PDIP Tuntut Anies Baswedan Transparan Ketimbang Salahkan Sistem
Merdeka.com - Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono ingatkan Gubernur DKI Jakarta tidak melulu menyalahkan sistem ataupun Gubernur sebelumnya tiap kali menghadapi masalah. Ketimbang menyalahkan, Gembong menuntut Anies lebih transparan dalam kinerjanya.
Dihubungi melalui sambungan telepon, Gembong mengatakan, sikap menyalahkan kepemimpinan terdahulu tidak etis dilakukan sekaliber Anies sebagai Gubernur.
"Ketika ada masalah jangan melempar kepada sistem, jangan melempar ke kebiasaan orang lain, enggak etis juga," kata Gembong, Kamis (31/10).
-
Apa yang dikritik Golkar dari Anies soal Pilgub DKI? Dia mempertanyakan, apakah ada partai yang mau mengusung Anies di Pilgub Jakarta.
-
Apa yang disinggung Anies Baswedan? Anies Baswedan menyinggung soal pemimpin yang tidak memenuhi janjinya.
-
Bagaimana Golkar menanggapi Anies di Pilgub DKI? 'Mau turun pangkat lagi dari capres menjadi cagub lagi gitu. Jadi saya kira tentu ini harus dipikirkan,' tegas dia.
-
Siapa yang memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP? Effendi Simbolon memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto terkait ucapannya mendukung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
-
Kapan Anies menyinggung soal pemimpin yang tidak memenuhi janjinya? Anies Baswedan menyinggung soal pemimpin yang tidak memenuhi janjinya.
-
Kenapa Golkar pertanyakan Anies maju di Pilgub DKI? 'Tapi tentu kan kita tahu bahwa majunya seseorangan menjadi kepala daerah itu kan harus mendapatkan dukungan dari partai politik, pertanyaannya adalah tentu dari partai mana gitu ya,' kata Ace, saat diwawancarai di Gedung Nusantara II DPR, Senayan, Jakarta, Senin (20/5).
Dia mengatakan, sebagai pemimpin bukan sikap menyalahkan Anies yang ditunggu masyarakat melainkan bagaimana upayanya menertibkan anak buah dalam penyusunan anggaran. Tidak hanya tertib, menurut Gembong, pentingnya transparansi dalam memimpin karena akan berdampak terhadap kecermatan dalam bekerja.
Gembong tak mempermasalahkan gaya Anies yang kontra dengan Basuki Tjahaja Purnama saat memimpin Jakarta. Jika dulu Basuki memiliki gaya ceplas ceplos, keras, namun Anies bersikap 'tidak berisik'.
Ia menegaskan sekali lagi kunci kepemimpinan yang baik dan sedianya dilakukan oleh mantan Menteri Pendidikan dan Budaya itu adalah transparansi.
"Saya menghormati gaya Pak Anies yang begitu, itu memang style beliau, kita hormati itu. Tapi soal transparansi, soal keterbukaan, ini berlaku umum, siapa pun," tandasnya.
Sikap Gembong tersebut merespon pernyataan Anies sebelumnya yang mengatakan permasalahan anggaran terjadi setiap tahun. Kesalahan adanya anggaran fantastis seperti lem aibon disebut Anies karena sistem yang belum pintar. Hanya sistem digital tapi tidak pintar.
"Saya cek, jadi tiap tahun selalu muncul angka yang aneh-aneh. Kalau sistemnya smart maka dia akan melakukan kalkulasi, kegiatan A B C D E F G, itu enggak logis kalau dilakukan dengan angka yang tidak proporsional," kata Anies, Jakarta, Rabu (30/10).
Ia menuturkan, selain sistem yang kurang maksimal, ada juga beberapa dinas yang teledor asal memasukan komponen anggaran dengan dalih hal tersebut akan dibahas bersama dewan dalam rapat KUA-PPAS.
Namun Anies menampik keteledoran seperti itu berpotensi adanya permainan anggaran jika tidak diteliti.
"Tidak. Karena dokumen itu dikeluarkan maka jadi keliatan semua kan, itu biasanya dibahas di dewan nanti, kalau sudah pembahasan di dewan itu sudah dikeluarkan semua," tandasnya.
Untuk itu, agar masalah seperti ini tidak kembali terjadi, Anies berjanji akan menuntaskan reformasi sistem menjadi smart system. Yang artinya, sistem akan secara otomatis menolak verifikasi jika data dalam algoritma tidak sesuai.
Smart system tersebut ditargetkan Anies akan terlaksana pada 2020.
"Sistemnya harus diubah supaya begitu mengisi komponen, dia harus ngasih komponen yang relevan, dia harus mengisi dengan isian yang nyambung kalau tidak, ditolak oleh sistem," tandasnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anies merasa tak perlu memberikan penilaian terkait Pemprov DKI.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan angkat bicara terkait tuduhan TGUPP sebagai bentuk orang dalam.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengutarakan hal itu dalam debat perdana calon presiden di KPU, Selasa (12/12).
Baca SelengkapnyaAde Sumardi menyebut transparansi publik bukan hanya slogan. Dirinya pamer program Komisi Transparansi dan Partisipasi (KTP) Kabupaten Lebak.
Baca SelengkapnyaAnggawira menilai Anies Baswedan lupa dengan sejarah soal pernyataannya orang dalam atau 'ordal'.
Baca SelengkapnyaAnies berpesan, bagi yang khawatir terkait perubahan ketika dirinya menjadi calon presiden, bisa melihat rekam jejaknya di Jakarta.
Baca SelengkapnyaAnies mencontohkan saat kampanye di Pilgub DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaJenazah Gembong, saat ini berada di rumah duka Jalan Peninggalan Timur, Kebayoran Lama Utara.
Baca SelengkapnyaSejauh ini, kata Anies, obrolan PDIP masih membahas apa-apa yang menjadi masalah Jakarta.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan mengungkapkan kendala kesejahteran rakyat (kesra) karena kurangnya sinergi antara pemerintah pusat dengan daerah.
Baca SelengkapnyaHal ini disampaikan Anies terkait rencananya mengenai lembaga kepolisian terpilih menjadi presiden di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPDIP memasukkan nama Anies ke dalam daftar bakal calon Gubernur DKI Jakarta
Baca Selengkapnya