Pencegahan Corona di Transportasi Jakarta dan Ketidaksabaran Warga
Merdeka.com - Pemerintah mulai berupaya membatasi penyebaran virus Corona atau Covid-19. Presiden Joko Widodo sudah mengimbau untuk mengurangi aktivitas warga dengan cara bekerja, belajar hingga ibadah dari rumah. Pemerintah DKI Jakarta melalui Gubernur Anies Baswedan pun sudah mengeluarkan kebijakan khusus untuk meminimalisir penyebaran virus Corona, terutama di transportasi publik.
Gubernur Anies membatasi jumlah penumpang naik ke transportasi umum di Jakarta. Seperti Transjakarta, MRT dan LRT. Pembatasan itu guna meminimalkan kontak fisik penumpang untuk mencegah penyebaran virus Corona atau Covid-19. Kapasitas gerbong maksimal 300 orang.
"Nantinya akan maksimum diisi 60 orang per gerbong," kata Anies di Balaikota, Jakarta Pusat, Minggu (15/3).
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Bagaimana cara agar terhindar dari Covid-19? 'Pemerintah mengimbau lebih rajin bermasker terutama jika sakit dan di keramaian, lebih rajin cuci tangan, lengkapi vaksinasi segera sebanyak 4x GRATIS, jaga ventilasi udara indoor, hindari asap rokok,' ujar Ngabila.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
-
Bagaimana polisi dapat berkontribusi dalam penanganan Covid-19? Operasi Aman Nusa II menjadi studi kasus utama yang memperlihatkan bagaimana kepolisian, dengan sumber daya dan kapasitasnya, dapat berkontribusi signifikan terhadap penanganan krisis kesehatan publik.
-
Gimana cara pemerintah menjaga keselamatan pemudik motor? Melihat animo masyarakat yang tinggi, pemerintah berupaya menjaga keselamatan pemudik motor. Salah satunya dengan menyediakan rest area di sejumlah titik.
Selain itu, sebelum masuk stasiun ataupun halte penumpang akan menjalani pengecekan suhu tubuh. Bila ditemukan penumpang memiliki suhu tinggi akan langsung dipisahkan. Bagi mereka yang memiliki suhu tubuh 38 derajat celcius akan ditempatkan di ruang tertentu untuk ditangani lebih jauh.
Kebijakan lain juga mengatur jam operasional transportasi di Jakarta. Ketiga transportasi itu hanya akan beroperasi pada pukul 06.00-18.00 WIB saja.
Bahkan jumlah bus dan rangkaian kereta juga akan dikurangi. Rangkaian MRT yang setiap hari ada 16 rangkaian akan berubah menjadi empat rangkaian. Otomatis, jadwal kedatangan juga menjadi lebih lama yakni 20 menit sekali. Sebelumnya kedatangan kereta MRT setiap 5-10 menit sekali. LRT Jakarta juga mengalami perubahan waktu kedatangan, yakni dari 10 menit sekali menjadi 30 menit sekali.
"Kita menurunkan secara ekstrem kapasitas layanan, jadi jadwal MRT, misalnya, yang semula keberangkatannya tiap 5 menit dan 10 menit sekarang akan diubah mulai besok menjadi 20 menit," kata Anies.
Berbagai kebijakan pemerintah untuk meminimalisir dampak penularan Corona, ternyata tidak berjalan mulus sesuai harapan. Dampaknya terlihat sejak pagi tadi. Penumpukan penumpang terjadi di sejumlah moda transportasi publik. Keributan pun tak terhindarkan. Sebab, warga tergesa-gesa dan memburu waktu untuk sampai ke tempat kerja. Kesabaran publik diuji melalui kebijakan pencegahan Corona di transportasi umum.
Transjakarta
PT TransJakarta mulai menerapkan pembatasan operasional armada dalam rangka meminimalkan dampak penularan Covid-19 pada fasilitas transportasi publik di Jakarta. Salah satunya dengan aturan jarak antarpenumpang.
"Modifikasi pola operasi itu guna membatasi interaksi atau jarak antarpenumpang atau 'social distancing' di angkutan umum," ujar Humas PT TransJakarta, Nadia, Senin (16/3).
Kebijakan ini berlaku pada 16-30 Maret 2020 menyusul imbauan Pemprov DKI Jakarta dalam upaya memutus penyebaran virus yang belum ditemukan obatnya itu.
Kebijakan ini ternyata tidak berjalan mulus sesuai harapan. Di sejumlah halte Transjakarta terjadi penumpukan. Bahkan, keributan. Seperti di Halte Transjakarta Pulogadung.
Keributan penumpang terjadi sekitar pukul 07.00 WIB saat penumpang yang merasa terlalu lama mengantre memprotes kebijakan pembatasan armada bus kepada petugas. Beberapa penumpang pada antrean terdepan menjelang pintu masuk halte terlibat cekcok mulut dengan petugas berseragam keamanan.
"Saya sudah kelamaan ini pak nunggunya. Jangan lagi kita diminta mundur-mundur terus dan jaga jarak. Susah ini pak," teriak salah satu penumpang kepada petugas keamanan. Seperti dilansir Antara.
Bahkan sebagian penumpang ada yang membatalkan pemberangkatan dengan bus karena situasi halte yang padat. Penumpang menyebutkan aturan penerapan jarak antrean yang diberlakukan operator TransJakarta menjadi pemicu keributan di Halte Pulogadung, Senin pagi. Penumpang harus mengantre selama berjam-jam mulai dari jembatan penyeberangan hingga ke halte bus.
"Petugas menerapkan aturan penjagaan jarak satu sampai dua meter antarpenumpang, sementara bus datangnya lama. Ini agak sulit buat kami," kata salah satu penumpang, Asa (27).
KRL
Pantauan di Stasiun Bogor, Bogor Kota, Senin (16/3), sejumlah penumpang dilakukan pengecekan suhu tubuh di depan pintu masuk. Seperti diceritakan Anita, salah satu penumpang commuter line.
Penumpang dengan suhu tubuh normal dipersilakan masuk ke area stasiun untuk menuju kereta yang akan mereka gunakan. Namun alat pengecekan suhu tubuh tidak maksimal. Sehingga memicu penumpukan penumpang.
"Tapi enggak semua gate sih ada juga gate yang tanpa diperiksa. Kalau tidak salah penglihatan saya tadi cuma dua gate yang ada alat untuk cek suhu tubuh," kata Anita.
Novan, penumpang lainnya, mengakui kondisi Stasiun Bogor cukup padat antrean pemeriksaan suhu tubuh pagi tadi. Kesabarannya diuji. Dia hanya bisa pasrah terlambat sampai kantor.
"Ini ramai banget pada antre, alamat telat ini," kata dia.
MRT
Antrean panjang akibat pembatasan armada dan waktu tunggu (headways) layanan transportasi juga dialami penumpang Moda Raya Terpadu, termasuk di Stasiun MRT Fatmawati.
Sejak pukul 07.00 WIB, antrean sudah mengular mencapai bagian luar Stasiun MRT Fatmawati. Penumpang yang masih sabar menunggu harus antre hingga mengisi ruang trotoar yang seharusnya digunakan oleh pejalan kaki.
"Artinya kalau saya datang jam 06.00 WIB pagi pun, kemungkinan saya naik kereta jam 07.00 WIB dong?," kata Yanti, salah satu penumpang kepada petugas yang menunjukkan jadwal keberangkatan.
Para penumpang yang rela mengantre itu rata-rata menggunakan masker untuk menutupi hidung dan mulut mereka. Beberapa penumpang juga memainkan ponsel sambil menunggu giliran untuk maju ke dalam stasiun yang terletak di Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan itu.
Petugas keamanan menjaga akses penumpang untuk masuk ke Stasiun MRT dan akses tangga ditutup karena penumpang hanya diperbolehkan menggunakan eskalator.
"Ya tidak apa-apa sih, ini kan bentuk penanggulangan juga dari pemerintah, jadi tidak apa-apa," kata Yanti yang sudah menunggu selama setengah jam untuk masuk ke dalam Stasiun MRT Fatmawati.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengguna Mass Rapid Transit (MRT) kini dibebaskan untuk tidak menggunakan masker.
Baca Selengkapnya"Iya untuk ke depan tidak ditilang," kata Kombes Nurcholis.
Baca SelengkapnyaPenggunaan masker di angkutan umum DKI Jakarta kini mulai ditiadakan. Namun jika tengah dalam kondisi kesehatan menurun, maka disarankan tetap tetap menggunakan masker.
Baca SelengkapnyaPengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah menilai penerapan ganjil-genap 24 jam tidak efektif untuk menekan polusi udara di DKI.
Baca SelengkapnyaTingkat polusinya bahkan melampaui standar aman dari WHO.
Baca SelengkapnyaMeski tidak ada sanksi, kata Latif, untuk razia tes uji emisi tetap dilakukan.
Baca SelengkapnyaKata Jokowi Jakarta telah memiliki sejumlah transportasi massal tapi masih aja macet
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, sekitar 70 persen polusi udara pada beberapa hari ini dipengaruhi sektor transportasi. Simak selengkapnya!
Baca SelengkapnyaPenyiraman air untuk mengurangi polusi dinilai tidak efektif jika areanya besar.
Baca Selengkapnya"Jadi razia tilang uji emisi ini sangat efektif sebagai social engineering tool, mengubah perilaku masyarakat untuk melakukan uji emisi dan merawat kendaraan."
Baca Selengkapnya