Percepat pembangunan tanggul raksasa untuk wujudkan mimpi Jokowi
Merdeka.com - Pemerintah Pusat dan DKI Jakarta sepakat untuk menghentikan sementara (moratorium) reklamasi di Teluk Jakarta. Sebagai gantinya, Presiden Joko Widodo memilih menggarap proyek tanggul raksasa National Capital Integrated Coastal Development (NCICD).
Proyek NCICD ini dalam istilah lain dinamakan sebagai Garuda Project. Di mana nantinya akan berada di depan atau utara dari 17 pulau hasil reklamasi. Jokowi bahkan telah memerintahkan Menteri PPN atau Kepala Bappenas untuk membuat masterplan proyek tanggul raksasa ini sejak tahun 2016 silam.
Kini proyek pembangunan tanggul laut untuk menanggulangi naiknya permukaan air laut itu dikebut pengerjaannya. Proyek yang semula ditargetkan selesai pada 2019, dipercepat menjadi 2018.
-
Kapan Prabowo menyatakan ingin melanjutkan proyek Giant Sea Wall? Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menyebut proyek Giant Sea Wall atau tanggul laut raksasa harus dilanjutkan.
-
Apa yang dibangun di wilayah perbatasan oleh Presiden Jokowi? 'Sejak hari pertama saya dilantik, saya menyampaikan, pemerintah sudah jelas menyatakan bahwa daerah-daerah perbatasan tidak boleh dilupakan karena merupakan beranda-beranda terdepan Indonesia. Seperti di mana kita berada sekarang ini, di Skouw, harus menjadi kebanggaan kita semuanya, kebanggaan masyarakat Papua, dan kebanggaan Indonesia,' ujarnya
-
Mengapa Ganjar setuju proyek Giant Sea Wall dilanjutkan? Di satu sisi, Ganjar mengatakan, pembangunan tanggul raksasa itu penting menjaga ketahanan dari air laut.
-
Siapa yang mengerjakan proyek Giant Sea Wall? Proyek Giant Sea Wall sendiri telah digarap Ganjar Pranowo selama menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah.
-
Apa yang diminta dibangun di Pulau Seribu? Ada permohonan bangunan green house di pulau seribu yaitu milik pimpinan partai tertentu yang diduga itu adalah duit dari Kementan juga,
-
Apa yang diresmikan Jokowi? Jokowi prihatin atas dominasi impor dalam penggunaan perangkat teknologi di Indonesia, dengan nilai impor yang mencapai lebih dari Rp30 triliun. Hal itu disampaikan Jokowi saat meresmikan Indonesia Digital Test House (IDTH) di Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi (BBPPT), Kota Depok, Jawa Barat Selasa, (7/5).
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) Teuku Iskandar mengatakan, masih terdapat beberapa kendala dalam pembangunan NCICD. Sebab masih terdapat rumah warga dan tempat usaha di sepanjang proyek tanggul.
Dia menjelaskan, 148 KK yang berada di Kelurahan Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara itu akan direlokasi ke rumah susun (Rusun) Marunda. Mengingat masih 350 unit kosong di sana.
"Yang terdekat di situ kan Rusun Marunda. Cuma apakah di Rusun Marunda ini cukup untuk memindahkan mereka? Nanti akan kita lihat. Pada prinsipnya kita akan pindahkan mereka supaya mereka lebih nyaman hidupnya, lebih baik," kata Iskandar di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (30/8).
Namun, Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Iman Satria tidak terlalu mau ambil pusing dengan adanya percepatan itu. Karena, dia menilai, apapun keputusan yang dikeluarkan saat ini keputusannya berada di Anies Baswedan selaku Gubernur DKI Jakarta terpilih.
"Nanti kita lihat aja, sekarang kita ikut aja dulu. Selama itu membela masyarakat kita ikut. Kan Gubernur Anies gak menggusur, kita gak tahu teknisnya, makanya nanti kita lihat," jelasnya.
Menurutnya, upaya mempercepat pembangunan tanggul raksasa ini untuk mendukung proyek reklamasi di Teluk Jakarta. Namun, politisi Gerindra ini mengingatkan, tanpa adanya Perda Tata Ruang Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta dan Raperda tentang Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (ZWP3K) maka pembangunan di atas pulau buatan tersebut tidak dapat dilakukan.
"Tapikan sekarang pembahasannya stuck. Pernah diajukan, kita minta Amdal dibenahi baru kita mau bahas. Terus sekarang juga lagi moratorium posisinya, menteri belum ada kebijakan. Dah kita tunggu aja deh," ujar Iman.
Sebelumnya, Presiden Jokowi memberikan tiga penegasan terkait Garuda Project. Beberapa di antaranya ialah agar masterplan harus detail dan tidak merusak lingkungan. Selain itu, Jokowi meminta agar tidak ada pelanggaran kaidah hukum dan aturan yang ditabrak.
Jokowi mengaku telah mendapatkan laporan terkait penurunan permukaan tanah di Jakarta sudah sangat mengkhawatirkan, yakni sekira 7,5 cm hingga 12 cm. Maka dari itu, dia menyebut diperkirakan seluruh kawasan di Jakarta Utara akan berada di bawah permukaan laut pada tahun 2030.
"Data yang saya terima penurunan muka tanah di DKI Jakarta sudah sangat mengkhawatirkan, yaitu 7,5-12 cm. Diperkirakan seluruh Jakarta Utara di bawah permukaan laut pada 2030," kata Jokowi.
"Oleh sebab itu, pembangunan pesisir ibu kota negara atau NCICD (National Capital Integrated Coastal Development) yang sudah digagas cukup lama ini, akan menjadi sebuah jawaban untuk Jakarta. Jadi jangan dipersempit yang berkaitan dengan reklamasi Jakarta," katanya di Jakarta, Rabu (27/4/2016)
Garuda Project meliputi pembangunan tembok laut raksasa sebagai langkah untuk melindungi ibu kota terhadap banjir dari laut. Dinding laut raksasa ini akan dibangun dalam bentuk Garuda menjadi ikon nasional. Ini akan memakan waktu 10 sampai 15 tahun dalam pembangunan.
Kota terpadu yang baru ini akan melibatkan 17 pulau-pulau buatan, lengkap dengan jalan tol, kereta api, dan pelabuhan. Harapannya mampu menyerap sekitar dua juta orang untuk lapangan kerja.
Jakarta saat ini penuh sesak dan infrastruktur yang tidak memadai, masterplan ini akan mengurangi tekanan pada kota yang ada. Panjang dinding laut raksasa bisa mencapai 32 kilometer (dari kota Tangerang di barat Jakarta ke pelabuhan Tanjung Priok Jakarta).
Ada dua fase mega proyek ini. Pertama ialah memperkuat dan meningkatkan tanggul pantai yang ada di sepanjang 30 kilometer, dan pembangunan 17 pulau buatan di Teluk Jakarta. Setelah itu membangun tanggul raksasa dengan lebar 32 kilometer yang meliputi bandara, pelabuhan, jalan tol, kawasan perumahan, kawasan industri, pengolahan limbah, waduk, dan daerah hijau, di ruang sekitar 4000 hektar.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah tengah mengkaji pembangunan proyek tanggul laut raksasa, atau Giant Sea Wall di pesisir Pantura Jawa luar Jakarta.
Baca SelengkapnyaPolitikus Golkar Dave Laksono mendukung rencana pemerintah melanjutkan proyek tanggul laut raksasa (giant sea wall)
Baca Selengkapnya“Saya akan bisikin kepada pemerintahan baru presiden terpilih (Prabowo) agar mimpi besar bisa direalisasikan,” jelas Jokowi
Baca SelengkapnyaAHY mengatakan tujuan pembangunan giant sea wall adalah untuk menyelamatkan manusia.
Baca SelengkapnyaTerdapat 3 tahapan pembangunan Tanggul Laut Pulau Jawa yang akan dikerjakan.
Baca SelengkapnyaProyek tanggul laut raksasa yang sesungguhnya berada di Semarang-Demak.
Baca SelengkapnyaPembangunan tanggul pantai dan muara sungai telah dijalankan secara strategis sejak 2020 silam
Baca SelengkapnyaMenko Airlangga menyebut keberadaan Giant Sea Wall atau tanggul laut raksasa di sejumlah wilayah pesisir sangat penting.
Baca SelengkapnyaAgus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan, pesisir utara Jakarta saat ini sudah memiliki sejumlah tanggul pantai setinggi 4,8 meter.
Baca SelengkapnyaMenurut presiden, angka tersebut sangat besar dan harus dimanfaatkan di pemerintahan berikutnya
Baca SelengkapnyaGanjar tidak mempermasalahkan kapasitas Prabowo sebagai Menteri Pertahanan malah mengulas perihal proyek tanggul laut raksasa tersebut dalam seminar nasional.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menyerahkan sepenuhnya pada Prabowo
Baca Selengkapnya