Penampungan kendaraan penuh, Dishub DKI batasi razia parkir liar

Merdeka.com - Banyaknya pelanggar para pemudi yang memarkirkan kendaraannya dengan sembarangan membuat Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta Andri Yansyah mengeluh. Hal ini disebabkan karena kurangnya tempat untuk menampung mobil-mobil pribadi maupun angkutan umum yang sudah terjaring razia oleh petugas.

"Pulogebang udah penuh, Tanah Merdeka penuh. Pulogebang yang bus juga penuh. Satu-satunya Rawabuaya, itu juga sudah mau penuh," ujar Andri saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (18/1).

Atas hal tersebut, kini Dishubtrans DKI membatasi derek kendaraan yang parkir liar di Jakarta dipatok sebanyak 15 mobil untuk satu wilayah karena minimnya tempat penampungan.

"Waduh, umpamanya satu wilayah kota itu kita wajibkan 14-15 kendaraan yang diderek untuk satu hari? Sudah hampir 70 hingga 80 kendaraan. Terus terang saja, saya sudah mengerem nih," katanya.

"Kalau seumpamanya saya sudah dapat lahan lagi untuk penitipan, ya saya geber lagi," tambahnya.

Untuk sementara, kendaraan yang ditilang saat ini akan ditaruh ke Kantor Wali Kota atau kantor lurah maupun kecamatan di masing-masing wilayah.

"Kan kita sudah berkirim surat dengan Pak Wali Kota, Pak camat, dan Pak Lurah. Untuk mau menerima titipan hasil derek kita. Kan derek kita 32 (mobil) sudah main terus," ujar.

Sejauh ini pihak Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI telah berhasil menindak sebanyak 8.966 unit kendaraan pribadi dan angkutan umum yang melanggar. Sedangkan dari segi pendapatan yang telah diperoleh dari pelanggaran tersebut sejauh ini adalah Rp 4.637.000.000.