Pihak Atma Jaya klaim tak ada kekerasan fisik di tubuh Daniel
Merdeka.com - Daniel Vicli Pardamean Tambunan (18), mahasiswa Fakultas Hukum Unika Atma Jaya yang meninggal dunia usai mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Resimen Mahasiswa di kampusnya, sempat mendapat perawatan di Ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit (RS) Siloam dan kemudian dirujuk ke RS Jakarta untuk dirawat secara intensif.
Menurut Anggota Tim Investigasi Unika Atmajaya, Nugroho Adi Pradana, dokter di RS Siloam yang sempat menangani Daniel menyatakan tidak menemukan luka fisik dari tubuh remaja berusia 18 tahun tersebut.
"Dokter Siloam yang menangani Daniel menyatakan tak ada kekerasan pada tubuh korban," kata Adi di Unika Atma Jaya, Rabu (28/10).
-
Mengapa korban diduga meninggal? Diduga kuat, korban meninggal karena sakit karena tidak ditemukan luka akibat kekerasan.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Siapa yang ditemukan meninggal? Saat itu, ditemukan seorang pria atas nama W (55) dalam keadaan tak bernyawa.
-
Bagaimana ilmuwan ini meninggal? Meskipun penyebab pastinya tidak dapat dipastikan, dugaan kuat adalah bahwa kandung kemihnya pecah. Pengabaian untuk buang air kecil selama waktu yang lama diyakini telah menyebabkan tekanan tidak biasa pada kandung kemihnya yang kemudian mengakibatkan pecahnya organ tersebut.
-
Siapa yang meninggal dalam insiden ini? Yang lebih memilukan, kedua teknisi itu masih sangat muda, berusia 19 tahun dan 21 tahun.
-
Apa yang terjadi pada dokter Aulia Risma? Kasus kematian mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Diponegoro (Undip) dokter Aulia Risma Lestari menjadi perbincangan hangat masyarakat luas.
Mendapat kabar demikian, Adi mengaku langsung menghubungi dokter di RS Siloam yang sempat merawat Daniel. Menurut Adi, dokter itu pun memastikan bahwa tak ada kekerasan fisik di tubuh mahasiswa tersebut.
"Kalau kata dokter Binsar yang saat itu berjaga di IGD RS Siloam, tidak ada serangan kekerasan yang bisa dideteksi pada Daniel saat dirawat. Jadi kemungkinan besar tindak ada tindakan kekerasan di sini. Tapi kesimpulan itu baru bisa kita buktikan jika informasi semuanya sudah lengkap," kata Adi.
Sementara itu, terkait dehidrasi yang juga disebut sebut sebagai salah satu penyebab Daniel tewas, menurut Adi itu bisa saja terjadi. "Ya balik lagi kita lihat saja hasil akhir nanti," tutupnya.
Kasus tewasnya Daniel terungkap pada Senin (26/10) kemarin. Mahasiswa yang mengambil jurusan itu sebelumnya dikabarkan tewas usai mengikuti kegiatan Menwa di kampusnya.
Hingga kini polisi masih menyelidiki kematian remaja tersebut. Bahkan guna kasus ini terungkap secara gamblang pihak Unika Atma Jaya juga membentuk tim investigasi mengungkap kematian Daniel.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Susno Duadji, tidak ada pembunuhan dalam kasus Vina
Baca SelengkapnyaTim dokter bekerja untuk mengidentifikasi identitas jasad, penyebab kematian dan memprofiling riwayat medis.
Baca SelengkapnyaAiman tidak menyerang institusi atau individu Polri.
Baca SelengkapnyaKanit Reskrim Polsek Serpong Iptu Eudy memastikan tidak ada pasien di titik ledakan.
Baca Selengkapnya