Pemimpin Jakarta mending orang yang lembut atau galak?
Merdeka.com - Persaingan untuk menjadi Gubernur baru DKI Jakarta semakin ramai. Nama-nama tokoh bermunculan dan mendeklarasikan dirinya untuk maju sebagai orang nomor satu di Ibu Kota negara Indonesia.
Warga Jakarta pun memiliki banyak pilihan untuk pemimpin Jakarta ke depannya. Pertanyaannya sosok seperti apa yang layak memimpin Jakarta, kota yang menjadi magnet bagi para urban untuk mengadu nasib ini.
Pengamat dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro mengatakan, bukan sosok yang lembut atau keras untuk memimpin Jakarta, melainkan kesiapan sosok tersebut dalam memimpin. Dia menambahkan dengan kompleksitas permasalahan di Jakarta jangan melihat sosok dari karakter mereka berperilaku tapi lihat ketekunan sosok tersebut untuk memimpin.
-
Mengapa Pramono dinilai cocok untuk Pilkada Jakarta? Rano pun sempat menganalisi di balik keputusan Mega menunjuk Pramono yang menjabat sebagai Seskab di Kabinet Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Sebab, sebelum ada pengumuman bisik-bisik di PDIP yang mencuat nama Anies Baswedan dan Basuki T Purnama. Dalam wawancara di program D'talsk merdeka.com, Rano melihat sosok Pramono bisa menjadi jembatan bagi pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
-
Mengapa Pilkada DKI 2017 menarik perhatian? Pilkada DKI 2017 menjadi salah satu pemilihan kepala daerah yang menarik perhatian. Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Bagaimana cara Pilkada DKI 2017? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Pada putaran pertama, ada tiga pasangan calon: Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) - Djarot Saiful Hidayat; Anies Baswedan - Sandiaga Uno; dan Agus Harimurti Yudhoyono - Sylviana Murni.
-
Bagaimana Pilkada DKI 2017 dijalankan? Pilkada DKI Jakarta 2017 merupakan salah satu pemilihan kepala daerah yang paling menonjol dalam sejarah Indonesia karena berbagai dinamika politik dan sosial yang terjadi.
-
Apa saja kriteria pemimpin yang baik? Selain itu, Anda juga harus tahu beberapa kriteria pemimpin yang baik.
"Bukan masalah lembut atau galak tapi yang bersangkutan memang pemimpin bukan penguasa," ujar Siti saat dihubungi merdeka.com, Selasa (1/3) malam.
Dia menjelaskan pemimpin itu selalu memiliki niat untuk berkorban demi kepentingan umum. Selain itu sosok pemimpin akan selalu merasa senang jika kebijakan-kebijakannya mampu membuat kebahagaiaan bagi masyarakatnya.
Lain halnya dengan sosok penguasa, menurutnya, penguasa hanya melihat keuntungan untuk kepentingan minoritas. Selain itu pula sikap tegasnya juga tidak lebih baik dibanding dengan soso yang memang memiliki jiwa pemimpin.
"Pemimpin itu mau mendedikasikan dirinya dan dia akan puas jika daerah pimpinannya maju, dan yang penting tidak lompat-lompat," jelasnya.
Secara garis besar Siti mengatakan, warga Jakarta tidak hanya sekedar butuh pemimpin dengan melakukan perbaikan infrastruktur ataupun menjadikan Jakarta sebagai kota eksklusif dengan kecanggihan dan modernisasi yang dimiliki. Menurutnya, keberpihakan pemimpin terhadap pemberantasan korupsilah yang selama ini diidam-idamkan oleh warga Jakarta.
Dia juga menambahkan selama ini ketimpangan sosial warga Jakarta cukup terasa. Hal inilah yang membuat warga Jakarta dirasa cukup acuh satu sama lain.
"(Warga) Jakarta tuh butuh pembaruan, keberpihakan pemimpin dalam pemberantasan korupsi menjadi solusi agar warga Jakarta damai tidak ada yang merasa dirugikan apalagi korupsi itu kan sudah masuk ke kalangan rakyat biasa, jadi itu intinya whatever siapa pemimpinnya," pungkasnya.
Sejauh ini diketahui beberapa orang menyatakan siap maju dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta 2017 mendatang. Mereka di antaranya, Basuki Tjahaja Purnama yang juga petahana gubernur DKI Jakarta. Pakar Hukum Tata Negara, Yusril Ihza Mahendra. Serta Menteri Pemuda dan Olahraga era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Adhyaksa Dault.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut JK, seorang pemimpin itu harus tenang, dan tidak emosional
Baca SelengkapnyaJK menilai seorang pemimpin harus tenang, baik, sopan dan tidak emosional
Baca SelengkapnyaJK mengatakan seorang calon pemimpin harus bisa membawa rakyatnya menuju kebaikan.
Baca SelengkapnyaPramono berjanji jika dirinya terpilih sebagai Gubernur Jakarta bersama wakilnya Rano Karno maka akan berani mengambil keputusan.
Baca SelengkapnyaJusuf Kalla mengatakan, pemimpin harus memiliki gagasan dan bersikap tenang dalam memimpin bangsa Indonesia.
Baca SelengkapnyaSedikitnya ada lima kriteria yang harus dimiliki calon gubernur Jakarta
Baca SelengkapnyaWakil Presiden (Wapres) ke-10 dan 12 RI, Jusuf Kalla (JK) menyinggung soal pemimpin yang baik. Dia menyindir capres yang kerap marah-marah.
Baca SelengkapnyaOrang-orang Jakarta dulu menjuluki Ali Sadikin sebagai "Gubernur Monyet"
Baca SelengkapnyaHal itu disampaikan Ridwan Kamil saat memberikan pandangan mengenai masa depan Jakarta dalam acara Konsolidasi Relawan Kita (RK) di Jakarta
Baca SelengkapnyaPada kesempatan tersebut, pensiunan jenderal bintang tiga Polri itu menyinggung soal pepatah khas Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Baca SelengkapnyaLatar belakang Jusuf Hamka menjadi modal utama untuk membenahi persoalan infstruktur di Jakarta.
Baca Selengkapnya"Banyak permasalahan rakyat yang harus diselesaikan," kata Jokowi
Baca Selengkapnya