PKL Tanah Abang rela setor ke preman agar tak direcoki
Merdeka.com - Polisi menangkap 48 preman di Tanah Abang. Mereka menduga masih banyak lagi preman yang memeras pedagang kaki lima (PKL) di sana. Para pedagang di Tanah Abang membenarkan memang ada preman yang kerap meminta uang dengan alasan untuk kebersihan dan keamanan. Mereka pun rela memberikan uang asal tidak diganggu.
"Ya kita tahu sama tahu. Yang penting kita cari makan bisa dan gak ngrecok-ngrecoki," kata seorang pedagang telepon selular di Pasar Abang saat berbincang dengan merdeka.com, Jumat (2/8).
Uang kebersihan tiap bulan yang disetorkan berkisar antara Rp 25 ribu-Rp 30 ribu dalam setiap bulan. Jumlah itu kecil karena menurut pedagang itu dirinya asli Tanah Abang.
-
Apa yang dilakukan preman tersebut? Saat mengemudi, dia dikejutkan lantaran sang preman mengaku terserempet. Seketika, ada adu mulut terjadi. Bahkan, sang preman mengaku memiliki KTA Polri.
-
Siapa yang berhadapan dengan preman? Seorang wanita berhadapan dengan aksi preman di kawasan Palmerah, Jakarta Barat.
-
Mengapa preman itu berubah? Akhirnya, preman tersebut merasa malu atas kekalahannya, mengakui kesalahannya, dan menyatakan keinginannya untuk belajar kepada Sunan Drajat.
-
Apa yang dulu dikenal sebagai 'kampung preman'? Kampung Badran merupakan salah satu kampung padat penduduk di pusat kota Yogyakarta. Dulu kampung itu dikenal sebagai 'kampung preman'.
-
Kenapa Kampung Badran disebut 'kampung preman'? Dulu orang-orang Kampung Badran banyak yang tidak punya pekerjaan tapi akrab dengan kekerasan. Kebanyakan dari mereka merupakan pendatang yang datang dari desa lain.'Kalau waktu itu maling dari daerah lain pada kumpul di Badran. Maling dari Surabaya larinya ke Badran,' kaa Sutrisno dikutip dari kanal YouTube Paradoks.
-
Kenapa nelayan Indramayu bayar uang ke preman? 'Biar saya nyari ikannya nggak keluar dari wilayah,' kata si nelayan.
"Sebenarnya, kalau PKL-PKL ini tidak menempati jalan ya tidak sampai seperti ini masalahnya. Kalau saya cuma ditarik uang kebersihan dari RT RW sini, untuk uang keamanan tidak. Yang ditarik itu paling yang PKL bukan asal Tanah Abang paling," tandasnya.
Keterangan pria itu benar adanya. Sumiati yang berjualan minuman dan rokok di trotoar Jalan Jati Baru mengaku menyetor sejumlah uang. Perempuan paruh baya asal Solo ini mengaku setor uang keamanan sebesar Rp 50 ribu. Jumlahnya tidak terlalu besar karena dirinya hanya pedagang kecil. makin besar usaha, makin besar juga uang yang harus disetor.
"Kebersihan Rp 20 ribu dan keamanan Rp 30 ribu per bulan," jelas Sumiati.
Pantauan merdeka.com di lokasi, dari stasiun Tanah Abang hingga Blok G Pasar Tanah Abang berjajar ratusan PKL. Belum lagi di seberang jalan yang menggunakan badan jalan sebagai tempat untuk menggelar dagangannya, juga tak sedikit jumlahnya. Selain jual makanan dan minuman, kebanyakan dari mereka jual pakaian.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cara pungli dilakukan dengan mengutip langsung kepada para pedagang lebih dari tiga kali dan dilakukan orang berbeda pada pukul 03.00 hin
Baca SelengkapnyaPelaku membersihkan got tanpa adanya permintaan dari pengurus lingkungan setempat.
Baca SelengkapnyaDari tangan para preman, polisi turut mengamankan barang bukti uang tunai sebanyak Rp580 ribu
Baca SelengkapnyaLelahnya fisik seolah hilang, setelah hasil mengamen mereka belanjakan untuk makan.
Baca SelengkapnyaCara pungli dilakukan dengan mengutip langsung kepada para pedagang.
Baca SelengkapnyaMomen saat anggota Brimob cegah personel Propam yang akan bawa pendatang yang dicurigai sebagai preman.
Baca SelengkapnyaTujuh pekerja seks terjaring razia di bekas lokalisasi Gunung Sampan Situbondo bukan warga lokal. Ini sosoknya.
Baca SelengkapnyaTidak hanya menganiaya para pedagang, ratusan diduga preman itu juga merusak kios serta menjarah dagangan serta uang para pedagang.
Baca SelengkapnyaAksi pungutan liar di Bekasi ramai disorot karena dinilai sudah tak wajar.
Baca SelengkapnyaAB memang sengaja mengincar para sopir truk yang berhenti di pinggiran jalan Daan Mogot.
Baca SelengkapnyaPolisi berjanji menindak tegas pelaku yang menyerang para pedagang hingga merusak kios pada Minggu (24/9) sore tersebut.
Baca SelengkapnyaAncaman itu didapatkan agar mereka mau direlokasi.
Baca Selengkapnya