PDIP Yakin Formula E Bikin Rugi: Aneh Kenapa DKI Ngotot?
Merdeka.com - Anggota DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak mengatakan, pelaksanaan Formula E hanya akan membebankan APBD DKI Jakarta. Dia berkaca pada pelaksanaan Formula E di negara lain yang dibatalkan seperti di China dan Italia. Sebab, Gilbert menyatakan, negara tersebut yakin penyelenggaraan Formula E di tengah pandemi Covid-19 tidak akan menguntungkan.
"Sejak awal hampir semua kegiatan Formula E merugi di semua negara hingga pernah dibatalkan di negara lain. Pelaksanaan balapan ini jelas akan merugi, tidak seperti yang diungkapkan Pemprov DKI akan untung," kata Gilbert di Jakarta, Kamis (25/3).
Gilbert pun bertanya-tanya mengapa Pemprov DKI Jakarta sampai menggelontorkan dana sebesar hampir Rp1 triliun untuk kejuaraan balap mobil listrik itu.
-
Mengapa banyak perusahaan global terancam bangkrut? Banyak tanda menunjukkan ancaman kebangkrutan bagi perusahaan-perusahaan global, terutama karena krisis utang dan kenaikan biaya pinjaman yang menjadi isyarat 'kiamat' baru bagi korporasi di seluruh dunia.
-
Siapa yang bisa gagal? Mereka yang berani gagal total dapat mencapai banyak hal.
-
Apa yang dikatakan tentang kegagalan? Kegagalan adalah bagian dari proses. Kamu baru saja belajar untuk bangkit kembali.
-
Kapan kegagalan terjadi? Kamu selalu melewati kegagalan dalam perjalanan menuju kesuksesan.
-
Dimana semua kejadian kecelakaan muncul? Kalau ada bus kecelakaan, pesawat jatuh, ada kapal tenggelam, semuanya akan muncul di mana? Di TV.
-
Mengapa kegagalan penting? Kegagalan bukanlah kebalikan dari kesuksesan; kegagalan itu bagian dari kesuksesan.
Mantan Wakil Rektor Akademik UKI ini kemudian menyinggung saat BMW dan Audi menyatakan mundur dari Formula E. Menurutnya, hal itu menunjukkan bahwa Formula E tidak menguntungkan.
"BMW dan Audi mundur karena melihat potensi kerugian. Sebenarnya Formula E sudah redup sejak awal. Aneh kenapa DKI ngotot adakan Formula E?" tanya politisi PDIP itu.
Seharusnya, kata dia, Pemprov DKI Jakarta sudah mengetahui alasan negara lain membatalkan Formula E. Jika menguntungkan kata dia, mengapa China tidak melanjutkan ajang ini.
"Biaya pelaksanaan di Indonesia itu 2 kali lebih besar dari biaya di negara lain. Apapun alasannya, dengan pembelaan karena bank garansi dan commitment fee misalnya, lalu kenapa negara lain tidak bayar komponen biaya tersebut?"
"Kesannya Formula E tidak percaya, sengaja mengambil keputusan dengan ambisi tak terukur DKI. Dengan biaya setengah saja, negara lain merugi, apalagi biaya 2 kali lipat?" tanya Gilbert lagi
Dia juga mempermasalahkan dana yang masih harus dikeluarkan jika terselenggaranya Formula E. Dia memperkirakan masih ada Rp400 miliaryang harus dibayarkan untuk commitment fee periode ketiga.
"Pemprov DKI juga masih harus bayar biaya pelaksanaan seperti pembuatan jalur dengan spesifikasi tertentu, podium/stadium, iklan, EO, pengawasan, dan lainnya," ujarnya.
Gilbert pun sangat menyayangkan jika dana sebesar itu dipakai untuk Formula E. Padahal saat ini masih dalam situasi pandemi Covid-19.
"Kalaupun untung, keuntungan DKI Jakarta akan dikenal dalam kata-kata saja. Formula E tidak terkenal, yang terkenal adalah Formula 1, kalau mau lebih dikenal, ambil Formula 1 harusnya," sarannya.
Selain itu, kata Gilbert, sekalipun ajang Formula E ini bisa menguntungkan, namun bagi dia, tetaplah merugikan. Menurutnya yang paling merugi adalah warga Jakarta dan lingkungannya.
Menurutnya, isu lingkungan jauh lebih penting, seharusnya kata dia, Pemprov DKI Jakarta bisa memperkirakan dampak dibuatnya jalur Formula E yang telah membabat habis ratusan pohon di kawasan Monas.
"Event one shot ini tidak akan mampu membuat Jakarta menjadi hijau kembali. Harga 'hijau' untuk kegiatan ini tidak rasional dan tidak wajar. Hanya program transportasi massal dan berkelanjutan yang bisa membuat Jakarta hijau kembali," ujarnya.
Meskipun Riza dengan yakinnya Formula E akan untung meskipun diselenggarakan di tengah pandemi tahun depan, namun Gilbert merasa bahwa masyarakat Indonesia tidak butuh ajang balap mobil listrik tersebut. Dia juga tidak yakin jika tahun depan para turis mancanegara mau ke Indonesia untuk travelling. Apalagi jika pandemi Covid-19 masih mewabah.
Seperti yang diketahui, sebelumnya Gubernur DKI Jakarta Patria yakin bahwa pelaksanaan Formula E tahun depan akan tetap menguntungkan, karena kata dia, penyelenggara sudah memperhitungkan untung-rugi penyelenggaraan ini dengan matang. Riza yakin, dana Rp1 triliun itu tidak akan sia-sia.
"Yang menilai apakah Formula E ini memberi dampak positif atau tidak itu para konsultan. Bukan kami. Berapa nilai ekonomisnya, nilai positifnya berapa bagi Jakarta, berapa bagi Indonesia, itu sudah dihitung. Ada analisis keuangannya. Kalau tidak, kita tidak berani. Uang yang kita keluarkan tentu sesuai nanti dengan apa yang kita dapatkan,” kata Riza Patria pada 22 Maret lalu.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jakpro memastikan Formula E tetap digelar untuk ketiga kalinya di Jakarta.
Baca SelengkapnyaJakpro masih berupaya dan berdiskusi dengan Formula E Operation (FEO) agar bisa menggeser jadwal penyelenggaraan di Jakarta.
Baca SelengkapnyaBalapan mobil listrik tersebut seharusnya diselenggarakan di Jakarta International E-Prix Circuit tahun 2024.
Baca SelengkapnyaKe depannya Pemprov DKI akan mencari solusi agar pengelolaan seperti JIS dan tiga infrastruktur lainnya bisa mendatangkan keuntungan bagi Pemprov.
Baca SelengkapnyaJakpro belum bisa menjanjikan kapan proses audit bakal rampung.
Baca SelengkapnyaTahun lalu event MotoGP of Indonesia menyerap 4.600 tenaga kerja.
Baca SelengkapnyaPT Jakarta Propertindo (Jakpro) mengungkapkan sedang melakukan audit terkait laporan keuangan terkait ajang balap mobil listrik Formula E 2023.
Baca SelengkapnyaPemprov NTB tidak sanggup bayar hosting fee MotoGP Mandalika sebesar Rp 231 Miliar. Bagaimana kelanjutannya?
Baca SelengkapnyaFormula E diselenggarakan pada 2022 silam di era kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 Anies Baswedan
Baca SelengkapnyaMTZ berujar, Jakpro masih berkomunikasi dengan FEO terkait tanggal yang pas agar Jakarta bisa menyelenggarakan Formula E 2024.
Baca SelengkapnyaMusim kesepuluh Kejuaraan Dunia Formula E ABB FIA akan dimulai di Mexico City, Mexico pada 13 Januari 2024.
Baca Selengkapnya