Polemik pohon palsu disebut habiskan anggaran Rp 8,1 M, ini fakta sebenarnya
Merdeka.com - Tata kota yang indah adalah impian setiap warganya. Namun apa jadinya bila keindahan itu ditata tanpa perhitungan.
Itulah yang terjadi pada proyek Sudin Dinas Perindustrian dan Energi Jakarta Pusat. Niat memasang pohon palsu berlampu agar ruas trotoar Jl MH Thamrin menjadi indah, namun yang terjadi malah banjir kritik.
Letak pohon palsu berlampu dinilai tak mempertimbangkan jalur untuk pejalan kaki. Akhirnya pejalan kaki kesulitan melintas.
-
Apa yang rusak di jalan tersebut? 'Kami meminta agar segera dibangun jalan dari Dusun Juron sampai Dusun Dawung, karena ini adalah akses yang paling penting bagi warga kedua dusun. Terutama masalah anak sekolah yang harus mereka perhatikan. Kalau mereka pakai matic, kondisi jalan yang licin berbahaya bagi mereka,' kata Sugiyanto, warga Desa Pandanharum, dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Senin (5/2).
-
Kenapa Pramono Anung mau memperbaiki jalur sepeda di Jakarta? 'Sebenarnya bagus, tapi belum tuntas. Nah yang begitu dibenahi,' ucap dia.
-
Bagaimana cara Pramono Anung mau selesaikan masalah jalur sepeda? 'Saya berjanji mengerjakan kecil-kecil tetapi bermanfaat langsung bagi masyarakat,' tandas dia.
-
Di mana jalan rusak yang Jokowi tinjau? Ruas jalan pertama yang ditinjau Jokowi adalah Jalan Terusan Ryacudu Kabupaten Lampung Selatan.
-
Kenapa Jokowi gerah dengan jalan rusak di Lampung? Kerusakan Jalan di Lampung cukup parah hingga viral di media sosial.
-
Apa fokus Anies Baswedan dalam mengatasi karhutla? Saat sesi menjawab pertanyaan terkait kebakatan hutan dan lahan (karhutla) Kalimantan, Anies menegaskan bahwa harus mengutamakan pencegahan.
Setelah ramai kritik, pohon palsu langsung dibersihkan dari trotoar. Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan wakilnya Sandiaga Uno mengaku kaget dengan keberadaan pohon itu. Keduanya menyebut pemasangan pohon itu tak dikoordinasikan terlebih dulu.
"Ya ngawur aja, nggak tahu idenya siapa, tapi ada petugas dari sudin energi pusat masang tanpa pemberitahuan. Tanpa izin mereka kerjakan. Begitu kita lihat ya langsung cabut," kata Anies.
"Kok bentuknya seperti itu gitu. Bagus mereka mengambil inisiatif, bagus mereka mengambil take risks. Tapi sayangnya ini menimbulkan tentunya menghalangi jalan dari pada pengguna trotoar, udah sempit ini ditaro lagi seperti itu," kata Sandi terpisah.
Bersamaan dengan polemik pohon palsu berlampu, beredar kabar proyek ini diajukan Dinas Kehutanan yang anggarannya mencapai miliaran. Bahkan dalam banyak sebaran di media sosial disebutkan pemenang tender dari proyek ini adalah perusahaan fiktif di kawasan Bekasi.
Merdeka.com coba menelusuri keabsahan informasi tersebut. Dipastikan proyek pohon palsu berlampu dikerjakan Suku Dinas Perindustrian dan Energi, bukan Dinas Kehutanan.
Kepala Dinas Kehutanan, Jafar Muklisin, menegaskan pengadaan pohon palsu di trotoar bukan bidang kerja dinas yang dia pimpin. "Karena kalau kita enggak ada yang imitasi-imitasian. Kita kalau tanaman semua asli. Kita enggak ada di situ, termasuk untuk pengadaannya kita gak terkait," kata Jafar saat dihubungi merdeka.com, Sabtu (2/6).
Namun terkait kabar yang menyebut Dinas Kehutanan mengajukan penganggaran mencapai Rp 8,1 miliar untuk proyek pengadaan tanaman dan bahan dekorasi, dia mengamini.
"Kalau yang di LPSE (laporan pengadaan secara elektronik), itu benar pengadaan tanaman dekorasi. Tapi bukan dengan pohon imitasi," katanya.
Jafar menambahkan, yang dimaksud dengan tanaman dekorasi itu sendiri adalah tanaman-tanaman hidup yang dipakai untuk menghias panggung atau tempat ketika ada kegiatan yang dilakukan baik pemprov, wali kota atau dinas-dinas.
"Itu iya tahun ini kita anggarkan Rp 8,1 miliar. Tapi itu penggunaannya gak langsung cair begitu, tergantung kebutuhan. Misalnya ada dekor, kita ke pengadaan, mohon ini sekian, lalu datang. Jadi dana keluar per kebutuhan, nanti kalau tidak tercapai seumpama hanya habis Rp 6,1 miliar ya kita kembalikan," kata Jafar merinci saat ditanya jumlah anggaran yang fantastis.
Namun dia mengaku tidak mengetahui pasti berapa dana yang dibutuhkan untuk sekali dekor tanaman di setiap acara. Namun yang pasti, kata dia, semakin banyak kegiatan maka anggaran yang terpakai semakin banyak. Harganya juga bergantung pada jenis tanaman hidup yang dipakai.
Menurut potongan data LPSE yang tersebar, pemenang proyek itu adalah PT Cahaya Perisai Afiyah yang beralamat di Jalan Patriot Dalam Nomor 27A, Kelurahan Jakasampurna, Kecamatan Bekasi Barat. Saat ditanya soal alasan memilih perusahaan tersebut sebagai pemenang tender, Jafar berdalih urusan lelang hingga penentuan pemenang urusan Badan Pelayanan Pengadaan Barang Jasa Provinsi DKI Jakarta.
"Jadi SKPD hanya sebagai pengguna, untuk proses lelang, menyeleksi seperti apa perusahaan itu benar atau tidak. Bidangnya atau tidak, itu urusan BPPBJ," katanya.
Merdeka.com juga coba mendatangi perusahaaan yang sedang ramai diperbincangkan. Kantor sekaligus rumah tinggal itu tampak sepi.
Seorang penjaga rumah, Simanjuntak, mengatakan, pemilik rumah sedang bepergian alias tak ada di rumah. Menurut dia, pemilik rumah juga telah berpesan agar disebutkan tak sedang di rumah jika ada yang mencarinya.
"Tadi bapak pesan, kalau ada yang mencari, bilang saja sedang keluar," kata Simanjuntak yang mengaku belum genap sepekan menjaga rumah itu, Jumat (1/6).
Simanjuntak mengaku tak banyak tahu perihal perusahaan milik bosnya. Ia hanya diminta untuk menjaga rumah, karena masih ada hubungan keluarga.
"Saya juga tidak bisa memasukkan tamu, karena sudah dipesankan begitu," kata Juntak.
Seorang pengurus RT di sana menyebutkan bahwa perusahaan yang ada di alamat tersebut pernah bekerja sama dengan DKI Jakarta. Setahunya, perusahaan itu pernah menyediakan jasa kebersihan untuk Dinas Kebersihan.
"Setelah ada pasukan oranye dari Pak Ahok, kemudian sudah tidak bekerja sama lagi," kata pengurus yang tak mau disebut namanya.
Selain itu, ia menginformasikan bahwa istri dari pemilik rumah tersebut merupakan pegawai di rumah sakit.
Perihal informasi sumir yang menyebut pohon palsu berlampu dianggaran Rp 8,1 miliar, Sandi juga telah membantah. Dia menegaskan, pohon imitasi tersebut kepunyaan Sudin dan memang biasa dipakai ketika ada event-event tertentu. Mengingat pohon imitasi sudah dilepas, maka dikembalikan ke gudang.
"Kita sudah periksa bahwa anggaran itu adalah yang disebut-sebut baik itu Rp 8 milliar itu salah. (Begitu pula) Rp 2,2 milliar untuk anggaran Asian Games juga salah," ujar Sandiaga usai upacara Hari Lahir Pancasila di Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (1/6/2018).
"Lampu-lampu tersebut, pohon-pohon plastik tersebut adalah murni stok lama yang dimiliki oleh Sudin Perindustrian dan Energi Jakarta Pusat. Jadi tidak ada anggaran yang dikeluarkan untuk pemasangan pohon imitasi tersebut," kata Sandi.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada ratusan bendera parpol terpasang di pembatas plastik jalur sepeda (stick cone) di Jalan Rasuna Said.
Baca SelengkapnyaViral parkir liar di sekitar Taman Lapangan Banteng.
Baca SelengkapnyaMenurut Ahok, penertiban jukir liar di Jakarta sulit dilakukan karena adanya pihak lain yang terlibat.
Baca SelengkapnyaBanyak tanaman layu, daun-daunnya rusak, dan bahkan ada yang patah.
Baca SelengkapnyaSyafrin menyebut, laporan dari masyarakat terhadap keberadaan jukir liar sangat diperlukan.
Baca SelengkapnyaBPBD melaporkan ada 12 pohon tumbang usai hujan deras mengguyur Jakarta pada Rabu sore (3/7/2024).
Baca SelengkapnyaKritik ini muncul setelah Nabilah menerima banyak keluhan warga di daerah pemilihannya di Jakarta Selatan.
Baca SelengkapnyaWarga merasa muak karena jalan berlubang tersebut tak kunjung diperbaiki.
Baca SelengkapnyaMenjelang Pemilu 2024, alat peraga kampanye (APK) bertebaran hampir di setiap sudut Jakarta.
Baca SelengkapnyaBawaslu Kota Serang mencatat ada 32 banner dan baliho bergambar Prabowo-Gibran
Baca SelengkapnyaSebelumnya jalan ini digali untuk pemasangan pipa cukup besar milik proyek IPAL dari Sei Selayur hingga sekitaran kantor Wali Kota Palembang.
Baca Selengkapnya