Pemprov DKI Telisik Kandungan Zat yang Terdapat di Teluk Jakarta
Merdeka.com - Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menyatakan indikator perairan Jakarta tercemar berdasarkan acuan ambang batas aman. Kendati dalam temuan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menemukan kandungan zat parasetamol cukup tinggi di Teluk Jakarta, namun tidak otomatis dinyatakan terjadi pencemaran air.
Kepala Bidang Pengendalian Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Yusiono. A. Supalal mengatakan, uji sampel yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup terkait temuan BRIN untuk mengukur ambang batas keamanan untuk air laut.
"Kalau kami dari sisi lingkungan disebut mencemari apabila melebihi baku mutu yang ditetapkan," katanya di Jakarta, Selasa (5/10).
-
Apa yang diuji di laboratorium lingkungan? Hasil sampel akan diuji meliputi kualitas air permukaan, air limbah dan air sanitasi, yang kemudian dikembangkan ke pengujian lainnya yakni emisi, sumber bergera, emisi sumber bergerak/tidak bergerak, udara di lingkungan kerja, sampai bahan beracun berbahaya.
-
Bagaimana DKI Jakarta mengendalikan polusi udara? Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menerbitkan Keputusan Gubernur (Kepgub) Nomor 593 Tahun 2023 tentang Satuan Tugas Pengendalian Pencemaran Udara sebagai kebijakan untuk mempercepat penanganan polusi udara.
-
Bagaimana kualitas udara di Jakarta diukur? Dilihat dari situs IQAir, indeks kualitas udara DKI Jakarta 153 AQI US. Ukuran polutan utamanya PM2.5 dengan konsentrasi 59.4µg/m3.
-
Kenapa Jawa Barat butuh laboratorium lingkungan? Laboratorium tersebut akan fokus menangani pengujian bahan kimiawi cair, termasuk dari hasil buang perusahaan (limbah). JIka terbukti mencemarkan, maka perusahaan yang bersangkutan akan dimendapat sanksi hukum.
-
Bagaimana kualitas udara Jakarta diukur? Dilihat dari situs IQAir, indeks kualitas udara DKI Jakarta 153 AQI US.
-
Apa masalah utama pencemaran lingkungan? Sampah plastik masih menjadi masalah utama dalam pencemaran lingkungan baik pencemaran tanah maupun laut.
Khusus untuk zat parasetamol, Yusiono mengaku belum ada standar baku mutu yang ditetapkan. Dengan demikian keputusan aman tidaknya air di Teluk Jakarta yang terkontaminasi zat parasetamol bukan pada Dinas Lingkungan Hidup melainkan Dinas Kesehatan.
"Parasetamol ini masih belum ada baku mutu yang ditetapkan. Jadi saat ini terlalu dini (untuk memutuskan) apalagi kami kapasitasnya bukan untuk langsung ke kesehatan manusia. Kami perlu untuk berkoordinasi dengan dinas kesehatan juga," ucapnya.
Sementara menurut Peneliti Oseanografi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Profesor Zainal Arifin dampak air dengan kontaminasi zat parasetamol di dalamnya dapat merusak reproduksi kerang.
Dalam webinar, Zainal menyampaikan pemaparannya penyebab zat parasetamol dapat merusak reproduksi kerang karena kandungan parasetamol menurunkan persentase folikel dan gonad yang ada pada kerang.
Folikel diketahui merupakan kantung berisi cairan yang nantinya membentuk sel telur. Sementara gonad adalah organ pada kerang yang berfungsi sebagai reproduksi.
"Jadi ini kalau prosentase efek dari parasetamol setelah mengalami exposure 24 hari mengalami penurunan lebih tajam. Ini artinya gangguan pada sistem jaringan untuk menghasilkan sel telur. Jadi kenapa kita sebut bahwa berdampak potensi kepada biota laut khususnya kerang ," jelas Zainal, Senin (4/10).
Zainal menjelaskan, dalam proses penelitian kontaminasi zat parasetamol, peneliti menggunakan kerang biru berukuran 30-50 mm sebagai wadah penelitiannya. Kerang tersebut diuji menggunakan air artifisial atau air khusus yang menyerupai air murni laut.
Ada tiga perlakuan selama penelitian, yaitu kerang yang diuji dengan air 40 nanogram per liter, 250 nanogram per liter, dan 1.600 nanogram per liter.
Dari perlakuan tersebut, imbuh Zainal, parameter yang diukur adalah integritas membran, observasi histopatologi, dan analisis mRNA.
Atas rangkaian tes terhadap kerang, Zainal mengatakan belum ada data valid yang menunjukan kontaminasi zat parasetamol berdampak membahayakan bagi manusia. Meski ia tidak menegasikan ada dampak tertentu pada manusia meskipun kecil.
"Apakah ini berpengaruh kepada manusia belum tahu kita, mungkin sangat kecil pengaruhnya," tandasnya.
Sebelumnya, hasil penelitian tersebut masuk dalam publikasi LIPI yang diunggah pada 14 Juli 2021 melalui laman resminya lipi.go.id, terkait tingginya konsentrasi paracetamol di Teluk Jakarta, dengan judul: High concentrations of paracetamol in effluent dominated waters of Jakarta Bay, Indonesia.
Peneliti tersebut di antaranya Wulan Koagouw dan Zainal Arifin. Keduanya dari dari Pusat Penelitian Oceanografi itu menemukan dari empat titik yang diteliti di Teluk Jakarta, dua di antaranya, yakni di Angke terdeteksi memiliki kandungan paracetamol sebesar 610 nanogram per liter dan di Ancol mencapai 420 nanogram per liter.
Sementara itu, berdasarkan lampiran VIII PP Nomor 22 Tahun 2021, parameter baku mutu air laut mencapai 38 jenis yakni warna, kecerahan, kekeruhan, kebauan, padatan tersuspensi total dan sampah.
Kemudian, suhu, lapisan minyak, pH, salinitas, oksigen terlarut, kebutuhan oksigen biokimia, ammonia, ortofosfat, nitrat, sianida, sulfida, hidrokarbon petroleum total, senyawa fenol total, poliaromatik hidrokarbon, poliklor bifenil, surfaktan, minyak dan lemak.
Selanjutnya, pestisida (BHC, aldrin/dieldrin, chlordane, DDT, heptachlor, lindane, methoxy-chlor, endrin dan toxaphan), tri buti tin, raksa, kromium heksavalen, arsen, cadmium, tembaga, timbal, seng, nikel, fecal coliform, coliform total, pathogen, fitoplankton dan radioaktivitas.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tanpa data dan literasi terhadap data, tidak akan ada kesadaran publik, permintaan kepada pemerintah dan aksi-aksi udara bersih dari masyarakat.
Baca SelengkapnyaMochamad Ridwan Kamil, meresmikan Gedung Laboratorium Lingkungan Jawa Barat
Baca SelengkapnyaPemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta didampingi Polda Metro Jaya menerapkan uji coba tilang uji emisi mulai hari ini, Jumat (25/8).
Baca SelengkapnyaDitlantas Polda Metro Jaya kembali memberlakukan sanksi tilang bagi para pengendara yang tidak lolos uji emisi bagi kendaraannya hari ini.
Baca SelengkapnyaHal ini berdasarkan kajian Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta
Baca SelengkapnyaPolda Metro Jaya tengah mendiskusikan wacana perpanjang STNK harus lulus uji emisi.
Baca SelengkapnyaKendaraan usia lebih dari tiga tahun diberhentikan dan dilakukan pemeriksaan emisi.
Baca SelengkapnyaStudi mencatat bahwa sekitar 40-70 persen faktor penurunan air tanah diakibatkan pengambilan air tanah. Ini berartiselama masih ada yang mengambil air tanah.
Baca SelengkapnyaKendaraan yang berlalu lintas di Jakarta harus lolos uji emisi.
Baca SelengkapnyaKualitas udara di DKI Jakarta masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif pagi ini.
Baca SelengkapnyaPemprov DKI Jakarta mulai razia uji emisi pada hari ini, 1 September hingga 3 bulan ke depan. Lakukan uji emisi di bengkel resmi bila tidak ingin kena sanksi.
Baca SelengkapnyaLangkah ini diambil sebagai salah satu upaya menekan buruknya polusi udara di DKI Jakarta.
Baca Selengkapnya