PDIP masih mungkin usung Ahok di Pilgub DKI, tergantung hal ini
Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama alias Ahok hadir dalam launching buku dengan judul 'Megawati dalam Catatan Wartawan, Menangis dan Tertawa Bersama Rakyat' di Gedung Arsip Nasional, Jakarta, kemarin. Kehadirannya menimbulkan beragam spekulasi, khususnya soal hubungannya dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri yang sempat diisukan 'panas' karena konstelasi Pilgub DKI 2017.
Dalam acara itu, Megawati menyindir Ahok tentang kejantanan seorang Ahok. Sayang Mega tak menjelaskan, apa maksud sindiran itu.
Lalu apakah PDIP tetap akan mendukung Ahok di Pilgub DKI 2017?
-
Kenapa hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Bagaimana hubungan Ahok dan Puput? Walaupun usia mereka berbeda jauh, keluarga mereka kini hidup dalam keharmonisan. Mereka bahkan diberkahi dengan dua anak yang bernama Yosafat dan Sarah Eliana.
-
Kenapa PDIP melobi PKB untuk Pilkada Jakarta? 'Atas dasar fakta itu, kami berniat menjalin kerja sama politik dengan PKB. Waktu itu kan PDIP belum bisa mengajukan calon sendiri sebab Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 60 yang membolehkan kami mengajukan calon sendiri belum ada,' tambah dia.
-
Siapa yang dipecat oleh PDIP? PDIP telah memecat Cinta Mega usai ketahuan diduga main judi slot Politikus PDIP Cinta Mega akhirnya dipecat oleh partai, usai ketahuan diduga bermain judi online slot saat rapat paripurna bulan lalu.
-
Kapan Ahok menikahi Puput? Pada tanggal 25 Januari 2019 yang lalu, eks Gubernur DKI Jakarta menikah pada usia 52 tahun, sementara pada saat itu Puput masih berusia 22 tahun.
-
Bagaimana PDIP menentukan sikap terkait menjadi oposisi? Oleh sebab itu, pihaknya akan menunggu penghitungan resmi dari KPU sebelum menentukan kesiapan menjadi oposisi.
Politisi PDIP Hendrawan Supratikno mengatakan, soal dukungan kepada Ahok masih dimungkinkan. Namun, dia mengatakan, butuh kesabaran dan melihat kondisi politik jelang perhelatan Pilgub nanti.
"Tergantung kesabaran dan perhitungan politik masing-masing," kata Hendrawan ketika dihubungi merdeka.com di Jakarta, Kamis (24/3).
Hendrawan menuturkan, kehadiran Ahok di acara Mega semalam lebih pada komunikasi politik persahabatan. "Komunikasi politik persahabatan. PDIP dan Ahok sama-sama terpanggil untuk membangun politik yang lebih beradab dan bermartabat," terang dia.
Saat ini, PDIP masih melakukan penjaringan. Belum ditentukan siapa yang bakal menjadi calon gubernur usungan partai berlambang banteng moncong putih itu.
"Masih dalam proses. Ketum menunggu masukan dari jajaran DPP, DPD, tokoh-tokoh masyarakat dan masyarakat luas," tandas dia.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketua DPP PDIP Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyatakan siap maju Pilkada
Baca SelengkapnyaPolitikus PDIP: Peluang Usung Anies dan Ahok di Pilgub Jakarta Gembos
Baca SelengkapnyaKeduanya pernah menjadi gubernur. Akankan berpotensi menang jika keduanya berduet?
Baca SelengkapnyaPDIP masih belum mengambil keputusan perihal dukungan calon gubernur pada Pilkada Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaSaid menyebut PDIP tinggal menunggu waktu yang tepat untuk mengumumkan nama yang akan diusung di Pilgub Jakarta.
Baca SelengkapnyaAhok menanggapi pertanyaan adanya kemungkinan koalisi antara paslon 03 dengan paslon 01 jika ada putaran kedua
Baca SelengkapnyaWalaupun keputusan akhirnya tetap akan berada di Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Baca SelengkapnyaAhok menyerahkan keputusan pencalonan Pilkada Jakarta kepada Tim Desk Pilkada DPP PDIP, Sekjen PDIP dan nantinya akan diputuskan oleh Megawati Soekarnoputri
Baca SelengkapnyaGanjar mengatakan, figur yang diusung PDIP diharapkan berasal dari kader, karena salah satu fungsi partai adalah mencetak kader-kader untuk dijadikan pemimpin.
Baca SelengkapnyaPKS memiliki 18 kursi di DPRD DKI, sehingga masih membutuhkan empat kursi untuk mengusung di Pilkada Jakarta.
Baca SelengkapnyaAlasan Ahok mengundurkan diri dari jabatan Komisaris Utama PT Pertamina agar fokus kampanye mendukung Ganjar-Mahfud dalam Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaLewat keputusan MK tersebut, sebuah partai atau gabungan partai politik dapat mengajukan calon kepala daerah meski tidak punya kursi DPRD
Baca Selengkapnya