Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pemprov DKI Ancam Sanksi Pihak Sengaja Mencemari Teluk Jakarta

Pemprov DKI Ancam Sanksi Pihak Sengaja Mencemari Teluk Jakarta Wagub DKI Jakarta Ahmad Riza Patria di Kawasan Industri Pulogadung. ©2020 Merdeka.com/Rifa Yusya Adilah

Merdeka.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria memastikan akan menjatuhi sanksi kepada pihak yang terbukti dengan sengaja melakukan pencemaran di perairan Teluk Jakarta. Hal tersebut sehubungan hasil temuan peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Negara (BRIN) tentang air Teluk Jakarta terkontaminasi zat parasetamol.

"Nanti kita akan tegakkan, juga nanti akan diketahui ada unsur kesengajaan dari siapa pun tentu harus diberi sanksi ya," ujar Riza di Balai Kota, Senin (4/10).

Upaya Pemprov saat ini terkait penemuan BRIN itu, kata Riza, yaitu pengambilan sampel air di Teluk Jakarta oleh Dinas Lingkungan Hidup. Untuk proses penelitian tersebut memakan waktu sekitar 14 hari.

Politikus Gerindra ini mengaku pihaknya belum mengetahui penyebab pasti adanya kandungan parasetamol tersebut. "Kami belum tahu apakah kelalaian ada yang membuang dengan sengaja atau tidak sengaja," ujar Riza.

Secara terpisah, Peneliti Oseanografi BRIN, Profesor Zainal Arifin mengatakan kemungkinan potensi sumber zat paracetamol yang mengalir ke laut Jakarta berasal dari ekresi konsumsi dari masyarakat, rumah sakit, dan industri farmasi. Namun tiga kemungkinan ini masih perlu diteliti.

Dalam webinar virtual, Zainal menjelaskan alasannya menyampaikan tiga kemungkinan sumber potensi pencemaran zat paracetamol ke teluk di Jakarta seiring dengan tingginya volume masyarakat. Selain volume masyarakat, intensitas aktivitas di ibu kota juga tinggi seiring dengan jumlah industri.

"Dengan jumlah penduduk yang tinggi dikawasan Jabodetabek dan jenis obat yang dijual bebas tanpa resep dokter, memiliki potensi sebagai sumber kontaminan diperairan," ucap Zainal, Senin (4/10).

Kemungkinan faktor berikutnya adalah pengelolaan limbah farmasi dari rumah sakit belum optimal. Akibatnya, limbah yang terbuang ke lautan terkontaminasi dengan zat paracetamol.

"Sehingga sisa pemakaian obat atau limbah pembuatan obat masuk ke sungai dan akhirnya ke perairan pantai," ungkapnya.

Menanggapi temuan tersebut, peneliti BRIN Wulan Kowagow sepakat perlu adanya perbaikan sistem pengelolaan limbah farmasi. Namun demikian, Wulan mengaku belum mengetahui dampak terhadap manusia akibat pencemaran laut oleh zat paracetamol.

"Jadi saya belum melihat efeknya pada manusia, secara logika konsentrasinya rendah Paracetamol yang kita makan yang kita minum secara logika harusnya efeknya itu kecil seperti itu tetapi tentu saja kalau ingin mengkonfirmasi sebagai peneliti saya harus bilang segala sesuatunya harus dikonfirmasi dulu pada saat kita punya data baru kita bisa berbicara," ucap Wulan.

Sebelumnya, hasil penelitian tersebut masuk dalam publikasi LIPI yang diunggah pada 14 Juli 2021 melalui laman resminya lipi.go.id, terkait tingginya konsentrasi paracetamol di Teluk Jakarta, dengan judul: High concentrations of paracetamol in effluent dominated waters of Jakarta Bay, Indonesia.

Peneliti tersebut di antaranya Wulan Koagouw dan Zainal Arifin. Keduanya dari dari Pusat Penelitian Oceanografi itu menemukan dari empat titik yang diteliti di Teluk Jakarta, dua di antaranya, yakni di Angke terdeteksi memiliki kandungan paracetamol sebesar 610 nanogram per liter dan di Ancol mencapai 420 nanogram per liter.

Sementara itu, berdasarkan lampiran VIII PP Nomor 22 Tahun 2021, parameter baku mutu air laut mencapai 38 jenis yakni warna, kecerahan, kekeruhan, kebauan, padatan tersuspensi total dan sampah.

Kemudian, suhu, lapisan minyak, pH, salinitas, oksigen terlarut, kebutuhan oksigen biokimia, ammonia, ortofosfat, nitrat, sianida, sulfida, hidrokarbon petroleum total, senyawa fenol total, poliaromatik hidrokarbon, poliklor bifenil, surfaktan, minyak dan lemak.

Selanjutnya, pestisida (BHC, aldrin/dieldrin, chlordane, DDT, heptachlor, lindane, methoxy-chlor, endrin dan toxaphan), tri buti tin, raksa, kromium heksavalen, arsen, cadmium, tembaga, timbal, seng, nikel, fecal coliform, coliform total, pathogen, fitoplankton dan radioaktivitas.

(mdk/gil)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ternyata Ini Penyebab Terus Menurunnya Permukaan Tanah Jakarta, Terutama di Bagian Utara
Ternyata Ini Penyebab Terus Menurunnya Permukaan Tanah Jakarta, Terutama di Bagian Utara

Studi mencatat bahwa sekitar 40-70 persen faktor penurunan air tanah diakibatkan pengambilan air tanah. Ini berartiselama masih ada yang mengambil air tanah.

Baca Selengkapnya
KPK Telusuri Potensi Kerugian Negara di Kasus Pengeboran Air di Trawangan
KPK Telusuri Potensi Kerugian Negara di Kasus Pengeboran Air di Trawangan

KPK akan meminta penjelasan dari Pemerintah Kabupaten Lombok Utara dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Amerta Dayang Gunung terkait proyek tersebut.

Baca Selengkapnya
DLH Jakarta Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu
DLH Jakarta Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Ratusan personel kebersihan diterjunkan dalam rangka operasi Grebek Sampah di Pesisir Merunda Kepu

Baca Selengkapnya
Hari Ini Ada Razia Uji Emisi di Jalan Jakarta, Ini Lokasinya
Hari Ini Ada Razia Uji Emisi di Jalan Jakarta, Ini Lokasinya

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta didampingi Polda Metro Jaya menerapkan uji coba tilang uji emisi mulai hari ini, Jumat (25/8).

Baca Selengkapnya
FOTO: Pemprov DKI Keruk Kanal Banjir Barat untuk Antisipasi Banjir
FOTO: Pemprov DKI Keruk Kanal Banjir Barat untuk Antisipasi Banjir

Pengerukan endapan lumpur ini dilakukan sebagai upaya untuk menambah daya tampung air, terutama ketika musim penghujan.

Baca Selengkapnya
Tekan Polusi Udara, Pemprov DKI Wajibkan 14 Industri Pasang Scrubber
Tekan Polusi Udara, Pemprov DKI Wajibkan 14 Industri Pasang Scrubber

Setidaknya terdapat 14 industri yang sudah tercatat akan diwajibkan memasang scrubber.

Baca Selengkapnya
FOTO: Mengeruk Lumpur Kali Ciliwung untuk Antisipasi Pendangkalan dan Banjir Jakarta
FOTO: Mengeruk Lumpur Kali Ciliwung untuk Antisipasi Pendangkalan dan Banjir Jakarta

Pemerintah provinsi DKI Jakarta terus melakukan berbagai upaya dan langkah untuk mengatasi banjir di Jakarta.

Baca Selengkapnya
Razia Uji Emisi Incar Kendaraan Usia Lebih dari Tiga Tahun
Razia Uji Emisi Incar Kendaraan Usia Lebih dari Tiga Tahun

Kendaraan usia lebih dari tiga tahun diberhentikan dan dilakukan pemeriksaan emisi.

Baca Selengkapnya
Begini Strategi Pemprov DKI Antisipasi Banjir saat Musim Hujan
Begini Strategi Pemprov DKI Antisipasi Banjir saat Musim Hujan

Hendri berujar, sarana dan prasarana juga disiagakan.

Baca Selengkapnya
Pengerjaan Proyek Tanggul Laut NCICD Fase A di Jakut Terkendala Banyaknya Pemukiman Liar
Pengerjaan Proyek Tanggul Laut NCICD Fase A di Jakut Terkendala Banyaknya Pemukiman Liar

Jumlah penduduk yang tinggal dan mendirikan bangunan liar di lokasi pengerjaan tanggul pantai rupanya tak sedikit.

Baca Selengkapnya
Kondisi Waduk Melati yang Diharapkan Jadi Pengendali Banjir di Jakarta
Kondisi Waduk Melati yang Diharapkan Jadi Pengendali Banjir di Jakarta

Waduk Melati menjadi salah satu infrastruktur pengendali banjir di Jakarta.

Baca Selengkapnya
Kondisi Banjir Rob di Jakarta Utara, 3 RT dan 4 Ruas Jalan Tergenang
Kondisi Banjir Rob di Jakarta Utara, 3 RT dan 4 Ruas Jalan Tergenang

Banjir rob melanda kawasan pesisir utara Jakarta, Senin (18/11).

Baca Selengkapnya