Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pembelaan Anies Baswedan dan Anak Buah Soal Anggaran Fantastis RAPBD DKI 2020

Pembelaan Anies Baswedan dan Anak Buah Soal Anggaran Fantastis RAPBD DKI 2020 Anies Baswedan. ©2019 Merdeka.com/Hari Ariyanti

Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mendapat banyak kritikan lantaran rancangan APBD DKI Jakarta tahun 2020 bernilai fantastis. Masyarakat menilai beberapa item dalam usulan RAPBD DKI 2020 atau KUA-PPAS APBD 2020 tak masuk akal.

Salah satunya pengadaan anggaran untuk pembelian lem Aibon sebesar Rp82,8 miliar hingga anggaran untuk ballpoint senilai Rp124 miliar.

Anies Baswedan dan anak buahnya di DKI pun angkat bicara. Berikut ulasannya:

Tidak Ada Usulan Pengadaan Lem Aibon

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Syaefulloh mengatakan tidak ada usulan pengadaan lem aibon dari sekolah se-Jakarta Barat. Kendati demikian, dia mengungkapkan, kepastian itu masih menunggu hasil input dari pihak sekolah.

"Data sementara tidak ada sekolah yang mengajukan lem aibon," katanya.

Dia menjelaskan, dicantumkannya mata anggaran lem aibon di Dinas Pendidikan hanya sementara dan jika dalam rapat dengan anggota dewan kebutuhan itu tidak disetujui maka akan ditiadakan.

Soal lem aibon dalam pengusulan anggaran yang diajukan, Syaefulloh menuturkan saat mengisi jenis atau kebutuhan sekolah dinas 'asal' mengklik item yang masuk ke dalam kategori kebutuhan sekolah, tanpa mempertimbangkan relevansi.

Sistem Belum Pintar & Warisan Gubernur Sebelumnya

Anies menilai anggaran fantastis masih terjadi karena sistem digitalisasi yang ada hanya manual, tidak dilengkapi pengecekan. Seharusnya, dibuat smart system yang memiliki algoritma sehingga bisa mendeteksi anggaran janggal.

"Begitu ada masalah, langsung nyala. Red light. Begitu ada angka yang tidak masuk akal, langsung muncul warning. Kan bisa tahu. Itu tinggal dibuat algoritma saja, if itemnya itu jenisnya aibon, harganya Rp82 miliar, sebenarnya harganya kan enggak semahal itu. Harusnya ditolak itu sama sistem," kilahnya Rabu (30/10).

Anies menyebut masalah sistem ini telah berlangsung sejak pemerintahan gubernur sebelumnya. "Karenanya, menurut saya, saya tidak akan meninggalkan ini ke gubernur sesudahnya, PR ini. Karena saya menerima warisan nih, sistem ini," ucap Anies.

Karena hal itu, dia menyebut pihaknya akan membuat sistem pengecekan secara otomatis. Anies menyebut nantinya akan mempermudah pemimpin DKI Jakarta selanjutnya.

"Agar gubernur berikutnya tidak menemukan masalah yang sama dengan yang saya alami. Karena sistemnya sudah ada dari dulu, sehingga perencanaan yang dimulai di Januari, kan ada nanti rembuk Musrenbang," jelasnya.

Sebagai informasi sistem elektronik APBD Pemprov DKI pertama kali dibentuk pemerintahan Gubernur Joko Widodo atau Jokowi dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok saat menjabat pada 2012.

Keteledoran Pegawai Dinas

Tak hanya soal sistem, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga mengatakan ada beberapa dinas yang teledor asal memasukan komponen anggaran dengan dalih hal tersebut akan dibahas bersama dewan dalam rapat KUA-PPAS. Namun Anies menampik keteledoran seperti itu berpotensi adanya permainan anggaran jika tidak diteliti.

"Tidak. Karena dokumen itu dikeluarkan maka jadi kelihatan semua kan, itu biasanya dibahas di dewan nanti, kalau sudah pembahasan di dewan itu sudah dikeluarkan semua," tandasnya.

Untuk itu, agar masalah seperti ini tidak kembali terjadi, Anies berjanji akan menuntaskan reformasi sistem menjadi smart system. Yang artinya, sistem akan secara otomatis menolak verifikasi jika data dalam algoritma tidak sesuai. Smart system tersebut ditargetkan Anies akan terlaksana pada 2020.

"Sistemnya harus diubah supaya begitu mengisi komponen, dia harus ngasih komponen yang relevan, dia harus mengisi dengan isian yang nyambung kalau tidak, ditolak oleh sistem," tandasnya.

Salah Ketik

Isu anggaran dana pembelian lem aibon viral. Menanggapi hal itu Dinas Pendidikan DKI Jakarta mengaku ada kesalahan pengisian data yang dilakukan pegawai di dokumen rancangan KUA-PPAS 2020 itu.

"Ini sepertinya salah ketik, kami sedang cek ke semua komponennya untuk diperbaiki," kata Sekretaris Dinas Pendidikan DKI Jakarta Susi Nurhati saat dihubungi di Jakarta, Selasa malam.

Susi menyatakan, dalam usulan anggaran dinas melalui Suku Dinas Pendidikan Wilayah 1 Kota Jakarta Barat itu, item yang diusulkan berupa kertas dan tinta saja. Dia menegaskan tidak ada pengajuan anggaran untuk pembelian lem aibon.

Sindir PSI

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membalas kritik Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) terkait anggaran janggal 2020. Dia mengatakan, telah mengkaji dan menegur anak buahnya tentang anggaran janggal 2020. Anies menuding PSI sebagai partai baru masuk Kebon Sirih, tengah mencari panggung dan beratraksi.

"Sebelum mereka (PSI) ngomong, saya sudah ngomong. Saya sudah bicara di dalam (rapat internal). Saya sudah bicara sebelumnya dan kami kaji. Bedanya saya tidak manggung. Bagi orang-orang baru, (ini saatnya) manggung. Ini adalah kesempatan beratraksi," ujar Anies.

Seperti diketahui, Fraksi Partai Solidaritas Indonesia DPRD DKI Jakarta melalui anggotanya, William Aditya Sarana menyoroti sejumlah anggaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang janggal. William mengkritik kejanggalan itu melalui akun Twitternya.

Anggaran yang menjadi sorotan PSI dalam rancangan Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran (KUA-PPAS) 2020, mulai dari anggaran Rp82,8 miliar untuk pengadaan lem aibon di Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat, pengadaan pulpen sebesar Rp124 miliar di Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Jakarta Timur.

Selain itu, anggaran Rp121 miliar juga ditemukan untuk pengadaan 7.313 unit komputer di Dinas Pendidikan. Lalu, ada beberapa unit peladen senilai Rp66 miliar dianggarkan oleh Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik.

Perbaiki Sistemnya

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku pihaknya memang tak membuka anggaran-anggaran janggal itu lantaran tidak mau mencari perhatian publik dan tengah fokus memperbaiki sistem penganggaran.

"Loh kalau saya itu bukan begitu. Saya mau memperbaiki sistem, bukan mencari perhatian. Saya sering bicarakan, orang ngomong itu ada tiga pilihan, menyelesaikan masalah, kedua memperumit masalah, atau ketiga mengaktualisasi diri. Nah saya bicara untuk menyelesaikan masalah," kata Anies.

Anies mengaku dirinya telah memanggil sejumlah dinas yang mengusulkan anggaran-anggaran yang dinilainya masih janggal.

"Karena itu saya panggil, saya koreksi satu per satu. Jadi anda sudah lihat forum (pengarahan terkait KUA PPAS), hanya bedanya saya memang tidak umumkan," tuturnya.

(mdk/dan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
VIDEO: Pesan Anies Waspadai Godaan Uang Hingga Tekanan Pihak Berkuasa Jelang Coblos Pilkada
VIDEO: Pesan Anies Waspadai Godaan Uang Hingga Tekanan Pihak Berkuasa Jelang Coblos Pilkada

Anies meminta warga mewaspadai adanya godaan berupa uang hingga Bansos bersyarat

Baca Selengkapnya
Dikabarkan Diusung PDIP, Anies Pamit ke Ibunda Memakai Tenun Merah
Dikabarkan Diusung PDIP, Anies Pamit ke Ibunda Memakai Tenun Merah

Momen itu terekam, ketika Anies hendak berpamitan dan meminta restu kepada ibunda, Aliyah Rasyid Baswedan beserta istrinya Ferry Farhati.

Baca Selengkapnya
Sosok Anies Baswedan di Mata Megawati: Keturunan Tokoh Pahlawan
Sosok Anies Baswedan di Mata Megawati: Keturunan Tokoh Pahlawan

Nama Anies Baswedan masuk radar calon gubernur yang akan diusung PDIP.

Baca Selengkapnya
Terima Pinangan PKB DKI Maju di Pilgub Jakarta, Anies: Amanah Besar tapi Insya Allah Tak Berat
Terima Pinangan PKB DKI Maju di Pilgub Jakarta, Anies: Amanah Besar tapi Insya Allah Tak Berat

Anies menyebut perjalanan bersama PKB sudah dijalani lama sejak lima tahun memimpin di Jakarta pada periode sebelumnya.

Baca Selengkapnya
Anies Baswedan: NasDem dan TV-nya Gebukin Saya Bertahun-tahun, Kini Dukung Jadi Capres
Anies Baswedan: NasDem dan TV-nya Gebukin Saya Bertahun-tahun, Kini Dukung Jadi Capres

NasDem melihat apa yang dikerjakan Anies di Jakarta menjadi pemicu untuk bisa melakukan perubahan.

Baca Selengkapnya
FOTO: Semringah Anies Baswedan Resmi Diusung PKB Jadi Cagub di Pilkada DKI Jakarta
FOTO: Semringah Anies Baswedan Resmi Diusung PKB Jadi Cagub di Pilkada DKI Jakarta

Anies mengapresiasi langkah berani DPW PKB DKI Jakarta mengusungnya maju sebagai cagub di Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Anies Blak-blakan Cara Pastikan Janji Kampanye Terealisasi
VIDEO: Anies Blak-blakan Cara Pastikan Janji Kampanye Terealisasi

Anies mengaku merealisasikan puluhan janji politiknya

Baca Selengkapnya
Anies Kutip Bung Karno 'Jangan Putus Asa dan Nyerah Untuk Indonesia, Tetap Semangat Elang Rajawali'
Anies Kutip Bung Karno 'Jangan Putus Asa dan Nyerah Untuk Indonesia, Tetap Semangat Elang Rajawali'

Pesan itu ditulis Anies sehari setelah partai Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus mengusung pasangan Ridwan Kamil-Suswono di Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Gerak Cepat PKB DKI Usulkan Anies dan Lirik Kaesang Anak Jokowi buat Pilgub Jakarta
VIDEO: Gerak Cepat PKB DKI Usulkan Anies dan Lirik Kaesang Anak Jokowi buat Pilgub Jakarta

PKB DKI Jakarta resmi mencalonkan Anies Baswedan untuk bertarung di Pemilihan Gubernur Jakarta.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Ucapan Galak Anies, Negara Bukan Milik Satu Dua Keluarga Tapi untuk Seluruh Rakyat!
VIDEO: Ucapan Galak Anies, Negara Bukan Milik Satu Dua Keluarga Tapi untuk Seluruh Rakyat!

Anies bersama pasangannya, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin juga berjanji menghilangkan nepotisme di Indonesia

Baca Selengkapnya
Anies Jawab Tudingan Ordal di TGUPP: Tunjukkan Buktinya!
Anies Jawab Tudingan Ordal di TGUPP: Tunjukkan Buktinya!

Anies Baswedan angkat bicara terkait tuduhan TGUPP sebagai bentuk orang dalam.

Baca Selengkapnya
Ruhut Sitompul: Anies Lupa saat Jadi Gubernur Dia Ordal, TGUPP Isinya Tim Sukses
Ruhut Sitompul: Anies Lupa saat Jadi Gubernur Dia Ordal, TGUPP Isinya Tim Sukses

Ruhut mengatakan, fakta itu mungkin saja bisa diungkap pasangan Ganjar-Mahfud pada saat debat kemarin. Sayangnya, mereka tak diberikan kesempatan berbicara.

Baca Selengkapnya