Perang ojek aplikasi, apakah kabar semangat angkutan massal di DKI?
Merdeka.com - Sejak pertengahan tahun ini, ramai-ramai perusahaan aplikasi melirik kendaraan roda dua sebagai peluang bisnis. Mereka berlomba-lomba membuat sepeda motor sebagai ojek yang memanfaatkan sistem aplikasi.
Dengan sistem itu, nantinya pengemudi terhubung langsung dengan calon penumpang lewat aplikasi yang telah di-download. Urusan tarif, tak ada lagi model tembak, karena perusahaan menetapkan tarif sesuai jaraknya dengan batas maksimal kilometer yang ditentukan.
Di Jakarta misalnya. Sebut saja GO-JEK, Grabbike, Bluejek, Topjek, Ladyjek, dan Jegertaksi. Tak cuma untuk kendaraan roda dua, ada pula beberapa perusahaan aplikasi yang khusus menyediakan layanan jasa dengan roda empat seperti Uber dan Grabcar.
-
Bagaimana transportasi di Jakarta berkembang? Pelbagai angkutan umum berteknologi manual hingga mesin pernah menghiasi jalanan ibu kota. Selain kereta yang semula berfungsi mengangkut hasil bumi dan menjadi alat transportasi, angkutan umum di DKI Jakarta masih mengandalkan tenaga manusia dan binatang yakni delman dan becak.
-
Apa yang menyebabkan kemacetan Jakarta meningkat? Berdasarkan data TomTom Traffic Index pada Februari 2023, terjadi peningkatan signifikan kepadatan lalu lintas di Jakarta. Angkanya mencapai 53 persen.
-
Apa yang dilakukan untuk kurangi macet di Jakarta? Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih mengkaji rencana perubahan jam kerja di DKI Jakarta yakni masuk pada jam 08.00 WIB dan 10.00 WIB dengan harapan dapat mengurangi kemacetan hingga 50 persen.
-
Bagaimana cara mengatasi kemacetan di Jakarta? Diperlukan langkah khusus untuk membatasi penggunaan kendaraan pribadi serta menarik minat masyarakat menggunakan transportasi umum yang memadai.
-
Apa penyebab kemacetan parah di Jakarta? 'Kalau kemarin itu karena banjir di beberapa titik banjir. Kalau tadi malam hanya kepadatan karena aktivitas masyarakat untuk buka puasa, itu saja,' jelasnya.
-
Bagaimana rencana mengurangi macet di Jakarta? Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih mengkaji rencana perubahan jam kerja di DKI Jakarta yakni masuk pada jam 08.00 WIB dan 10.00 WIB dengan harapan dapat mengurangi kemacetan hingga 50 persen.
Menjamurnya angkutan berbasis aplikasi seolah membuat pemerintah daerah maupun pusat tak berdaya membendung. Apalagi, respons masyarakat sangat positif.
Padahal, bila melihat ke belakang rencana ini tak sejalan dengan semangat Pemprov DKI meningkatkan dan memperbaiki layanan angkutan massal di Jakarta. Seperti diketahui, bolak-balik Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, berjanji akan menambah armada Transjakarta, bus sedang hingga bus tingkat.
"Saya jamin dari sekarang sampai akhir 2016, akan terus datang bus-bus bagus," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (24/6).
Untuk itu, dalam memaksimalkan penambahan angkutan umum bagi tersedianya transportasi massal yang memadai di ibu kota, Ahok juga akan mengintegrasikan Kopaja dengan layanan Transjakarta. Bahkan, dirinya juga memberikan kesempatan kepada para pemilik bus lainnya, untuk ikut serta bergabung dalam manajemen Transjakarta.
"Kita tawarkan, di luar Kopaja kalau ada bus pribadi yang di manajemen enggak jelas, jatahnya boleh ditambahkan ke Transjakarta, dan bergabung seperti Kopaja. Jadi enggak ada lagi Kopaja jatahnya sekian, enggak ada lagi," ujar Ahok.
Tak hanya itu, Ahok juga menerapkan sejumlah sistem untuk menekan penggunaan kendaraan pribadi di Jakarta. Salah satunya sepeda motor.
Dia membuat kebijakan motor dilarang melintas di kawasan Thamrin hingga Bundaran HI. Bahkan belakang, Ahok berjanji akan memberikan layanan transportasi massa (angkutan umum) bagi warga Ibu Kota secara gratis, guna ikut bersaing dengan kedua perusahaan jasa tersebut.
"Nanti transportasi massal kita tuh gratis. Di dalam kota akan ada bus tingkat gratis. Kita juga adakan tiket harian. Sekarang TNI, Polri, (pegawai) Bank DKI, pelajar, semua gratis," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (13/8).
Ahok berjanji kebijakan tersebut bakal segera terealisasi. Hal tersebut untuk memperluas larangan bagi penggunaan kendaraan roda dua di jalan-jalan protokol.
"Nanti yang seumur hidup juga gratis. (Pemilik) KTP semua gratis. Nantinya pangsa pasar akan terpisah dan motor enggak bisa masuk lagi ke jalan protokol," pungkasnya.
Jika ojek aplikasi terus menjamur di Jakarta, mampukah Ahok mewujudkan angkutan massal yang nyaman dan aman untuk warga Jakarta?
Pengamat Transportasi, Alvinsyah menilai, harusnya pemda DKI maupun pemerintah pusat menjadikan fenomena angkutan aplikasi ini untuk berbenah diri.
"Sebenarnya ini momentum untuk pemerintah daerah dan pusat berbenah diri. Harusnya pemerintah jangan diam dan terlena karena fenomena angkutan aplikasi ini bisa saja sampai tahap menjenuhkan untuk penumpang," katanya saat berbincang dengan merdeka.com, Selasa (12/10).
Dia menilai pemerintah justru yang tak melihat peluang bisnis seperti ini. Alhasil, ada seseorang yang melihat kemudian digarap dan sukses, sayangnya malah menuai pro dan kontra karena beberapa aturan.
"Harusnya pemda malu, ada kewajiban sebagai penyedia layanan transportasi gak dijalankan dengan baik. Akhirnya pasar yang bergerak dan orang melihat ada peluang angkutan aplikasi ini padahal ojek ada sejak puluhan tahun. Makanya ini harus jadi motivasi untuk angkutan umum dibuat menarik," pesannya.
Ditambahkan dia, sebenarnya angkutan massal masih memiliki pasarnya. Sayang, pemerintah belum serius untuk melakukan pengelolaan dengan baik.
"Kita sekarang enggak punya pilihan. Kita terjebak di layanan transportasi, terintegrasi, tapi kita bicara ini dua sisi, karena ini berkaitan dengan tata ruang. Paketnya kalau kalau mau serius, angkutan masal diperbaiki dan tata ruang dibenahi. Seperti angkutan massal, misalnya terstruktur dengan angkutan pendukungnya, seperti mikrolet, tapi sekarang masalahnya dikelola perorangan. Situasi ini harusnya ditanggapi serius, fenomena aplikasi berkembang terus," pungkasnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dari hasil sweeping beberapa pengemudi melintas di Medan Merdeka Barat langsung diarahkan untuk ikut bergabung.
Baca SelengkapnyaOjol berencana menggelar unjuk rasa pada hari ini soal pemotongan tarif yang dianggap membebankan mitra driver.
Baca SelengkapnyaPengguna ojek online (ojol) untuk menghindari kawasan sekitar Medan Merdeka Jakarta Pusat terkait aksi ojol.
Baca SelengkapnyaGrab Indonesia tidak pernah memotong pendapatan Mitra Pengemudi untuk dialokasikan sebagai diskon bagi konsumen
Baca SelengkapnyaDalam tuntutannya ojol meminta pihak pemerintah untuk membuat undang-undang perihal hubungan kerja antara pihak ojol dengan perusahaan aplikasi.
Baca SelengkapnyaMereka memastikan akan tetap bekerja seperti biasa, tidak mematikan aplikasi, agar penumpang tidak dirugikan.
Baca SelengkapnyaAksi unjuk rasa ini menuntut persoalan mengenai tarif di mana potongan yang dibebankan kepada mitra driver mencapai 20 persen hingga 30 persen.
Baca SelengkapnyaOjek online (ojol) dan kurir se-Jabodetabek, hari ini Kamis (29/8) akan melakukan demo
Baca SelengkapnyaPihaknya mengaku tak segan untuk menindak secara tegas terhadap oknum-oknum yang dianggap merugikan pengguna maupun mitra pengemudi.
Baca SelengkapnyaDemo tersebut bakal dilaksanakan Istana Negara dan berapa kantor Ojol
Baca SelengkapnyaDemontrasi berpotensi menghambat pengguna layanan aplikasi karena pengemudi ojol menolak bekerja.
Baca SelengkapnyaGojek memastikan layanan mereka akan tetap berjalan normal
Baca Selengkapnya