Harusnya ada sikap meminta maaf, karena secara jujur harus diakui kita belum mampu mengamankan data-data pribadi masyarakat dengan maksimal,' ujar Meutya.
-
Kenapa Meutya Hafid sering kritis ke Menkominfo? Ia tergolong orang yang fokus terhadap kebocoran data pribadi. Setiap ada ramai isu kebocoran data pribadi, Meutya kerap bersikap kritis. Tak jarang Menkominfo seperti Johnny Plate dan Budi Arie Setiadi disemprot olehnya saat Rapat Dengar Pendapat di DPR.
-
Siapa yang perlu menguasai keamanan siber? Kita menyiapkan putra-putri kita untuk menguasai sains, teknologi, AI, untuk menguasai cyber,' ungkap dia.
-
Siapa yang melanggar kode etik? Diketahui, sanksi tersebut disebabkan pelanggaran kode etik yang dilakukan Hasyim sebab terkait pendaftaran Gibran Rakabuming Raka sebagai bakal calon wakil presiden.
-
Apa saja syarat Angkatan Siber TNI? 'Konsep awal sebetulnya bukan matra. Syarat matra, salah satunya kan harus punya alutsista (alat utama sistem persenjataan). Kalau siber jadi matra, ada kesan berdiri sendiri,' ungkap TB Hasanuddin, Kamis (5/9/2024).
-
Siapa yang tangani isu hoaks di Kominfo? Tim AIS Kementerian Kominfo menemukan sebanyak 2.357 isu hoaks dalam kategori kesehatan.
"Melalui pembahasan di Komisi E rasa-rasanya saya tuh enggak yakin kalau dia punya proposal yang mengajukan hibah untuk pembentukan cyber army," pungkasnya.
DKI Jakarta KH Munahar Muchtar menyatakan, pembentukan pasukan siber untuk melawan ‘buzzer’ yang menyerang ulama dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, tidak terkait dengan dana hibah Rp10,6 miliar.
"Kami membentuk pasukan siber karena saat ini marak informasi hoaks yang dapat memecah belah umat, terutama umat Islam dan ulama," kata KH Munahar Muchtar dilansir Antara, Sabtu (20/11).
Untuk Lawan Hoaks
Menurut Munahar, pada rapat dengan Bidang Infokom MUI DKI Jakarta, Jumat (11/10), membicarakan program ke depan serta makin banyaknya informasi yang terindikasi memecah-belah anak bangsa, terutama umat Islam dan ulama.
"Karena itu, ada gagasan dari kami untuk membentuk semacam cyber army," katanya.
Munahar menjelaskan, pasukan siber itu dibentuk atas inisiatif MUI DKI untuk melawan informasi hoaks, sebagai upaya membela umat dan ulama.
"Melawan informasi hoaks untuk umat Islam dan ulama, adalah salah satu tugas MUI, melakukan amar ma'ruf nahi munkar," katanya.
Dibela Wagub DKI
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria berpendapat, setiap organisasi memiliki hak membentuk tim siber. Pendapat ini sehubungan Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta yang membentuk tim siber untuk melawan buzzer yang kerap mengabarkan miring tentang Gubernur DKI Anies Baswedan.
"Membentuk cyber army di semua organisasi, komunitas itu hak masing-masing ya," ucap Riza, Senin (22/11).
Riza menuturkan, pembentukan tim siber menjadi penting agar informasi yang beredar di media sosial tidak berisi informasi bohong, hoaks. Selain itu, masyarakat juga memiliki peran aktif agar penyebaran berita bohong dapat diminimalisi, dengan tidak meneruskan informasi-informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Politisi Gerindra itu juga meminta warga Jakarta agar tidak mudah terprovokasi atas hoaks. "Jangan mudah untuk terprovokasi, DKI Jakarta ini kota yang plural, kota yang heterogen," harapnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal itu, dia sampaikan merespons pertanyaan terkait kasus judi online di Komdigi mengarah kepada mantan Menkominfo Budi Arie.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi I DPR dari PKB Helmy Faishal mengkritik Menkominfo Budi Arie Setiadi soal serangan Pusat Data Nasional (PDN).
Baca SelengkapnyaBudi Arie lalu mencontohkan bahwa Singapura menjadi salah satu dari beberapa negara di dunia yang mempunyai angkatan siber.
Baca SelengkapnyaSejumlah masyarakat mendesak Menkominfo Budi Arie Setiadi mundur dari jabatannya.
Baca SelengkapnyaMenko Budi Gunawan memastikan tidak akan membiarkan Polri diintervensi oleh pihak manapun dalam menyelidiki kasus tersebut.
Baca SelengkapnyaRuang digital harus diisi dengan konten-konten yang positif dan karya yang baik.
Baca SelengkapnyaMenkominfo akan menertibkan akun buzzer yang menyebarkan informasi hoaks dan radikalisme.
Baca SelengkapnyaBudi Arie pun menjamin, jika sistem informasi elektronik selama pesta demokrasi ini tetap aman dan terjamin.
Baca SelengkapnyaMenurut Abraham, bahwa Menkominfo era dulu tak menghapus situs judi online. Justru menghapus situs wordpress
Baca SelengkapnyaAnggota DPR meminta Menteri Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) Meutya Hafid untuk transparan terhadap orang-orang yang terlibat dalam kasus judi online.
Baca SelengkapnyaKasus judi online yang melibatkan oknum pegawai di Kementerian Komdigi terungkap pada awal November 2024.
Baca SelengkapnyaBudi merasa dikhianati oleh mantan anak buahnya yakni T dan AK yang telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus judi online.
Baca Selengkapnya