Pemprov DKI Akan Kelola Sampah Basah Jadi Pakan Ternak
Merdeka.com - Perumda Pasar Jaya akan mengelola sampah sendiri dengan mengolah sampah basah dari 153 pasar untuk menjadi pakan ternak berupa larva atau sejenis makanan protein.
Direktur Teknik Perumda Pasar Jaya Dono Pratomo menjelaskan hal yang merupakan arahan dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ini akan mulai berjalan kemungkinan besar akhir tahun 2019.
"Targetnya jalan triwulan empat tahun 2019 jika segala sesuatunya lancar, atau awal 2020 paling telat," katanya seperti dilansir dari Antara, Rabu (29/5).
-
Kapan DKI Jakarta menyaring sampah kiriman? Pada hujan yang terjadi awal bulan November, DKI Jakarta menyaring lebih dari 70 ton sampah kiriman di Kali Ciliwung.
-
Kapan jumlah sampah di Jakarta berkurang? Sampah Jakarta Berkurang 25% Selama musim mudik lebaran, 50% penghuni Jakarta pulang ke kampung halaman.
-
Apa dampak dari banyaknya sampah? Kini, seiring dengan melonjaknya suhu udara di musim panas, ada peringatan baru dari badan-badan bantuan tentang bahaya kesehatan yang ditimbulkan oleh banyaknya sampah.
-
Kenapa Banyumas menjadi wilayah darurat sampah pada tahun 2018? Puncaknya pada tahun 2018, wilayah Banyumas dinyatakan sebagai wilayah darurat sampah. Saat itu masalah sampah di Banyumas sudah sampai tahap yang mengkhawatirkan.
-
Mengapa Wali Kota Tarakan menekankan pengelolaan sampah? Dalam arahannya, Wali Kota menyampaikan beberapa poin penting terkait pengelolaan sampah demi kenyamanan dan keindahan kota Tarakan melalui program TPS3R.
-
Dimana aksi membersihkan sampah dilakukan? Mereka membersihkan area sekitar 400 meter dari titik awal pembersihan.
Menurutnya, saat ini dari 153 pasar milik BUMD DKI ini, menimbulkan 563 ton sampah per hari baik yang disebutnya jenis kering (anorganik) maupun basah (organik).
"Untuk membuang sampah dari seluruh pasar, kami harus mengeluarkan dana Rp1 miliar per bulan kepada Dinas Lingkungan Hidup Pemprov DKI. Karena itu, kami memikirkan akan mengelola sendiri sampah ini," jelasnya.
Rencana ini, Dono menambahkan, sudah matang dibahas di internal Perumda Pasar Jaya dan tahap awal akan bekerja sama dengan PD Dharma Jaya, yang memiliki lahan cukup besar di Jalan Raya Penggilingan, Jakarta Timur untuk membangun fasilitas pengolahan sampah di sana.
"Kenapa dengan Dharma Jaya? Selain memiliki lahan, BUMD yang fokus mengelola ketersediaan daging ini juga memproduksi kotoran ternak. Dan ini pas untuk pengolahan sampah yang ramah lingkungan, sebab kami nanti tidak membakar sampah," ujarnya.
Dono menjelaskan pembangunan lahan pengolahan sampah menjadi pakan ternak ini akan dimulai pada triwulan keempat tahun 2019 atau di awal 2020.
"Investasi untuk pembangunan pengolahan sampah menjadi pakan ternak ini membutuhkan investasi Rp 60 miliar. Dalam hal ini, kami tidak fokus untuk mencari keuntungan, namun untuk mengolah sampah menjadi sesuatu yang berguna. Ditambah lagi, tidak merusak lingkungan berupa polusi, karena dalam urusan sampah seperti ini memang hal yang baru, namun harus dimulai dari sekarang," tutupnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemprov DKI Jakarta terus mengintegrasikan pengolahan sampah mulai dari hulu, tengah ke hilir.
Baca SelengkapnyaTotal luas lahan TPPAS Lulut Nambo yakni 55 hektare. Hasil pengolahan sampahnya berupa Refuse Derived Fuel (RDF).
Baca SelengkapnyaReklamasi pulau sampah di pesisir Jakarta Utara saat ini belum menjadi hal keharusan
Baca SelengkapnyaPemprov DKI Bangun RDF Plant Senilai Rp1,2 T di Rorotan, Apa Kelebihannya?
Baca SelengkapnyaPengolahan limpah alat kampanye itu dilakukan berdasarkan jenisnya. Untuk bambu dan kayu akan didaur ulang menjadi kompos.
Baca Selengkapnya"Kami satu-satunya kelurahan di Kota Bandung yang sudah semua RW Kawasan Bebas Sampah (KBS)."
Baca SelengkapnyaPjs Bupati Bandung Dikky Achmad Sidik melaksanakan kunjungan lapangan ke Pasar Baleendah.
Baca SelengkapnyaHeru Budi Ingin DLH DKI Tiru Singapura, Sampah Jakarta Bisa Dikelola di Laut atau Teluk
Baca SelengkapnyaPemprov DKI kekurangan pembiayaan untuk membangun RDF Plant dalam penyusunan APBD tahun 2024.
Baca SelengkapnyaBerawal dari protes warga, rumah potong hewan di Cilegon ini sulap limbah jadi pupuk organik.
Baca SelengkapnyaSampah bukan lagi masalah yang mengancam kehidupan manusia.
Baca SelengkapnyaCalon Wakil Gubernur Rano Karno memberi pandangan soal pengelolaan sampah
Baca Selengkapnya