Polda Metro akan Pasang Kamera ETLE di 10 Koridor Transjakarta & Jalan Tol

Merdeka.com - Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya akan mengadakan rapat koordinasi dengan pihak Transjakarta serta pengelola jalan tol terkait dengan pemasangan kamera Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE). Hal ini dilakukan terkait dengan program Kapolri agar tak ada lagi polisi yang melakukan penilangan di jalan.

"Dalam waktu dekat ini kami akan mengadakan rapat dengan pihak Transjakarta dan pengelola jalan tol untuk update terakhir perkembangan pemasangan kamera di 10 koridor busway dan pemasangan kamera di jalur jalan tol di Jakarta," kata Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo kepada wartawan, Rabu (3/2).

"Sehingga sambil menunggu penambahan keputusan Pemda DKI pemasangan kamera ETLE tahap ketiga," sambungnya.

Ia menyebut, untuk target pemasangan kamera ETLE di jalur busway dan jalan tol ini pada pertengahan bulan Maret 2021 mendatang. Target tersebut juga menjadi target nasional Korlantas Polri terhadap delapan Polda di Indonesia.

"(Target) rencananya awal, mungkin minggu kedua atau ketiga Maret. Pihak Korlantas itu akan meluncurkan ETLE Nasional dengan melibatkan 8 Polda, salah satunya Polda Metro Jaya. Itu yang nanti akan dilauncing Bapak Kapolri dan diinisiasi Korlantas secara nasional," sebutnya.

Ia berharap, agar kamera ETLE banyak dipasang di wilayah hukum Polda Metro Jaya. Hal ini agar petugas sudah tak lagi fokus terhadap pelanggaran, melainkan hanya pengaturan lalu lintas saja.

"Semakin banyak (kamera ETLE) semakin bagus. Karena kalau semua titik sudah ada ETLE-nya tentu akan mempermudah anggota lantas di lapangan, sehingga anggota bisa lebih fokus pada pengaturan lalu lintas, tidak kepada menangkap pelanggaran. Penangkap pelanggaran sudah dikerjakan oleh kamera," ujarnya.

Kegunaan Kamera ETLE

Sambodo menjelaskan, kelebihan atau kegunaan dari kamera ETLE ini sendiri nantinya dapat merekam segala bentuk pelanggaran seperti naik motor tidak menggunakan helm serta kelebihan kecepatan.

"Spek kameranya untuk bisa menangkap pelanggaran lain contoh pelanggar over capacity, naik motor bertiga bisa tertangkap oleh kamera. Naik motor tidak menggunakan helm itu juga bisa tertangkap kamera. Kemudian batas kecepatan, baik kecepatan maksimal dan minimal itu juga bisa kena," jelasnya.

"Jadi selain penambahan kamera, jenis pelanggaran yang bisa ditangkap oleh kamera juga bisa," sambungnya.

Penambahan SDM

Apabila nantinya kamera ETLE semakin diperbanyak, maka pihaknya juga akan membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk melakukan pengiriman surat pelanggaran ke rumah para pelanggar lalu lintas.

"Tentu (penambahan SDM) ini kan suatu sistem, tidak hanya kamera saja. Kameranya sistemnya, fiber optiknya, jalurnya, IT-nya semua akan kita upgrade dan tingkatkan dan terutama juga masalah Big Office. Karena kan semakin banyak jumlah kamera tentu semakin banyak surat konfirmasi yang kita kirim ke rumah-rumah, dan ini menimbulkan sumber daya yang cukup besar. Tapi yang jelas, masyarakat Jakarta kepatuhannya untuk bayar denda tilang ETLE ini jauh meningkat," ungkapnya.

Jumlah STNK yang kita blokir tahun 2020 itu lebih sedikit dari STNK yang kita blokir dari tahun 2019, padahal tahun 2019 jumlah kameranya baru 12 tahun 2020. Itu sudah 57 tambah 45. Tapi jumlah STNK yang kita blokir lebih sedikit, artinya kepatuhan masyarakat untuk membayar denda ETLE ini meningkat," katanya.