Pembangunan Lintasan Formula E Molor, Jakpro Pastikan Tak Ada Anggaran Tambahan
Merdeka.com - Vice Managing Director Formula E PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Gunung Kartiko mengklaim tidak ada tambahan anggaran sehubungan molornya pembangunan lintasan dari target. Sebelumnya, PT Jakpro menargetkan lintasan Formula E rampung pada Maret.
"Enggak ada," ujar singkat Gunung saat meninjau lintasan Formula E di Kawasan Ancol, Jakarta Utara, Jumat (25/3).
Gunung tidak menjelaskan lebih detil penyebab molornya pembangunan lintasan. Hanya saja, menurut Desainer sirkuit yang juga membantu proses desain sirkuit Formula E, Irawan Sucahyono, target tidak tercapai karena ada beberapa review dari federation international automobile (FIIA).
-
Kenapa pembangunan jalur KA Besitang-Langsa tidak sesuai rencana? Lebih lanjut, Kuntadi membeberkan proyek tersebut tidak sesuai dengan perencanaan awal.
-
Apa yang rusak di jalan tersebut? 'Kami meminta agar segera dibangun jalan dari Dusun Juron sampai Dusun Dawung, karena ini adalah akses yang paling penting bagi warga kedua dusun. Terutama masalah anak sekolah yang harus mereka perhatikan. Kalau mereka pakai matic, kondisi jalan yang licin berbahaya bagi mereka,' kata Sugiyanto, warga Desa Pandanharum, dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Senin (5/2).
-
Kenapa gunung tidak bisa tinggi? Alasan Ilmiah Gunung Tidak Bisa Bertambah Tinggi gunung tidak bisa bertambah tinggi disebabkan beberapa faktor.
-
Mengapa pembangunan gedung tinggi dihentikan? Namun hal tersebut terhenti karena ada beberapa pertimbangan, kekhawatiran terhadap keselamatan dan kendala izin pemerintah setempat.
-
Bagaimana kondisi jalan di Gunung Gelap? Kondisi jalur pun terbilang ekstrem, sehingga beresiko dilalui ketika malam.
-
Mengapa ujung pelangi tak tercapai? Pelangi sebenarnya adalah ilusi optik. Ini bukanlah objek fisik yang dapat dijangkau atau ditempati.
Review tersebut menurut Irwan demi keamanan para pebalap mobil listrik saat bertanding nanti.
"Kemarin ditinjau FIA ada sedikit perubahan harus segini segitu target ditentukan FIA kita ada sedikit kemunduran awal April," kata Irwan.
Saat merdeka.com berkesempatan meninjau lokasi Formula E, belum ada pemasangan tribun dan paddock.
Disampaikan oleh Irwan bahwa tribun penonton dan paddock sedang dalam proses pembuatan.
Nilai tender yang dibuka PT Jakpro untuk membangun lintasan Formula E sebesar Rp50 miliar. Kontraktor yang mengerjakan adalah PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk.
Namun, nilai proyek bertambah Rp10 miliar dikarenakan terdapat objek pembangunan yang tidak dapat diprediksi di awal.
"Misal di dalam tanah ini ada tanah lunak berapa meter, lunaknya seperti apa. Itu kan unseen. Untuk melakukan penyelidikan atas sesuatu yang unseen itu, waktunya tidak sebentar mungkin bisa 6 bulan untuk melakukan penyelidikan," ucap pihak kontraktor Ari Wibowo saat meninjau lokasi Formula E, Minggu (6/3).
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rangkaian kereta harus mengurangi kecepatannya ketika melintasi longspan LRT Gatsu-Kuningan. Simak selengkapnya!
Baca SelengkapnyaMTZ berujar, Jakpro masih berkomunikasi dengan FEO terkait tanggal yang pas agar Jakarta bisa menyelenggarakan Formula E 2024.
Baca SelengkapnyaJakpro memastikan Formula E tetap digelar untuk ketiga kalinya di Jakarta.
Baca SelengkapnyaKereta Semi Cepat Jakarta-Surabaya dikeluarkan dari PSN lantaran tidak ada kemajuan atau progres yang berarti.
Baca SelengkapnyaBuro Happold mengaku tidak diminta ataupun mendesain stadion yang masih menjadi polemik.
Baca SelengkapnyaProyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya dicoret dari PSN. Salah satunya karena belum memperoleh pembiayaan yang jelas.
Baca SelengkapnyaJakpro belum bisa menjanjikan kapan proses audit bakal rampung.
Baca SelengkapnyaBalapan mobil listrik tersebut seharusnya diselenggarakan di Jakarta International E-Prix Circuit tahun 2024.
Baca SelengkapnyaPT Jakarta Propertindo (Jakpro) mengungkapkan sedang melakukan audit terkait laporan keuangan terkait ajang balap mobil listrik Formula E 2023.
Baca SelengkapnyaMenteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menilai yang sebaiknya menjadi perhatian bukan soal benar atau salah desain.
Baca SelengkapnyaKesalahan diduga ada pada lebar lintasan yang membuat LRT Jabodebek harus mengurangi kecepatan saat melaju.
Baca SelengkapnyaKonsultan desain asal di Inggris, Buro Happold, memberikan klarifikasi karena terseret dalam pro kontra Jakarta International Stadium (JIS)
Baca Selengkapnya