PLTSa segera beroperasi, 50 ton sampah bisa jadi listrik 40 KW
Merdeka.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta segera meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Bantargerbang, Bekasi, Jawa Barat pada Rabu, 21 Maret mendatang. PLTSa ini merupakan kerjasama DKI dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
"Waste to energy yang akan diresmikan nanti 21 Maret dengan BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi). Kemarin sempat tersendat berkaitan dengan gas metan yang menjadi sumber tenaga listrik," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno, di TPST Bantargebang, Bekasi, Jumat (9/3).
Sandi mengatakan, PLTSa dapat mengelola 50 ton sampah menjadi listrik 40 KW dan menghabiskan biaya sekitar Rp 90 miliar dengan luas lahan 1 hektar. Dia menginginkan PLTSa ini menggunakan teknologi.
-
Bagaimana cara mengatasi masalah sampah di Bantargebang? Demi menghindari longsor, maka dilakukan teknik terasering. "Jadi langkah itu yang kita terapkan sembari menunggu dibangunnya ITF di Jakarta.," kata Kepala Satuan Pelaksana TPST Bantargebang UPST DKI Jakarta, Handoko Raitno Solusi Lain Tahun ini, pabrik pengolah sampah atau refuse-derived fuel (RDF) plant akan dibangun di Bantargebang.
-
Apa yang dilakukan Pemkab Bantul untuk mengatasi sampah? “Mohon kerja sama kabupaten/kota untuk mengambil langkah-langkah penanganan sampah secara mandiri di wilayah masing-masing. Penutupan itu juga hasil kesepakatan rapat Sekda DIY dengan Sekda Kabupaten Sleman, Sekda Kabupaten Bantul, dan Sekda Kota Yogyakarta,“ katanya melalui sebuah surat edaran.
-
Siapa yang mengangkut sampah ke Bantargebang? "Tidak kurang dari 7.500 ton sampah diangkut oleh 1.200 truk sampah setiap hari dari Jakarta ke Bantar Gebang.
-
Kenapa Pemkab Sleman harus atasi masalah sampah? Permasalahan yang sering muncul, biasanya sulitnya mencari lokasi untuk tempat pengolahan atau pembuangan akhir sampah (TPA), kapasitas TPA, sampai munculnya penolakan masyarakat sekitar TPA akibat dampak yang ditimbulkan, seperti bau tidak sedap, dan pencemaran lingkungan.
-
Di mana BRI membantu program pengelolaan sampah? BRI berkolaborasi dengan Yayasan Bening Saguling, yang membantu mengatasi persoalan sampah di Waduk Saguling di sekitar Sungai Citarum, Bandung, Jawa Barat.
-
Siapa yang terlibat dalam pengelolaan sampah? Kelompok Pengelola Sampah Mandiri merupakan kelompok swadaya masyarakat dalam mengelola sampah di tingkat padukuhan yang mulai digencarkan kembali oleh Pemkab Sleman.
"Jadi itu di sebelahnya tadi. Kita harapkan teknologi tepat guna ini yang bekerja sama dengan BPPT bisa jadi pilot project yang akan dikembangkan lagi ke depan dan bisa menghasilkan energi," jelasnya.
"Dengan teknologi yang baik, saya mudah-mudahan ini akan lebih berkelanjutan ke depan, sustainable," sambung dia.
Ditambahkan Sandi, Pemprov DKI akan bekerjasama dengan Pemerintah Kota Bekasi dan warga sekitar Bantargerbang karena tanpa dukungan mereka PLTSa tidak akan bisa beroperasi.
Dia juga meminta warga untuk lebih aktif jika ada masalah. Semisal ketika bau sampah menyengat atau lainnya untuk mencari solusi bersama mengatasi masalah tersebut.
"Jadi kita mohon semuanya kondusif. Kalau ada air yang mencemari, kita threat (tanggapi). Juga kalau misalnya ada bau yang menyengat. Saya juga pertama kali masuk juga ada tercium bau. Tapi Alhamdulillah saya sempat lari di sekitar sini. Saya lari dan menghirup sendiri di sana. Jadi ini yang menjadi PR kita dan insya Allah kita tangani," jelas Sandi.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Calon wakil presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka membeberkan langkahnya memecahkan masalah sampah di Solo
Baca SelengkapnyaAda 10 megawatt listrik dioperasikan mengaliri listrik di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN.
Baca SelengkapnyaPembebasan ini merupakan insentif untuk mendorong warga Jakarta agar lebih peduli terhadap pengelolaan sampah.
Baca SelengkapnyaSistem kelistrikan IKN Nusantara 100 persen akan berbasis pada energi baru terbarukan (EBT) yang juga sesuai dengan komitmen PLN mencapai Net Zero Emissions.
Baca SelengkapnyaTotal luas lahan TPPAS Lulut Nambo yakni 55 hektare. Hasil pengolahan sampahnya berupa Refuse Derived Fuel (RDF).
Baca SelengkapnyaLangkah ini penting dilakukan karena ada 13 juta ton lebih sampah plastik dalam setahun.
Baca SelengkapnyaBiomassa sawdust menjadi salah satu pilihan untuk dijadikan energi primer untuk menggantikan peran batu bara.
Baca SelengkapnyaPemerintah menargetkan penambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 68 gigawatt (GW) dalam 10 tahun ke depan.
Baca SelengkapnyaFasilitas ini dapat membantu mengurangi emisi karbon yang dihasilkan sektor kelistrikan, khususnya dari PLTU.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan tandan kosong kelapa sawit untuk biomassa berpotensi besar, karena sumbernya melimpah.
Baca SelengkapnyaTerungkap, Ini Sumber Energi Listrik Jadi Andalan untuk Penuhi Kebutuhan 35 Tahun ke Depan
Baca SelengkapnyaPemerintah kembali mengkaji skema power wheeling dalam RUU EBET.
Baca Selengkapnya