Penjelasan Pemprov DKI Penyerapan Anggaran Pengendalian Banjir Tidak Optimal
Merdeka.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mewakili Gubernur Anies Baswedan menanggapi pertanyaan sekaligus saran dari sejumlah fraksi di DPRD atas laporan pertanggungjawaban penggunaan APBD 2020. Satu hal dijawab Riza yaitu alasan penyerapan anggaran untuk program pengendalian banjir tidak optimal.
Pertanyaan ini diajukan oleh Fraksi, Golkar, NasDem, Gerindra, dan PDIP. Riza menjawab, minimnya penyerapan anggaran untuk pengendalian banjir tahun anggaran 2020 dikarenakan kontraksi anggaran akibat dampak pandemi Covid-19.
"Rendahnya penyerapan program penanggulangan banjir di antaranya disebabkan oleh adanya kontraksi anggaran saat dimulainya pandemi Covid-19," ucap Riza dalam rapat paripurna di DPRD, Senin (2/8).
-
Dimana banjir Jakarta tahun 2020 terjadi? Tercatat sekitar 158 kelurahan terendam banjir. Tak hanya merendam pemukiman warga, air juga menggenang di jalan-jalan.Akibatnya, sejumlah transportasi umum seperti KRL, Transjakarta, dan penerbangan di Halim Perdanakusuma dihentikan.
-
Kenapa Jakarta banjir? 'Penyebab curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung,' ujar dia.
-
Apa dampak dari banjir? Banjir tidak hanya menghancurkan rumah dan infrastruktur, tetapi juga mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan.
-
Bagaimana cara mengatasi banjir? Sampai dengan sekarang, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk melakukan normalisasi jalur KA di Stasiun Semarang Tawang. Selain itu, pihaknya juga mengerahkan peralatan dan material yang diperlukan serta ratusan petugas untuk memperbaiki jalur yang terdampak banjir supaya bisa dilewati kembali oleh perjalanan kereta api.
-
Di mana saja Jakarta banjir? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. 'Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta,' kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).Adapun data wilayah terdampak diantaranya Jakarta Selatan.
-
Kenapa banjir Jakarta masih terjadi hingga saat ini? Hingga kini banjir masih menjadi masalah yang belum terselesaikan di Jakarta.Selain karena faktor Jakarta berada di dataran rendah dan dilalui oleh sungai-sungai yang berasal dari Bogor, faktor lain banjir masih terjadi hingga saat ini adalah limbah sampah. Masih banyak warga yang membuang sampah sembarangan yang membuat aliran sungai tersumbat.
Kemudian, imbuh Riza, faktor lainnya adalah pengadaan tanah untuk pengendalian banjir yang mengalami sedikit keterlambatan karena penyesuaian dokumen administrasi dan legal sesuai ketentuan peraturan, dan adanya keterlambatan proses pengiriman barang impor karena pandemi Covid.
Namun demikian, politikus Gerindra itu menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tetap melakukan upaya penanggulangan banjir melalui pelaksanaan pengerukan sungai, waduk, melaksanakan program drainase vertikal, serta memastikan kesiapan pompa-pompa pengendali banjir dalam menghadapi musim hujan.
"Terkait dengan evaluasi kapasitas tampung saluran drainase utama, akan dituangkan dalam kebijakan perencanaan yang akan di-review secara berkala dalam periode waktu tertentu," ucapnya.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyampaikan laporan pertanggungjawaban penggunaan APBD 2020 kepada DPRD. Laporan yang sedianya disampaikan oleh Gubernur Anies Baswedan, diwakili oleh Wakil Gubernur Ahmad Riza Patria.
Dalam laporan itu diketahui realisasi program pengendalian banjir dan abrasi untuk 2020 hanya Rp1,3 triliun atau 74,52 persen dari anggaran yang dialokasikan Rp1,74 triliun.
"Program pengendali banjir dan abrasi dari anggaran Rp1,74 triliun terealisasi Rp1,3 triliun atau 74,52 persen," ucap Riza dalam rapat paripurna di DPRD DKI, Kamis (29/7).
Pengendali banjir merupakan kegiatan yang tergabung dalam prioritas Anies selama menjabat sebagai Gubernur.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu memiliki 5 misi prioritas. Dan untuk misi prioritas pertama terdiri dari kegiatan sebagai berikut;
Program pengembangan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan dari anggaran Rp3,30 triliun terealisasi Rp3,11 atau 94,31 persen,
Program jaminan pemeliharaan kesehatan daerah dengan anggaran Rp2,2 triliun terealisasi Rp1,99 triliun atau 94,08 persen
Program wajib belajar 12 tahun dengan anggaran Rp1,93 triliun terealisasi Rp1,60 triliun atau 83,26 persen
Program pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan dengan anggaran Rp1,52 triliun terealisasi Rp1,42 triliun atau 93,38 persen
Program pengembangan guru dan tenaga kependidikan dengan anggaran Rp1,39 triliun terealisasi Rp1,34 triliun atau 96,63 persen
Misi prioritas kedua; menjadikan Jakarta kota yang memajukan kesejahteraan umum melalui terciptanya lapangan kerja kestabilan dan keterjangkauan kebutuhan program kegiatannya sebagai berikut;
Program pengendali banjir dan abrasi dari anggaran Rp1,74 triliun terealisasi Rp1,30 triliun atau 74,52 persen
Program pengelolaan persampahan dari anggaran Rp1,34 triliun terealisasi Rp1,29 triliun atau 96,31 persen
Program pembangunan atau peningkatan jalan dan jembatan dari anggaran Rp1,08 triliun terealisasi Rp908,13 miliar atau 83,76 persen
Program penyediaan dan pemeliharaan perawatan perumahan rakyat dari anggaran Rp451.90 miliar terealisasi Rp406.03 miliar atau 89,85 persen
Program pengendalian dan penertiban lalu lintas dan angkutan dari anggaran Rp272,01 miliar terealisasi Rp241,24 miliar atau 88,69 persen
Misi prioritas ketiga yaitu l; Jakarta tempat wahana aparatur negara yang berkarya;Program kerja pengembangan TIK Rp120,71 miliar terealisasi sebesar Rp109,44 miliar
Program penataan administrasi kependudukan dianggarkan sebesar Rp85,72 miliar dan terealisasi sebesar Rp82,98 miliar atau 96,73 persen
Program pembinaan pengelolaan dan penatausahaan aset daerah dianggarkan sebesar Rp23,65 miliar dan terealisasi sebesar Rp21,48 miliar atau 90,82 persen
Program pengembangan kompetensi SDM dianggarkan sebesar Rp16,21 miliar dan terealisasi sebesar Rp14,32 miliar atau 88,35 persen,
Program pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah dianggarkan sebesar Rp16,1 miliar dan terealisasi sebesar Rp15,73 miliar atau 97,71 persen
Misi prioritas keempat yaitu; Jakarta sebagai kota yang lestari dengan pembangunan dan tata kehidupan yang memperkuat daya dukung lingkungan dan sosial;
Program pengelolaan pertamanan dianggarkan sebesar Rp38,87 miliar dan terealisasi sebesar Rp34,60 miliar atau 96,53 persen
Program pengelolaan pemakaman dianggarkan sebesar Rp329,33 miliar dan terealisasi sebesar Rp293, 83 miliar atau 89,2 persen
Program penataan kawasan pemukiman dianggarkan sebesar Rl36,99 miliar atau terealisasi sebesar Rp34,40 miliar atau 93,00 persen
Misi prioritas kelima yaitu; Jakarta Ibukota yang dinamis sebagai simpul kemajuan Indonesia yang bercirikan keadilan;
Pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa dengan anggaran sebesar Rp8,02 miliar dan terealisasi sebesar Rp7,93 miliar atau 98,87 persen
Program pemeliharaan dan pengembangan pemanfaatan cagar budaya dengan anggaran sebesar Rp4,68 miliar dan terealisasi sebesar Rp4,64 miliar atau 99,26 persen.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seperti diketahui, pemerintah membangun dua waduk yakni Sukamahi dan Ciawi di Kabupaten Bogor untuk mengurangi debit air yang mengalir ke Jakarta.
Baca SelengkapnyaCapres Prabowo menanyakan soal dana triliunan rupiah yang diberikan untuk Pemprov DKI Jakarta guna menangani polusi di Jakarta
Baca SelengkapnyaAnggota DPR memarahi Ketua KPU terkait berbagai hal dalam rapat Komisi II.
Baca SelengkapnyaAnggaran pembangunan IKN yang dialokasikan pada APBN 2025 hanya sebesar Rp143,2 miliar. Turun drastis dari APBN 2024.
Baca SelengkapnyaPemerintah mengusulkan agar masalah perubahan iklim bukan isu tunggal dalam bidang sumber daya alam
Baca SelengkapnyaStaf Khusus Menkeu menjelaskan, adanya pengurangan anggaran Kementerian dan Lembaga lantaran APBN diprioritaskan untuk pandemi covid-19.
Baca SelengkapnyaKetua Komisi D DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah meminta Pemprov agar segera mengevaluasi penanganan banjir
Baca SelengkapnyaRano Karno mengakui masalah banjir di ibu kota tidak bisa diselesaikan oleh Pemprov DKI saja.
Baca SelengkapnyaAPBDP 2023 terdiri dari Pendapatan Daerah yang diproyeksikan mencapai Rp70,63 triliun.
Baca SelengkapnyaBanjir rob telah berdampak pada 23 desa, 157 fasilitas umum, 6.088 hektare lahan pertanian, dan 44.884 jiwa.
Baca SelengkapnyaDPRD DKI meminta Pemprov DKI Jakarta memberikan penjelasan soal anggaran Rp600 triliun untuk Jakarta menjadi kota global.
Baca SelengkapnyaBobby menagih janji kampanye Edy di periode pertama menjabat Gubernur Sumut.
Baca Selengkapnya