Pekerjaan Rumah Sudirman Said Benahi Transjakarta

Merdeka.com - Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said ditunjuk menjadi Komisaris Utama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta). Penunjukan ini berdasarkan Keputusan Para Pemegang Saham (KPPS) pada Rapat Umum Pegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) yang dilaksanakan di Balaikota DKI Jakarta, Jumat (18/3).

Pemprov DKI Jakarta beralasan, penempatan Sudirman Said sebagai komisaris utama dalam rangka penyegaran organisasi. Faktor lainnya, Sudirman diklaim punya pengalaman membantu Transjakarta meski tidak secara khusus memiliki keahlian di bidang transportasi.

Penunjukan Sudirman diharapkan membawa semangat baru untuk moda angkutan massal berbasis bus tersebut. Apalagi dalam kurun waktu dua bulan terakhir, operasional Transjakarta tengah disorot karena banyaknya terlibat kecelakaan.

Berdasarkan catatan Ditlantas Polda Metro Jaya, sepanjang triwulan pertama 2022, kecelakaan yang melibatkan Transjakarta sebanyak 17 kasus, dan 76 persen disebabkan pengendara lain, dan 24 persen akibat kelalaian manusia (human error).

Meski tergolong kecil, persentase kelalaian manusia patut menjadi bahan evaluasi penting oleh internal PT Transjakarta.

Pengamat Transportasi, Djoko Setijowarno menjelaskan, rangkaian kecelakaan Transjakarta harus menjadi perhatian Sudirman. Sudirman diharapkan mengedepankan sisi humanis pada pramudi dan pekerja lapangan.

Sebagai komisaris, Sudirman diharapkan dapat memberikan kebijakan tak tertulis agar para pegawai dengan jabatan tinggi memperhatikan keseharian para pramudi dan petugas lapangan. Contoh sederhana, atasan sering mengobrol kepada para bawahan.

"Atau kasih uang setiap kali momen besar, itu sangat sangat berdampak dari psikologis," kata Djoko, Selasa (22/3).

Dia mengamati, manajerial transportasi tidak semata-mata harus memperhatikan latar belakang seorang pimpinan tersebut dalam dunia transportasi. Meski, pengetahuan tentang transportasi merupakan hal penting. Namun, memperhatikan sisi humanis merupakan instrumen sederhana yang berdampak besar.

Sehingga menurut Djoko, tidak ada tugas besar bagi Sudirman Said sebagai Komisaris Utama dalam membawa perubahan Transjakarta untuk menjadi regulator transportasi Jakarta.

"Tidak banyak, sisi humanis itu yang perlu ditingkatkan. Atasan memberi perhatian penuh akan membangun sisi emosi positif dan berdampak kinerja pramudi," jelasnya.

Lain halnya dengan Djoko, Pakar Tata Kota Nirwono Joga berpandangan, Sudirman Said memiliki beberapa pekerjaan rumah untuk segera dibenahi.

Pertama, Sudirman Said harus berani melakukan penyegaran organisasi, terutama yang bertanggung jawab terkait pelayanan operasional bus Transjakarta.

"Seleksi ulang pramudi dan pendidikan pelatihan pramudi dievaluasi agar kemampuan mengemudi optimal, sehat bugar saat mengemudi, jaminan kesejahteraan keluarga, sehingga mampu meminimalkan kecelakaan," kata Nirwono.

Kecekatan pramudi dalam mengendarai armada menurut Nirwono merupakan faktor penting dalam keselamatan kerja. Pramudi, juga dituntut memahami tentang aspek-aspek zero accident. Pemahaman ini baru akan didapat jika pramudi mendapatkan pelatihan.

Tugas kedua, bagi Sudirman adalah integrasi moda Transjakarta dengan MRT dan LRT harus termasuk integrasi fisik seperti JPO-halte/stasiun/terminal, integrasi layanan penumpang, sehingga menetapkan tarif rata angka Rp10.000 masih terjangkau.

Selain itu, sesuai dengan kampaye Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan agar transportasi publik didominasi ramah lingkungan, ekosistem infrastruktur untuk mendukung kampanye itu harus segera disediakan dengan matang.

"Peremajaan armada bus harus terus dilakukan secara bertahap dengan fokus pada pengadaan bus listrik yang harus didukung dengan stasiun pengisian dan tempat pengolahan limbah B3," ungkapnya.

Sebagai orang baru di dunia transportasi, keberadaan Sudirman dipandang skeptis oleh Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Gilbert Simanjuntak.

Legislator yang bermitra kerja dengan Transjakarta itu tidak berharap muluk kepada Sudirman yang menjabat sebagai Komisaris.

"Soal posisi Sudirman Said, tentunya evaluasi yang diharapkan dari kita sebagai fungsi dewan jelas terlihat kinerja TJ, di mana bisnis utama adalah keselamatan transportasi, tapi tidak tercapai. Kita tunggu apa yang bisa dia lakukan untuk memperbaiki ini sebagai wakil pemilik saham," kata Gilbert.