Polemik pohon palsu di trotoar MH Thamrin yang mengganggu
Merdeka.com - Sebagai tuan rumah, DKI Jakarta terus berbenah dan melakukan penataan di sejumlah titik menyambut perhelatan olahraga se-Asia, Asian Games. Sesuai jadwal, Asian Games akan dimulai Agustus 2018 mendatang.
Salah satu program penataan yang sedang dilakukan yakni merevitalisasi trotoar di ruas jalan protokol seperti Jl MH Thamrin sampai Jl Sudirman. Selain dibuat nyaman untuk pejalan kaki, trotoar juga didesain ramah disabilitas.
Namun di tengah program revitalisasi trotoar yang berjalan, Pemprov DKI Jakarta mendapatkan kritik dari masyarakat pengguna jalan kaki. Sebabnya, di beberapa titik trotoar sepanjang Jl Thamrin dan Sudirman, dipasang pohon palsu.
-
Kenapa pohon ini hampir punah? Mereka terancam oleh Phytophthora cinnamomi, jamur air patogen yang menyebabkan kematian, dan oleh kebakaran hutan yang merajalela yang sesekali mengamuk di wilayah New South Wales ini.
-
Mengapa Pohon 'Berjalan' ini dilindungi? Pemerintah Selandia Baru memberikan penghargaan terhadap sebatang pohon raksasa yang aneh karena memiliki sepasang batang seperti kaki yang sedang melangkah.
-
Apa yang unik dari pohon ini? Pohon prasejarah ini mengingatkan pada beberapa pohon pakis, tumbuhan berbiji, dan tumbuhan berbunga, tetapi pembeda utamanya terletak pada jumlah daun yang jauh lebih banyak dan susunan pertumbuhan yang unik.
-
Kenapa pohon berjalan berpindah? Dikenal luas, pohon ini memiliki kemampuan untuk 'berjalan' dengan cara menumbuhkan akar ke arah yang diinginkan, berpindah dari tempat teduh ke area yang lebih terkena sinar matahari, sementara akar lama akan terangkat dan mati.
-
Mengapa menanam pohon pepaya di depan rumah dianggap membawa energi buruk? Dalam ajaran feng shui, pohon pepaya dianggap sebagai sumber kesialan yang dapat merugikan penghuni rumah. Salah satu dampak negatif yang mungkin terjadi bagi penghuni rumah adalah munculnya masalah keuangan yang tidak terduga.
-
Apa keunikan Pohon 'Berjalan'? Pohon ini terlihat seperti makhluk Ent dari 'The Lord of the Rings'.
Mungkin, peletakan pohon palsu itu untuk menambahkan kesan indah dan rindang. Namun sebagai masyarakat menilai keberadaan pohon palsu malah mengganggu karena tak semua trotoar di sepanjang jalan itu memiliki lebar yang sama.
"Dari awal kami tidak menentang ide itu, karena sebenarnya pada malam tahun baru lalu juga pernah ada. Tapi penempatannya di beberapa titik trotoar seperti di Jl Thamrin yang sempit malah mengganggu pejalan kaki, dan tentunya juga para penyandang disabilitas karena pada akhirnya trotoar tidak bisa diakses," kata Ketua Koalisi Pejalan Kaki, Alfred Sitorus, saat berbincang dengan merdeka.com, Kamis (31/5).
Seingatnya, beberapa waktu lalu Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengajak penyandang disabilitas berjalan menyusuri trotoar mulai dari halte bus Sarinah di Thamrin sampai Perpustakaan Nasional. Saat itu, Anies mengakui sejumlah fasilitas di Jakarta belum ramah disabilitas.
Berkaca dari keluhan Anies tersebut, lanjut Alferd, hendaknya kemudian menjadi pelajaran dalam menata trotoar di Jakarta. Jangan hanya estetika jadi mengabaikan kebutuhan publik dalam mengakses trotoar.
"Jangan latah kebut revitalisasi karena ada Asian Games," katanya.
Dia makin bingung dengan ide penggunaan pohon imitasi ditambahkan lampu-lampu. Jika ingin membuat pohon-pohon bercahaya di sepanjang jalur itu, kenapa tidak memasangkan saja lampu-lampu pada pohon asli yang sudah ada.
"Kenapa coba pohon yang sudah ada ditata sedemikian rupa, kemudian diberi lampu. Yang jadi perdebatan juga, kenapa pohon palsu, dulu ada pohon asli malah ditebangi," jelasnya.
Sebenarnya, katanya, masalah itu bisa diakali jika memang bagian dari penataan. Seperti meletakkan pohon palsu pada trotoar yang luasnya lebih lebar dan tidak di tengah-tengah yang mengganggu pejalan kaki.
"Kalau yang kemarin kita foto itu kan memang diletakkan di trotoar yang luasnya nggak sampai 1 meter, dan di tempatkan di tengah-tengah, jadinya susah lewat. Akhirnya pejalan kaki malah menghindar. Kita nilai ini gangguan serius," tegas dia.
"Dan alangkah lebih baik lagi, pohon-pohon itu ditempatkan di fasilitas publik lainnya yang tidak mengganggu," sambung dia.
Hal aneh yang menjadi perhatian, respons Pemprov DKI ketika ide penempatan pohon palsu itu menjadi ramai dikritik.
"Harusnya kalau merasa benar berikan saja argumentasi, akan dicabut dan dipindahkan ke tempat yang lebih lapang yang gak mengganggu pejalan kaki. Ini kan langsung dicabut, justru menggiring opini aneh di masyarakat seakan-akan ini cuma proyek-proyekan yang begitu ramai dikritisi langsung dicabut. Apalagi katanya program ini dananya sampai miliaran," jelas dia.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Viral poster-poster caleg yang terpaku pada pohon membuat sekelompok warga geram. Warga pun melabeli poster itu sebagai 'Tersangka Penusukan Pohon'.
Baca SelengkapnyaAda ratusan bendera parpol terpasang di pembatas plastik jalur sepeda (stick cone) di Jalan Rasuna Said.
Baca SelengkapnyaPemasangan APK di pepohonan berpotensi merusak lingkungan hidup. Terlebih apabila pemasangan dilakukan menggunakan paku.
Baca SelengkapnyaWarga merasa muak karena jalan berlubang tersebut tak kunjung diperbaiki.
Baca SelengkapnyaAdapun APK yang dimaksud meliputi baliho, reklame, spanduk, umbul-umbul, pamflet, bendera, brosur dan sebagainya.
Baca SelengkapnyaPT KAI Commuter Line menyebutkan jalur kereta yang terganggu pohon tumbang di antara Stasiun Pondok Ranji-Stasiun Kebayoran sudah kembali normal.
Baca SelengkapnyaMenjelang Pemilu 2024, alat peraga kampanye (APK) bertebaran hampir di setiap sudut Jakarta.
Baca SelengkapnyaSebuah pohon tumbang di jalur Kereta Rel Listrik (KRL) antara Stasiun Pondok Ranji - Stasiun Kebayoran
Baca SelengkapnyaBanyak tanaman layu, daun-daunnya rusak, dan bahkan ada yang patah.
Baca SelengkapnyaBiasanya trotoar dibuat begitu sederhana, akan tetapi ada juga yang memakai pola nyeleneh. Simak yuk!
Baca SelengkapnyaPolda Metro Jaya mendorong masyarakat untuk melaporkan ke pihak berwajib apabila menemukan Alat Peraga Kampanye (APK) melanggar aturan.
Baca SelengkapnyaPenumpang Menumpuk di Tanah Abang dan Palmerah Imbas Pohon Tumbang
Baca Selengkapnya