Polisi Cek Dua HP Milik Keluarga Tewas di Kalideres, Isinya Penuh Pesan Emosi
Merdeka.com - Polri terus berusaha mengungkap tabir kematian sekeluarga di Kalideres. Sejumlah penyelidikan tengah dilakukan. Salah satunya, memeriksa ponsel dari empat keluarga yang tewas itu.
Apa isi ponsel tersebut?
Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengky Haryadi mengatakan, pihaknya menemukan dua buah ponsel yang digunakan oleh keempat korban.
-
Apa kasus yang sedang diselidiki? Pemerasan itu berkaitan dengan penanganan kasus dugaan korupsi di Kementan tahun 2021 yang tengah ditangani KPK.
-
Kasus apa yang sedang diselidiki? Kejagung melakukan pemeriksaan terhadap adik dari tersangka Harvey Moeis (HM) terkait kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam pengelolaan tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) di PT Timah Tbk tahun 2015 sampai dengan 2022.
-
Siapa yang sedang menyelidiki kasus video viral? 'Kami sudah mengidentifikasi keempat korban yang mabuk dan mengimbau kepada masyarakat untuk tidak meniru perilaku tersebut, karena bisa membahayakan kesehatan dan keselamatan,' kata Kabid Humas Polda Kalsel Kombes Pol Adam Erwindi di Banjarmasin.
-
Di mana pembunuhan keluarga itu terjadi? Arkeolog menemukan situs pemakaman massal ini di Desa Koszyce, Polandia. Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada sampel DNA kerangka tersebut mengungkap sebuah keluarga besar tewas secara brutal di lokasi ini.
-
Apa yang sedang diselidiki KPK? Didalami pula, dugaan adanya penggunaan kendali perusahaan tertentu oleh saksi untuk mengikuti proyek pengadaan di Kementan RI melalui akses dari Tersangka SYL,' ungkap Ali.
-
Apa yang diselidiki KPK? Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus menyelidiki dugaan kasus korupsi pengadaan lahan proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
"Satu HP digunakan oleh masing-masing dua orang," kata Hengky saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, Senin (21/11).
Dalam ponsel tersebut ada Aplikasi Peduli Lindungi. Kemudian, ditemukan komunikasi satu arah antar dua ponsel masing-masing.
"Kami temukan komunikasi satu arah dari 1 HP ke HP yang lain," kata polisi.
Isi komunikasi satu arah itu tentang emosi yang negatif. Namun polisi tak mengungkap detil kalimat negatif yang dimaksud.
"Jadi banyak sekali kata-kata berisi tentang emosi yang bersifat negatif, yang saat ini sedang didalami oleh pihak psikologi forensik," kata Hengky.
Sebelumnya, Hengky menjelaskan pemilik rumah almarhum Budiyanto sempat menghubungi mediator untuk menjual rumah.
"Ada hal yang sangat tidak lazim di sini, pada saat ditemui mediator ini langsung menyerahkan sertifikat asli. Kemudian karena waktu sempat putus asa tidak ketemu pembelinya siapa yang ingin seharga Rp1,2 miliar, akhirnya dikembalikan sertifikat itu kepada almarhum Budiyanto ini tetap ditolak, suruh pegang lagi," kata Hengky.
Pada tanggal 13 Mei, ternyata mediator ini berteman dengan seorang pegawai koperasi simpan pinjam. Oleh karenanya, diniatkan digadaikan sertifikat rumah ini.
Oleh karena itu, pegawai koperasi simpan pinjam ini tertarik mengingat lokasi perumahan ini memiliki NJOP yang tinggi.
"Pembayaran simpan pinjam itu meminta 50 persen NJOP, baik rumah maupun tanah. Pada saat 5 orang datang ke seputaran rumah dua mediator, satu dari petugas atau pegawai dari koperasi simpan pinjam ini datang ke depan rumah sama-sama masuk ke rumah yang menjadi TKP ini," tutur Hengky.
Pada saat itu diterima oleh almarhum Budianto. Begitu membuka gerbang sudah tercium bau busuk yang luar biasa pada 13 Mei 2022 lalu.
Ditanyakan kepada pihak rumah kenapa bau busuk, lalu sang pemlik rumah menjawab bau got. Kemudian masuk ke dalam rumah. Kemudian diminta perlihatkan sertifikatnya, ternyata sertifikat ini atas nama Reni Margareta. Ibu dari Dian. Kemudian ditanyakan Reni ada dimana, sedang tidur di dalam.
Kemudian pegawai koperasi simpan pinjam ini mengajak diantarkan masuk ke dalam kamar. Begitu pintu kamar dibuka pegawai ini masuk menyeruak bau yang lebih busuk.
"Dimana ibunya, ini lagi tidur. Tapi jangan dinyalakan lampu, karena ibu saya sensitif terhadap cahaya, kata anak atas nama Dian yang turut meninggal di TKP," jelas polisi.
Pada saat dibangunkan untuk mengecek sertifikat ini, dipegang-pegang gemuk sehingga agak curiga. Tanpa sepengetahuan Dian, salah satu korban pegawai koperasi simpan pinjam ini menghidupkan flash HPnya. Begitu dilihat langsung yang berssagkutan teriak takbir Allahu Akbar.
"Ini sudah mayat di tanggal 13 Mei," katanya.
Saksi kemudian langsung keluar dan tidak ingin lagi melanjutkan proses gadai. Langsung mengajak dua saksi yang lain segera keluar.
Pada saat keluar ketemu saksi yang lain sudah kami ambil keterangan juga menyatakan yang sama bahwa sempat teriak Allahu Akbar dan salah satu saksi ini dikejar oleh Budianto.
"Tolong pak jangan sampai dilaporkan ke polisi, jangan dilaporkan pihak RT ataupun warga sini. Dan ternyata tidak dilaporkan," imbuhnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi Cek DNA pada Tali yang Ikat Satu Keluarga Lompat dari Apartemen, Ternyata Ini Tujuannya
Baca SelengkapnyaPolisi juga melakukan olah TKP kembali untuk mendapatkan benang merah dari fakta-fakta yang diperoleh penyidik.
Baca SelengkapnyaPetugas kepolisian sudah selesai melakukan pemeriksaan terhadap jasad keempat korban untuk kebutuhan penyidikan.
Baca SelengkapnyaPenyidik akan mereview kembali temuan dengan fakta yang didapat dari lapangan.
Baca SelengkapnyaKesulitan melacak jejak digital satu keluarga itu setelah polisi melihat kondisi handphone sudah tidak utuh.
Baca SelengkapnyaSatu keluarga terdiri dari ayah, ibu dan dua anak nekat lompat dari lantai 21 apartemen Penjaringan
Baca SelengkapnyaPolisi diharapkan mengungkap sebab kematian dan menemukan pelaku atas tewasnya empat anak tersebut.
Baca SelengkapnyaUntuk kemungkinan tewasnya empat bocah, karena kekurangan makanan atau mati karena kelaparan.
Baca SelengkapnyaBeberapa sampel diambil guna diteliti di Laboratorium Forensik.
Baca SelengkapnyaPolda Metro Jaya melakukan olah TKP ulang dan melibatkan Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) untuk mengungkap misteri kematian ibu dan anak yang membusuk itu.
Baca SelengkapnyaAroma menyengat seperti bau bangkai masih tercium di sekitar rumah tersebut.
Baca SelengkapnyaJasad keluarga yang terdiri dari 4 orang yaitu EA (51), JL (18), AIL & JWA (13) ditemukan pukul 16.15 Wib
Baca Selengkapnya