Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

PDIP Soal Dugaan Korupsi Formula E: Banyak Menabrak Aturan Tetapi Semua Tutup Mata

PDIP Soal Dugaan Korupsi Formula E: Banyak Menabrak Aturan Tetapi Semua Tutup Mata Formula E. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengaku tengah mengumpulkan bukti dugaan korupsi penyelenggaraan Formula E di DKI Jakarta. Salah satunya dengan meminta keterangan sejumlah pihak terkait.

Anggota Komisi B dari Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) DPRD DKI Jakarta, Gilbert Simanjuntak mengatakan, pihaknya sudah sejak lama menaruh kecurigaan itu. Dia mendukung langkah lembaga antirasuah itu supaya persoalan menjadi terang.

"Saya sudah sampaikan peraturan apa saja yg ditabrak. Setidaknya dengan sikap ini, seandainya sudah diperiksa dengan jelas maka kalau ada atau tidak ada pelanggaran kita semua jelas," katanya kepada Liputan6.com, Kamis (4/11).

Dia mengaku, pihak sudah sejak lama mendorong itu. Pasalnya PDIP mengendus banyak kejanggalan dalam gelaran akbar tersebut.

"Karena banyak sekali menabrak aturan tetapi seakan semua tutup mata: Kemendagri, BPK, KPK, Kejaksaan dan Kepolisian," ujar dia.

"Saya yang dorong keras dalam statement-ku terakhir," sambungnya.

Gilbert mencatat sejumlah masalah dalam gelaran Formula E. Misalnya dalam perencanaan Kegiatan Formula E di Jakarta yang dianggapnya sudah melanggar aturan dan penyalahgunaan wewenang.

"Kegiatan ini dimasukkan ke dalam anggaran DKI melalui APBD-P 2019, yang diketok 13 Agustus 2019 di Banggar. Ini dilakukan berselang 13 hari sebelum anggota DPRD periode 2019-2024 dilantik pada 26 Agustus 2019. Lalu dibayarkan sebesar £10 juta poundsterling (Rp. 179.379.157.255) tanggal 23 Desember 2019 dan tanggal 30 Desember sisanya £10 juta (Rp. 180.620.842.000) untuk menggenapi £20juta sebagai commitment fee I," jelas dia.

Padahal dalam UU 17 2003 Pasal 28 (3) disebutkan dasar APBD-P adalah perkembangan yang tidak sesuai, pergeseran anggaran dan penggunaan SILPA tahun sebelumnya, dan karena kondisi darurat.

"Artinya memasukkan kegiatan Formula E hanya bisa bila dianggap darurat, demikian juga konsekuensi pengeluaran sebesar 20 juta poundsterling (Rp. 359.999.999.255) bisa dikeluarkan karena alasan kondisi darurat. Pada kenyataannya semua tahu tidak ada yg darurat, yang memaksa Formula E musti masuk di APBD P," papar dia.

Dalam UU 17 2003 Pasal 17 (2), lanjut Gilbert juga disebutkan bahwa penyusunan APBD berdasarkan RKPD. Dia menilai, anggaran yang dibutuhkan sebesar itu merupakan pelanggaran aturan dan penyalahgunaan wewenang karena tidak berasal dari RKPD dan RPJMD dan masuknya melalui APBD-P.

Masuknya kegiatan Formula E ke dalam APBD-P juga kelalaian dari Kemendagri, karena itu harus melalui persetujuan Kemendagri sebelum jadi Perda. Ini juga kelalaian dari BPK karena tidak disebutkan dalam laporan BPK, padahal sudah jelas melanggar aturan.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyebut sudah memeriksa beberapa pihak terkait penyelidikan dugaan korupsi penyelenggaraan Formula E di DKI Jakarta. Beberapa pihak sudah dimintai keterangan untuk mendalami dugaan adanya rasuah dalam penyelenggaraan ajang balap tersebut.

"Sudah ada beberapa pihak yang dipanggil untuk diklarifikasi," ujar Direktur Penyidikan KPK Setyo Budiyanto di Gedung KPK, Kamis (4/11).

Setyo enggan membeberkan siapa saja yang sudah dimintai keterangan oleh jajarannya. Meski demikian, Setyo menyatakan KPK siap menyampaikan perkembangan pengusutan kasus ini jika ditemukan bukti permulaan yang cukup.

"Detailnya tidak akan kami sampaikan karena tahapannya masih di penyelidikan," kata Setyo.

KPK menyatakan pihaknya tengah mengumpulkan bukti dugaan korupsi penyelenggaraan Formula E di DKI Jakarta. Salah satunya dengan meminta keterangan pihak terkait.

"Betul, KPK sedang meminta permintaan keterangan dan klarifikasi kepada beberapa pihak guna mengumpulkan bahan data dan keterangan ataupun informasi yang diperlukan oleh tim penyelidik," ujar Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri dalam keterangannya, Kamis (4/11/2021).

Ali mengatakan, pengumpulan bukti dan keterangan dari pihak terkait dilakukan KPK berdasarkan laporan dari masyarakat adanya dugaan korupsi dalam penyelenggaraan ajang balap mobil tersebut.

"Kegiatan ini tentu sebagai tindak lanjut dari informasi yang disampaikan masyarakat ihwal penyelenggaraan Formula E di DKI Jakarta kepada KPK," kata Ali.

Ali menyatakan pihak lembaga antirasuah belum bisa membeberkan lebih lanjut terkait pengusutan kasus ini. Pasalnya masih dalam tahap awal pencarian bukti dan keterangan.

"Kami meminta publik terus mengawal kerja-kerja KPK, sebagai unsur pengawasan sekaligus pendukung upaya-upaya pemberantasan korupsi," kata Ali.

Berdasarkan informasi, dalam mengusut kasus ini KPK sudah memeriksa Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) DKI Jakarta Ahmad Firdaus pada Selasa, 2 November 2021.

Reporter: Yopi Makdori/Liputan6.com

(mdk/fik)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ramai-Ramai DPD PDIP Protes ke Penyidik KPK Usai Pemeriksaan Hasto
Ramai-Ramai DPD PDIP Protes ke Penyidik KPK Usai Pemeriksaan Hasto

Keberadaan Kusnadi di KPK bukan atas sebuah panggilan melainkan mendampingi Hasto yang diperiksa penyidik KPK.

Baca Selengkapnya
Aksi Mahasiswa Dukung PPATK Ungkap Transaksi Janggal di Pemilu 2024
Aksi Mahasiswa Dukung PPATK Ungkap Transaksi Janggal di Pemilu 2024

PPATK menemukan dugaan transaksi mencurigakan selama Pemilu 2024

Baca Selengkapnya
Rieke Dukung Kejagung Usut Tuntas Kasus Korupsi Timah: Jangan Hanya Swasta yang Disasar
Rieke Dukung Kejagung Usut Tuntas Kasus Korupsi Timah: Jangan Hanya Swasta yang Disasar

Hal ini lantaran adanya dugaan keterlibatan pihak lain selain PT Timah Tbk dan swasta.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Emosi Rieke 'Oneng' PDIP Ungkap Dugaan Korupsi Dana Sawit Seret BUMN, Kejagung Harus Usut!
VIDEO: Emosi Rieke 'Oneng' PDIP Ungkap Dugaan Korupsi Dana Sawit Seret BUMN, Kejagung Harus Usut!

Rieke Diah Pitaloka, menyoroti soal kasus dugaan korupsi pengelolaan dana sawit oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS)

Baca Selengkapnya
PDIP Yakin Kasus Cinta Mega Diduga Main Judi Slot Tak Pengaruhi Elektabilitas Partai
PDIP Yakin Kasus Cinta Mega Diduga Main Judi Slot Tak Pengaruhi Elektabilitas Partai

Menurut Gembong, kasus Cinta Mega diduga main judi slot bersifat individu bukan partai.

Baca Selengkapnya
Megawati Heran PDIP Dicari Kesalahannya: Anak-Anak Saya Banyak Preman, Enggak Ada Takut
Megawati Heran PDIP Dicari Kesalahannya: Anak-Anak Saya Banyak Preman, Enggak Ada Takut

Megawati mengaku meski mampu melawan dan memiliki anak buah yang kuat, namun dia memutuskan tidak melawan.

Baca Selengkapnya
Sanski Tegas Fraksi PDIP ke Cinta Mega usai Ketahuan Main Game Slot
Sanski Tegas Fraksi PDIP ke Cinta Mega usai Ketahuan Main Game Slot

Atas nama fraksi, Gembong meminta maaf atas kejadian ini. Ia berharap ini merupakan kejadian pertama dan terakhir.

Baca Selengkapnya
Kejagung Periksa Asisten Pribadi Sandra Dewi Terkait Kasus Korupsi Komoditas Timah
Kejagung Periksa Asisten Pribadi Sandra Dewi Terkait Kasus Korupsi Komoditas Timah

Kejagung memastikan akan mengusut tuntas kasus tindak pidana korupsi.

Baca Selengkapnya
PPATK Temukan Transaksi Janggal Bendahara Parpol, TKN Prabowo: Yang Berhak Mengusut Itu Penegak Hukum
PPATK Temukan Transaksi Janggal Bendahara Parpol, TKN Prabowo: Yang Berhak Mengusut Itu Penegak Hukum

Diduga transaksi keuangan itu untuk kepentingan penggalangan suara.

Baca Selengkapnya
Anggota DPR Apresiasi Keberanian Kejaksaan Usut Korupsi Tambang, Minta Jangan Tanggung-Tanggung
Anggota DPR Apresiasi Keberanian Kejaksaan Usut Korupsi Tambang, Minta Jangan Tanggung-Tanggung

Dalam kasus timah, merugikan negara mencapai ratusan triliun rupiah.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Pandangan Mahfud Usai Megawati Tajam Bicara Curigai KPK Target Kader PDIP
VIDEO: Pandangan Mahfud Usai Megawati Tajam Bicara Curigai KPK Target Kader PDIP

Mantan Menko Polhukam Mahfud Md memberi pandangan mengenai kerja KPK. Dia merespons curhatan Mega soal kerja KPK

Baca Selengkapnya
Hak Angket Pemilu 2024 Belum Jelas, Ini Penjelasan Hasto PDIP
Hak Angket Pemilu 2024 Belum Jelas, Ini Penjelasan Hasto PDIP

Hasto menyampaikan, kesadaran untuk mengungkapkan dugaan kecurangan Pemilu 2024 harus terus dibangun.

Baca Selengkapnya